DAERAH
Dampak Corona Menakutkan, Dewa Putu Sudarsana: “Pak Gubernur Mohon Kaji Kembali Surat Edaran Nyepi Tahun Saka 1942 di Bali”
Denpasar, JARRAKPOS.com – Dampak wabah virus Corona memang sangat menakutkan, bahkan sampai melumpuhkan perekonomian dan pariwisata di Bali. Sehingga Pemprov Bali mengeluarkan kebijakan-kebijakan untuk memutus penyebaran virus Corona secara luas, seperti halnya PHDI Provinsi Bali, Majelis Desa Adat Provinsi Bali dan Pemprov Bali mengeluarkan Surat Edaran Bersama No.019/PHDI-Bali/III/2020, No.019/MDA-Prov Bali/III/2020, No.510/Kesra/B.Pem.Kesra tentang Pelaksanaan Rangkaian Hari Suci Nyepi Tahun Saka 1942 di Bali.
Menyikapi hal tersebut Pengamat Pariwisata sekaligus Pengusaha, I Dewa Putu Sudarsana merasa khawatir jika Surat Edaran tersebut terus berlanjut dan meminta Gubernur Koster mengkaji kembali. Pasalnya, aktivitas keagamaan di Bali cukup tinggi dan tanpa disadari memberikan keuntungan pada masyarakat Bali, bahkan sampai Bali pun menjadi penyumbang devisa terbesar dan hasilnya mencapai Rp100 sampai Rp150 triliun pertahunnya.
Sudarsana mempertanyakan, dengan adanya Surat Edaran tersebut, apakah acara ritual keagamaan akan ditiadakan? Mengingat Bali ke depan banyak sekali kegiatan keagamaan dan adat pada tahun 2020 di bulan April, seperti halnya upacara besar di Pura Besakih, sedangkan pada bulan Juni 2020 sampai Agustus merupakan bulan yang penuh dengan aktivitas tinggi seperti upacara ngaben.
“Semoga apa yang menjadi Kebijakan Pemerintah Provinsi Bali dapat dikaji kembali seperti halnya keramaian pada upacara keagamaan di Bali dan kita ambil hikmahnya. dan kami masyarakat Bali mendukung setiap langkah-langkah yang bertujuan melindungi masyakat Bali dari wabah COVID 19 yang membuat perekonomian dunia terpuruk dan tidak menentu,” jelasnya.
Ia pun menilai penanganan virus Covid-19 Pemprov Bali masih terbatas, menurutnya Bali belum mempunyai alat test yang akurat untuk menentukan apakah seseorang terkena Covid-19 atau tidak, terhadap orang-orang yang masuk ke Bali. Hal ini sangat ironis, disatu sisi Bali merupakan pintu gerbang pariwisata Indonesia, dan Bali sendiri menyandang predikat tujuan pariwisata dunia terbaik tetapi Bali mengalami keterbatasan fasilitas alat pemeriksaan Covid-19.
“Saya harap pemerintah Bali memiliki kelengkapan alat test Covid yang akurat, dan harus bersifat segera sehingga Bali bisa melakukan test dengan cepat tepat, dan dapat melakukan test sebanyak-banyaknya kepada setiap orang yang masuk ke Bali, baik yang sudah terindikasi maupun yang sehat sehingga masyarakat Bali dan kita semua tidak saling Kaden mengingat Bali sebagai pintu gerbang wisata Indonesia,” pungkasnya. tra/ama