POLITIK
Cucu Pahlawan Gusti Ngurah Rai “Satu Jalur”, Gek Inda Nyaleg DPRD Badung Lewat PDIP
Ket foto : IGAA Inda Trimafo Yudha alis Gek Inda.
Denpasar, JARRAKPOS.com – Konstelasi politik baik pra dan pasca Pemilihan Gubernur (Pilgub) Bali 2018 sedikit tidaknya mempengaruhi komposisi calon anggota legislatif (caleg) yang diusung masing-masing partai politik (parpol) dalam Pemilu Legislatif (Pileg) 17 April 2019 mendatang. Figur Calon Gubernur Bali terpilih Dr. I Wayan Koster yang juga Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali juga menjadi magnet atau daya tarik tersendiri bagi tokoh Bali bahkan kader-kader dari parpol lain untuk maju nyaleg lewat PDI P.
Salah satunya seperti yang dialami kader Golkar IGAA Inda Trimafo Yudha yang notabene mantan Ketua DPD II Golkar Badung versi Agung Laksono. Gek Inda sapaannya akrabnya, memilih hijrah dari “Partai Beringin” dan maju nyaleg dari PDI P ke DPRD Badung daerah pemilihan (dapil) Petang. Nama Gek Inda sudah resmi masuk dalam Daftar Calon Sementara (DCS) yang didaftarkan DPC PDI P Badung ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Badung, Senin 16 Juli 2018 lalu.
Gek Inda salah satu cucu Pahlawan Nasional I Gusti Ngurah Rai itu, mengaku tergerak untuk menjadi bagian dalam perjuangan dan misi besar mewujudkan pola pembangunan Bali dengan mengusung tagline “Satu Jalur” dengan konsep “One Island One Management” yang digagas Koster dan juga didukung penuh Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta yang juga Ketua DPC PDI P Badung itu.
“Bali sekarang akan dipimpin kader PDI P yang pro wong cilik seperti Pak Koster. Badung juga dipimpin kader PDI P yang mampu mengurangi kesenjangan pembangunan Badung Utara dan Selatan sepeti Pak Giri Prasta. Pak Koster didukung oleh Pak Giri juga berkomitmen mewujudkan Bali sebagai One Island One Management,” kata Gek Inda saat ditemui di Denpasar, Selasa (17/7/2018).
Ia meyakini pola pembangunan Bali dengan mengusung tagline “Satu Jalur” dengan konsep “One Island One Management” akan dapat mengurai benang kusut ketimpangan pembangunan Bali Utara dan Bali Selatan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat Bali. Begitu pula pola “Satu Jalur” akan lebih meningkatkan efektivitas komunikasi dan koordinasi Bupati/Walikota se-Bali dengan Gubernur Bali. “Saya melihat apa yang kita butuhkan untuk meningkatkan kesejahteraan ada di pola pembangunan ini. Komunikasi dan koordinasi Bupati/Walikota dengan Gubernur juga akan lebih baik. Tidak seperti selama ini yang terkesan ada jarak,” kata Gek Inda yang juga Mantan Ketua BPD HIPMI (Himpunan Pengusaha Muda Indonesia) Bali itu.
Gek Inda yang juga cucu pahlawan nasional I Gusti Ngurah Rai itu mengatakan dirinya maju ke DPRD Badung dari PDI P Dapil Petang, karena diminta langsung oleh Ketua DPC PDI P Badung Nyoman Giri Prasta yang notabene Bupati Badung. Ia juga mendapat lampu hijau dan dukungan penuh dari Koster selalu pucuk pimpinan tertinggi “Partai Banteng” di Bali. Bahkan beberapa hari menjelang pendaftaran bakal caleg ke KPU, Koster secara pribadi mengirimkan pesan melalui WhatsApp untuk menanyakan kembali kesiapan Gek Inda Nyaleg dari PDIP. “Itu (dihubungi langsung oleh Koster dan diajak Giri Prasta-red) sebuah kehormatan tersendiri bagi saya. Saya merasa diberi ruang apresiasi,” kata Gek Inda yang merupakan kader Kosgoro 1957 ini.
Gek Inda mengaku sempat mengalamai “perang bathin” sebelum akhirnya memutuskan maju tarung ke Pileg 2019 naik kendaraan PDI P Politisi ayu yang selalu tampil cantik ini lebih dulu meminta pertimbangan kepada ayahnya, IGN Alit Yudha yang notabene mantan Ketua DPD Partai Golkar Bali. Ternyata, sang ayah merestuinya.
Keluarga besar di Puri Carangsari juga tak mempersoalkan perbedaan pilihan politiknya. Ia juga sudah secara resmi mengajukan pengunduran diri sebagai kader Golkar dan kini telah mengantongi KTA (Kartu Tanda Anggota) PDI P.
Di sisi lain Gek Inda juga menilai PDI P sebagai partai modern yang cocok dengan generasi milenial saat ini. Sebagai orang “lapangan” dan orang kerja, dirinya merasa lebih tepat menerima lamaran PDI P. “Saya orang kerja, PDIP adalah partai masa depan yang diterima kalangan muda. Ini kan era milenial. Jadi, saya merasa tidak salah menerima tawaran Pak Giri Prasta,” ujarnya.
Dirinya juga mengaku tidak kesulitan beradaptasi di “rumah” barunya. Sebab sebagai kader dan elit PDI P sudah sangat familiar dengan dirinya lantaran pernah tergabung di sejumlah organisasi yang sama baik di HIPMI maupun di JCI (Junior Chamber International). Sebut saja nama Ketua Bappilu PDI P Bali, IGN Alit Kesuma Kelakan dan Dewa “Jack” Mahayadnya yang kini duduk sebagai Anggota DPRD Bali.
“Saya ini pindah partai tidak pindah warga negara atau pindah agama. Apalagi banyak teman-teman di PDI P membuka jalan. Jadi saya mengikuti kemana arah cahaya,” pungkas Gek Inda yang pernah menjabat Regional President JCI Bali periode 2007. eja/ama
You must be logged in to post a comment Login