DAERAH
DBD Mengancam, Partisipasi PSN di Gianyar Masih Rendah
Gianyar, JARRAKPOS.com – Tidak hanya fokus untuk mewaspadai Virus Corona atau Covid-19, serangan demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Gianyar yang kini mulai merebak juga mendapat perhatian serius. Terlebih partisipasi masyarakat untuk melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan 3M plus di Gianyar masih sangat rendah. Musim hujan yang terjadi belakangan ini, dipastikan menambah subur pertumbuhan jentik ngamuk Aides Agepty untuk menyebarkan Virus DBD.
Kepala Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit (P2P), Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar, AA Sukamawa saat ditemui Jumat (13/3/2020) mengatakan, rendahnya partisipasi masyarakat dalam ikut menjaga kebersihan lingkungan terutama PSN dan 3M plus. Hal ini tercermin dari angka bebas jentik di Gianyar masih rendah dari 95 persen. Angka bebas jentik yang mesti dipenuhi jika ingin DBD terhindar dari membludaknya kasus DBD.
Ditambah kelembagaan petugas juru pantau jentik (Jumantik) yang bertugas membantu pemerintah melakukan mencegahan DBD di tingkat desa kurang dibentuk. Dimana seharusnya Jumantik ini dibantu Kader Jumantik di tiap banjar, yang bertugas memantau jentik nyamuk di lingkungan masing-masing. “Masyarakat harus berpartisipasi menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan. Kebersihan lingkungan kunci mencegah berkembangnya jetik nyamuk. Terlebih sekarang musim hujan, jentik akan mudah berkembang. Kader Jumantik mesti bekerja lebih keras lagi menghadapi musim ini,” katanya.
Dijelaskannya, jika terjadi kasus DBD pihaknya menurunkan tim untuk melakukan penyelidikan epidemologi. Dari hasil penyelidikan itu nanti akan direkomendasikan apakah perlu dilakukan foging atau PSN yang lebih masif. Diungkapkan, jumlah kasus pada Januari sebanyak 132 dan Februari 132 kasus. Sementata diakui data Maret 2020 belum terakumulasi. “Data ini berasal dari laporan dari UPT Kesmas di tujuh kecamatan,” katanya.
Upaya pencegahan DBD juga ditingkatkan melalui UPT Kesmas di masing-masing kecamatan dengan melaksanakan promosi kesehatan. Sosialisasi diarahkan untuk mendorong masyarakat menerapkan pola hidup bersih, menjaga lingkungan agar bebas dari jentik nyamuk. “Terkait DBD yang paling peting masyarakat berpartisipasi melaksanakan PSN dan 3M plus, guna membebaskan lingkungan dari sarang nyamuk,” katanya.
Sementara itu, Bagian Humas Rumah Sakit Sanjiwani Gianyar AA Parwata mengatakan, pada Januari dan Pebruari 2019 jumlah pasien DBD yang dirawat di RS Sanjiwani masing-masing 29 dan 9 pasien. Angka ini menunjukkam peningkatan dibandingkan dengan periode tahun sebelumnya. Kondisi ini mengharuskan RS Sanjiwani, mengambil langkah-langkah persiapan, dengan mengoptimalkan sarana dan prasarana yang ada. “Jika membludak kami akan memanfaatkan ruang aula sebagai ruang perawatan. Jika bed penuh, pihak RS Sanjiwani akan merujuknya baik ke rumah sakil lain, baik yang ada di Gianyar maupun dirujuk ke rumah sakit yang ada di Provinsi,” terangnya.
Sementara Direktur Rumah Sakit Payangan dr. I Gusti Ngurah Putra mengatakan, sejak mulai dibuka tanggal 14 Pebruari 2020 telah merawat pasien DBD sebanyak 23 pasien. Syukurnya RS Payangan yang sebelumnya merupakan Unit Rawat Inap Kesmas Payangan sudah berpengalaman. Sehingga jika terjadi kasus DBD melonjak di Gianyar, RS yang memiliki kapasitas 60 bed ini siap menerima rujukan pasien dari tempat lain atau dari daerah luar Gianyar. “Sekarang kita punya tempat, alat tenaga medis baik dokter maupun para medis yang cukup,” ujarnya. tur/eja/ama