NEWS
Diduga Ada Permainan Tender, LSM JARRAK Minta Proyek Pasar Seni Sukawati Diawasi Ketat
Gianyar, JARRAKPOS.com – Pengerjaan fisik proyek revitalisasi atau pembangunan kembali Pasar Seni Sukawati, Gianyar dengan pagu anggaran Rp87,89 miliar yang seharusnya sudah dimulai pertengahan Mei 2019, namun hingga memasuki Agustus 2019 memang tanda-tanda penggarapan proyek dari Kementerian PU PR itu, belum tampak. Bahkan, sejumlah pedagang saat itu, sempat mengeluhkan keterlambatan proyek ini sebelumnya, karena proses tender yang dimenangkan oleh PT Putra Jaya Andalan dari kontraktor asal Yogyakarta ini, ternyata baru selesai sekitar Juli – Agustus 2019. Padahal, Presiden Joko Widodo saat mengunjungi Pasar Seni Sukawati, Jumat (14/6/2019), bersama Gubernur Bali Wayan Koster dan Bupati Gianyar I Made Mahayastra, berharap segera bisa dibangun untuk menjadi pasar rakyat yang modern dengan manajemen atau pengelolaan yang baik, sehingga mampu menghidupi ribuan pedagang dan masyarakat di sekitarnya.
Selain berjalan lambat, proyek Pasar Seni Sukawati diduga juga ada permainan tender, sehingga tidak mampu mulai dikerjakan pada pertengahan Mei 2019. Hal itu disorot oleh Ketua LSM JARRAK Bali, I Made Rai Sukarya yang berharap, proyek yang sebelumnya melalui proses lelang pekerjaan yang memakan waktu cukup lama itu diminta diawasi ketat. Karena diduga dilakukan untuk modus memenangkan rekanan tertentu. “Ini sudah kita curigai dan sempat kita turunkan tim dari JARRAK Bali di Gianyar untuk mengecek ke sana. Karena sebelumnya proses tender lama sekali dan anehnya yang menjadi pemenang tender dari kontraktor luar Bali. Ada apa ini? Apa ada permainan tender di sini lagi?,” sentil Rai Sukarya yang juga Anggota Tim 9 Investigasi Aset Negara Komisi Nasional Penyelamat Aset Negara (Komnas PAN) saat dihubungi di Gianyar, Minggu (1/12/2019).
Baca juga : Proyek Galian Pipa SPAM Provinsi Bali Janggal, Gunakan Tanah Urug dan Langgar Clean Construction
Padahal menurutnya, masih banyak kontraktor lokal besar di Bali, seperti PT Tunas Jaya Sanur, maupun PT Bianglala yang juga mampu mengerjakan proyek tersebut. Namun seolah-olah, kontraktor lokal yang ikut tender tidak bisa berkutik dan bersaing dengan kontraktor luar Bali. “Kok bisa untuk proyek pasar saja bisa kontraktor luar Bali yang menang. Sedangkan semestinya lebih mengutamakan putra daerah sebagai pemenang tender, karena pengerjaan proyek seperti ini sudah biasa bagi kontraktor lokal. Kabalai (Kepala Balai Pelaksana Pemilihan Jasa Konstruksi, red) mestinya lebih mengutamakan kontraktor lokal, meskipun ini merupakan proyek dari tender di pusat,” sentil Rai Sukarya seraya mencontoh salah satu proyek galian pipa Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Provinsi Bali di Desa Bukit Sakti menuju Desa Lokapaksa, Buleleng yang disinyalir menyelewengkan anggaran dengan penimbunan pasir dan batu (Sirtu) yang dikerjakan kontraktor luar sampai sekarang disinyalir juga belum beres.
Terbukti saat ini masyarakat disekitarnya telah menutup pengerjaan proyek tersebut, karena sangat mengeluhkan proyek galian pipa SPAM di Desa Bukit Sakti menuju Desa Lokapaksa, Buleleng yang diduga tidak dikerjakan sesuai dengan prosedur yang benar. Dimana kontraktor yang menjadi rekanan pemenang tender, PT Ris Putra Delta membiarkan galian terbuka hingga beberapa hari dan pengurukan galian menggunakan tanah urug dari galian sebelumnya, sehingga ada dugaan terjadi upaya penyelewengan anggaran secara disengaja, apalagi keputusan memakai tanah urug sementara tidak melewati prosedur yang benar. Bahkan material urugan yang dipastikan tidak sesuai kontrak atau standar kontruksi berpotensi menimbulkan kerugian negara yang ditaksir mencapai Rp2,7 miliar. Proyek yang sudah berjalan ini diketahui bagian dari pembangunan SPAM Regional Burana Titab yang dianggarkan dari APBD Provinsi Bali sekitar Rp30 miliar.
Baca juga : Diduga Selewengkan Rp2,7 Miliar, Giliran Proyek Galian Pipa SPAM Provinsi Bali “Berbau Amis”
“Padahal proyek SPAM itu sudah di SCM (Show Cause Meeting) dua kali. Kok sampai nunggu SCM tiga kali baru diputus, padahal proyeknya seperti itu. Tapi itu sebagai tolok ukur saja, pekerjaaan proyek pemasangan pipa SPAM saja seperti itu. Bkin galian di pinggir jalan saja seperti itu, sampai dikeluhkan dan ditutup warga. Apa mau proyeknya lagi-lagi pengerjaannya ga beres seperti itu? Sekarang proyek Pasar Sukawati juga dimenangkan dari kontraktor luar. Apalagi ini proyek ada ornamen Balinya ini. Ke depan biar proyek di Bali pekerjaannya jangan sampai disub-sub terus seperti itu. Jadi kita harusnya mengedepankan kontraktor lokal di Bali, karena lebih tahu mengerjakan ornamen Bali. Ini patut dicurigai dengan penetapan pemenang tender dari luar,” tutupnya. Seperti diketahui sebelumnya, Kepala Pasar Seni Sukawati AA Raka, saat dikonfirmasi, Selasa (6/8/2019), mengakui tender proyek ini sudah selesai. ’’Cuman masih dalam proses,” jelasnya. Seperti apa prosesnya, AA Raka mengaku masih minim informasi. “Baru sebatas itu yang saya terima infonya. Nanti akan saya infokan lagi jika ada perkembangan,” jelasnya.
Sayangnya sampai berita ini diturunkan, Kepala Balai Pelaksana Pemilihan Jasa Konstruksi (BP2JK) Ir. Tjok Bagus Purnawarman D.A, Sp.I belum bisa dikonfirmasi dan angkat bicara. Saat dihubungi tidak merespon, bahkan pesan WhatsApp yang dikirim hanya dibaca. tim/dbs/ama