POLITIK
Berita Lama SD 3 Sesetan Denpasar Diviralkan
Foto : Ni Luh Purningsih (kanan) bersama Ni Nyoman Karmianingsih.
[socialpoll id=”2499781″]
Denpasar, JARRAKPOS.com – Kepala SDN 3 Sesetan, Denpasar Selatan Ni Luh Purningsih menyesalkan isi siaran berita salah satu televisi yang kemudian diputar kembali hanya untuk menyerang salah satu pasang calon yang saat ini sedang bertarung di Pilgub Bali kali ini. Saat dikonfirmasi terkait dengan berita soal SD 3 Denpasar yang kondisi bangunan fisiknya memprihatinkan dan siswanya belajar lesehan tanpa bangku, Purningsih mengaku jika kondisi itu terjadi tahun 2014 lalu. “Itu berita lama yang sengaja disebarkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab. Kami sangat tidak terima karena isu itu dijadikan komoditas politik, yang kasusnya sudah terjadi beberapa tahun silam. Kalau tidak percaya, kami minta yang menyebarkan gambar tersebut datang ke sekolah dan melihat secara langsung,” ujarnya di Denpasar, Jumat (11/5/2018).
Ia menyesalkan informasi yang viral di media sosial tentang kondisi sekolahnya. Menurutnya, berita itu sudah terjadi tahun 2014 lalu dan sekarang disiarkan lagi. Padahal sekolah itu sudah dibangun kembali dan kondisi saat berita itu disiarkan 4 tahun lalu itu memang karena bangunan sedang dalam proses perbaikan. “Saat itu memang demikian. Tetapi itu hanya berlangsung selama sekitar satu minggu. Sebab, sudah ada anggaran dari Pemkot Denpasar untuk menanggulanginya,” ujarnya.
Sementara Plt UPT Bidang Pendidikan Kecamatan Denpasar Selatan Ni Nyoman Karmianingsih mengatakan, kondisi yang sesungguhnya saat itu, yakni saat dimana selama beberapa waktu siswa belajar lesehan di ruang kelas yang tidak kondusif. Saat itu ada proses re-grouping, sehingga antara SDN 10 Sesetan dengan SDN 3 Sesetan dilebur menjadi satu sekolah. Di saat terjadi merger itulah, terjadi overload siswa karena terjadi penambahan jam pelajaran, maka sebagian siswa memang ditempatkan di sekolah atau ruang kelas yang tidak memiliki bangku. “Semua anggaran sudah ada. Semua sedang berjalan, tetapi saat itu memang ada beberapa media yang mengangkatnya. Lalu menjadi heboh. Tetapi hebohnya hanya beberapa waktu, karena memang Pemkot Denpasar sudah meresponnya sejak awal. Dan seminggu kemudian, bangku sudah ada,” ujarnya.
Ia mempertanyakan kebenaran informasi yang diviralkan di media sosial. Berita yang sudah sangat lama kemudian disebar kembali, seolah-olah berita itu barusan ditayang. Ia juga menyayangkan kenapa berita itu diviralkan di saat politik seperti ini. “Jangan sampai menjadikan lembaga pendidikan sebagai isu politik, tetapi faktanya tidak sesuai dengan yang ada di lapangan. Kami minta orang yang menyebarkan berita hoax seperti ini segera kembali ke jalan yang benar, dan Tuhan akan membalasnya,’” ujarnya. rls/ama
You must be logged in to post a comment Login