Connect with us

    POLITIK

    Bermental “Teman Makan Teman”, Caleg “Megandong” di PDIP Tak Gentel

    Published

    on


    Denpasar, JARRAKPOS.com – Jelang pelaksanaan Pemilu Legislatif dan Pilpres, tanggal 27 April 2019, berbagai manuver dimunculkan oleh para calon legislatif (Caleg), baik incumbent maupun newcomer dari cara tradisional dengan masimakrama turun langsung ke konstituen, atau pun dengan pendekatan lebih modern lewat media massa untuk menggaet suara. Bahkan, saat ini terus mencuat rumor Caleg “Megandong” yang sangat meresahkan di kalangan Caleg, khususnya calon anggota dewan di tingkat pusat dari partai papan atas di Bali.

    Seperti dari PDI-Perjuangan yang Pemilu kali ini diprediksi paling siap keluar sebagai partai pemenang di Pileg mendatang. Karena itu, mencuatnya Caleg yang megandong pada ketenaran para tokohnya baik yang menjadi gubernur atau bupati di Bali itu, sempat disentil pentolan partai berlambang banteng, I Gusti Agung Rai Wirajaya yang juga Anggota Komisi XI DPR RI Fraksi PDI Perjuangan. “Itu fakta dan megandong sama Bupati. Pekerjaan sebagai Tim Kampanye Daerah Jokowi ditelantarkan,” selorohnya saat dihubungi, Kamis (17/1/2019).

    Baca juga :   Sinyal Plt Ketua Demokrat Bali Melemah, Mudarta Beberkan Alasan

    Sayangnya, tokoh Puri Peguyangan itu, menolak menyebut nama Caleg megandong yang dimaksud tersebut. Tapi pihaknya yang sama-sama selaku salah Caleg DPR RI Dapil PDI Perjuangan beserta calon wakil rakyat ke Senayan lannya sangat dirugikan oleh ulah Caleg yang bermental “teman makan teman” atau TMT tersebut. “Bila bupati atau wakil bupati (Pemkab Badung, red) tidak hadir yang bersangkutan (Caleg megandong, red) pasti tidak hadir. Semestinya kalau bertarung secara gentel tidak mencari keuntungan dan kekuasaan dengan cara megandong,” sesalnya.

    Advertisement

    Rumur Caleg megandong di internal partai, kata Anggota DPR RI tiga periode itu tidak menguntungkan untuk meraup suara. Apalagi, jika setelah terpilih, gaya dari kader yang suka mengandong itu tidak akan pernah ingat dengan sesama kader yang diajaknya berjuang. “Ndak ada diuntungkan buat partai. Malahan dirugikan, karena tidak menambah suara partai. Stagnan disitu saja. Lagian bila saat sudah memegang kekuasaan sering melupakan sahabat yang berjuang. Itu namanya akal licik untuk mendapatkan kekuasaan. Coba mau berbaur dengan masyarakat tentu menguntungkan partai, karena nambah suara partai ke pusat,” bebernya.

    Baca juga :   Partai Demokrat di Bali Loyo, Made Mudarta Segera Dilengserkan?

    Anehnya, model Caleg megandong yang disebut-sebut makin fenomenal itu, tidak mendapatkan sanksi atau teguran dari partai. Bahkan, terkesan dibiarkan dan isunya makin liar di kalangan petinggi sampai akar rumput partai. Terkait hal itu, Gung Rai sapaan akrabnya tidak mau berkomentar panjang. Apalagi persoalan Caleg megandong ini, sudah jadi “musuh bersama” di internal partai, khususnya di kalangan Caleg DPR RI yang diusung PDI Perjuangan. “Kalau soal itu, tanya saja ke pak Ketua DPD (Wayan Koster, red) ya. Yang bersangkutan mungkin punya kelebihan di kacamata Pak Ketua DPD partai. Yang lainnya dibiarkan bergerak tanpa adanya support Pak Ketua Partai,” keluhnya. tim/ama

    Advertisement