EKONOMI
Budidaya Sistem Tumpang Sari, Tingkatkan Produktifitas Pertanian
[socialpoll id=”2522805″]
Tabanan, JARRAKPOS.com – Sistem pertanian dengan teknik budidaya tumpangsari mampu meningkatkan produktifitas pertanian. Dilakukan dengan mengusahakan tanaman lebih dari satu jenis pada lahan dan waktu yang sama. Keuntungan yang didapat meliputi efesiensi baik dari sisi tenaga kerja, lahan hingga biaya produksi. Upaya ini sekaligus untuk menekan serangan hama dan penyakit disamping mampu memperbaiki kesuburan tanah. “Diperoleh produksi lebih dari satu komoditas serta akan terjadi peningkatan pendapatan bagi petani, ” ungkap Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bali, Ir. Ida Bagus Wisnuardhana saat berkunjung ke Subak Kesiut, Kerambitan, Kabupaten Tabanan, Jumat (9/11/2018).
Dalam Kesempatan tersebut Wisnuardhana di hadapan petani Subak Kesiut memaparkan, total luas sawah di Bali 79.526 hektar yang meliputi 1.603 subak sawah dan yang terluas ada di Kabupaten Tabanan yang mencapai 21.452 hektar. Didukung 228 subak di Tabanan rata-rata luas tanam padi dalam setahun di Bali 150.000 hektar dengan dua kali musim tanam dalam setahun. Seiring dengan produktivitas padi rata-rata luas tanam jagung 16 ribu hektar dan kedelai 4 ribu hektar. Inilah yang menjadi tantangan dalam peningkatan produksi tanaman pangan utama padi, jagung dan kedelai. “Upaya-upaya dilakukan dalam peningkatan produksi padi, jagung dan kedelai dengan mengoptimalkan pemamfaatan lahan,” ungkapnya.
Baca juga :
Pemuda Tani Ternak Remaja Mandiri Bali Dibentuk, Jadi Musuh Utama Alih Fungsi Lahan
Tentunya dalam mewujudkan kualitas pertanian dengan sistem tumpang sari maka harus didukung pengembangan sistem irigasi, percepatan tanam dan panen terkait mekanisasi serta penguatan pola tanam dalam artian pergiliran tanam dan tumpang sari. Tentunya harus didukung peningkatan produktivitas dengan penerapan teknologi maju serta upaya mengamankan tanaman dari gangguan hama dan penyakit hingga perlindungan berupa asuransi usaha tani padi. Upaya-upaya yang perlu dilakukan untuk peningkatan produksi dan pendapatan antara lain dengan pengolahan tanah yang baik dan penggunaan pupuk dasar untuk memperbaiki kesuburan tanah. Penggunaan bibit unggul dengan mengatur cara dan jarak tanam didukung pemeliharaan dan pengairan. Petani juga diharapkan sedapat mungkin menjual produksi dalam bentuk hasil, bukan tebasan.
Peningkatan produktifitas pertanian dengan cara ini diharapkan mampu ikut memerangi terjadinya alih fungsi lahan serta mampu meningkatkan produktivitas pertanian ditengah kondisi anomali iklim termasuk didalamnya kondisi irigasi, gangguang hama dan penyakit tanaman. Sistem pertanian ini juga akan mengoptimalkan kinerja dan produktivitas petani. Mengoptimalkan potensi ini perlu dilakukan koordinasi yang saling proaktif antara kelompok tani dengan para petugas teknis lapangan. Usaha ini didukung penyusunan rencana definitif kebutuhan kelompok (RDKK) sebagai persyaratan memperoleh pupuk bersubsidi. Pendampingan teknis budidaya dan pengendalian hama penyakit serta untuk memfasilitasi pemamfaatan alat mesin pertanian dan pemasaran hasil. eja/ama
You must be logged in to post a comment Login