Connect with us

    DAERAH

    Bupati Mas Sumatri Buka Festival Ogoh-Ogoh Sambut Nyepi 2019

    Published

    on


    Karangasem, JARRAKPOS.com – Guna memenuhi aspirasi masyarakat khususnya Generasi Muda di Kabupaten Karangasem, Pemkab Karangasem menggelar Festival Ogoh-Ogoh yang dibuka langsung oleh Bupati Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumatri , di Taman Budaya Candra Buana, Karangasem, Sabtu (2/3/2019). Festival yang diselenggarakan untuk pertama kalinya dalam menyambut hari Raya Nyepi di Kabupaten Karangasem ini mendapat respon antusias dari masyarakat. Ditunjukkan dengan penampilan maksimal para partisipan dan banyaknya masyarakat yang datang menonton atraksi ogoh-ogoh yang dilombakan itu. Pada kesempatan tersebut tampil Baleganjur dari Komunitas Seni Wasesa Ananta Banjat Belong yang merupakan Duta Kabupaten Karangasem dalam Lomba Baleganjur Pesta Kesenian Bali (PKB) XLI Tahun 2019. Dalam kesempatan tersebut juga hadir I Gusti Made Tusan, Ketua DPRD, Sekretaris Daerah, Forkopimda dan OPD lainnya.

    Bupati Mas Sumatri berharap kegiatan ini mampu menumbuhkan kreatifitas pemuda di tingkat desa/banjar. Kedepan event ini diharapkan bisa menjadi agenda rutin tahunan di Kabupaten Karangasem, dan dapat diselenggarakan pada tingkat Kabupaten dengan mengajak peserta lebih banyak. Bupati Mas Sumatri mengatakan, pembuatan dan pengarakan ogoh-ogoh di Karangasem m telah menjadi aktivitas seni budaya yang mentradisi pada setiap Perayaan Nyepi. Meskipun sama sekali tidak menjadi bagian dari ritual Hari Raya Nyepi itu sendiri. Perkembangan ogoh-ogoh di Karangasem saat ini boleh dikatakan sudah semakin maju sehingga dinilai sangat layak untuk disediakan ruang dan waktu dalam bentuk sebuah event atau festival sebagai ruang berkreativitas generasi muda. Baginya tahun Saka Bali 1940, adalah tahun terbaik dalam sepuluh tahun perhitungan. “Artinya hitungannya nge Windhu, maka dilaksanakan Upacara Agung Panca Wali Krama, periodisasi setiap tahun pembaharuan jagat semesta,” jelasnya.

    Baca juga : Sambut Puncak Karya Panca Wali Krama, Bupati Mas Sumatri Mereresik di Pura Kiduling Kreteg

    Festival ini mengangkat tem “Desa Kala Patra” sehingga memiliki nilai pilosofi yang sangat tinggi, yaitu sebuah keharmonisan menuju Harmoni Jagat Semesta. Bupati Mas Sumatri berharap semua bermuara pada Sarwa Prani Hitang Karah yaitu keharmonisan semua makhluk hidup. Sehingga sangat diperboleh ada penilaian yang baik dan yang terbaik, tapi tidak boleh ada yang saling mengalahkan. Karena sesungguhnya niat untuk saling mengalahkan bukanlah intisari dari hakekat hidup, tapi itu kecendrungan pikiran yang dikendalikan oleh emosi. Semua nilai ini diimplementasikan dalam wujud seni dan budaya. Dijelaskan seni melahirkan jiwa halus, sabar, tenggang rasa, damai, dan harmonis. Budaya melahirkan perilaku tata krama yang sopan, teduh, ramah, ikhlas, dan lascarya. “Inilah hakekat jati diri orang Bali yang sesungguhnya, untuk itu, setelah festival ini marilah kita merenung bersama,” ucapnya.

    Advertisement

    Camat Karangasem, Cokorda Alit Surya Prabawa menyampaikan festival Kecamatan Karangasem diijuti 13 ogoh-ogoh. Peserta merupakan perwakilan dari Sekaa Teruna (ST) dari seluruh desa/kelurahan se-Kecamatan Karangasem. Cokorda Alit menambahkan jumlah ini jauh dibawah perkiraan karena banyak ST belum bisa  memenuhi kriteria festival, terutama kriteria terkait penggunaan bahan ramah lingkungan. Selain itu, antusiasme yang tinggi dengan harapan tampil maksimal membuat beberapa banjar dalam satu desa pakraman bergabung untuk membuat satu ogoh-ogoh dalam rangka Festival. Beberapa Sekaa Teruna juga mengalami kesulitan dalam menghimpun anggotanya yang sebagian besar berada di luar daerah. “Jumlah ini memang jauh di bawah ekspektasi kami diawal, mengingat Ogoh-Ogoh yang dibuat dan diarak pada saat Hari Pangerupukan di wilayah Kecamatan Karangasem menurut estimasi kami bisa mencapai ratusan ogoh-ogoh,” ungkapnya.

    Baca juga : Rayakan Siva Ratri Internasional, Brahma Kumaris Ajak Masyarakat Hidup Positif

    Proses penjurian dilaksanakan dalam tiga tahap, yakni penilaian on the spot atau ke banjar-banjar sebagai lokasi pembuatan ogoh-ogoh yang dilaksanakan dari tanggal 25-28 Februari 2019. Penilaian kedua di lokasi daerah persiapan dan penilaian terakhir pada saat Parade. Sebagai sebuah event yang baru pertama kali diselenggarakan Festival Ogoh-Ogoh Kecamatan Karangasem sengaja mengambil tema yang merupakan pemaknaan kedua dari Tagline Karangasem The Spirit Of Bali. Dengan Sub Tema yang kami pakai adalah Buta Hita (Menenangkan Kekuatan Alam, Menciptakan Keharmonisan Jagat Raya Menuju Karangasem The Spirit Of Bali). Sub tema ini dinilai sangat relevan dengan kondisi Karangasem pada khususnya dan Indonesia pada umumnya. Sebagai wilayah dengan tingkat kebencanaan yang tinggi dan dalam beberapa tahun belakangan mengalami banyak kejadian bencana alam. Dalam konsep Agama Hindu, kondisi kerawanan dan ketidakseimbangan alam ini perlu dinetralisir melalui aksi nyata dan ritual keagamaan sebagai pengamalan Falsafah Tri Hita Karana sebagai sebuah konsep keseimbangan absolut, dan pengejawantahan Konsep Rwa Bhinneda. Keluar sebagai pemenang 1 Banjar Kodok Darsana, ST Anom Darsana,  Juara 2 Desa Pakraman Padangkerta, ST Jaya Wikrama, juara 3 Banjar Tampuagan, ST Kumuda Jaya. Adapun hadiah bagi para pemenang yang disediakan berupa piala, piagam dan hadiah uang sebesar Rp 10 juta. */ama

    Advertisement