NEWS
Diduga Dibekengi Aparat Desa, 10 Billboard Shortcut Canggu-Tibubeneng Diminta Dibongkar
Badung, JARRAKPOS.com – Pemandangan tidak sedap akibat semerawutnya pemasangan papan billboard berukuran jumbo di sepanjang jalan shortcut Canggu-Tibubeneng, Kuta Utara, Badung, mengundang protes warga dan pemilik usaha di sekitar kawasan tersebut. Apalagi penataannya dituding hanya asal pasang saja, tanpa ada kajian yang pasti. Bahkan, parahnya lagi semua papan billboard tersebut diduga belum ada yang mengantongi ijin alias bodong. Akibat ulah oknum pengusaha nakal yang diduga dibackingi oleh pejabat desa setempat, maka dari itu, warga dan para pengusaha beserta para investor lokal maupun asing di Canggu, Berawa dan Pererenan sekitarnya melayangkan surat resmi kepada Satpol PP Badung untuk segera bisa menertibkan papan billboard ukuran raksasa di Jalan shortcut Canggu – Tibubeneng, Kuta Utara.
Di mana isi surat tersebut mengatakan, dengan adanya papan billboard berukuran raksasa merasa sangat terganggu yang baru-baru ini bermunculan di sepanjang jalan shortcut Canggu, tetapi berada di wilayah desa Tibubeneng. Sepanjang jalan 200 meter terdapat lebih dari 10 buah papan reklame raksasa, yang semuanya tidak memiliki ijin. Mereka mengaku dengan berjejernya papan billboard berukuran raksasa, sudah dipastikan ketika angin kencang membuat resah warga, karena bisa mengancam keselamatan para pengendara mobil, dan motor maupun pejalan kaki yang melintas di sekitar kawasan itu. Papan-papan reklame ini, juga membuat kumuh wajah desa Canggu dan sekitarnya. Apalagi jalan shortcut Canggu-Tibubeneng ini setiap harinya di lalui oleh ribuan turis mancanegara dan dan local.
Salah satu warga yang juga pengusaha pariwisata yang menetap di Canggu, Widodo Hariyanto menyebutkan Bali adalah pulau yang indah tidak seharusnya di kotori oleh papan papan reklame raksasa yang hanya menguntungkan satu dua orang, tetapi telah mengotori dan menghilangkan citra Pulau Bali yang indah. Apalagi ditahun 2022 ini Indonesia menjadi tuan rumah dari G20, dimana akan kedatangan pemimpin pemimpin dunia, seharusnya di lakukan penertiban dan pembenahan. “Kami telah menyampaikan secara lisan keberatan kami kepada Pak Perbekel Desa Tibubeneng baik melalui dialog maupun teguran. Jumlah papan reklame saat ini terus bertambah hingga saat ini menjadi 10 buat tiang. Tiang billboard ini dapat membahayakan pengguna jalan, apabila tiang ini roboh dan menimpa pengguna jalan akan menimbulkan korban jiwa. Seharusnya itu menjadi tugas dan tanggung jawab pemimpin desa yang di pilih masyarakat, adalah untuk menjaga kelestarian dan keindahan desa,” tegasnya.0
Bersama warga dan sejumlah pengusaha baik lokal maupun asing, juga melayangkan surat resmi untuk meminta bantuan dan memohon kepada Kepala Satuan Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Badung untuk menindak, menertibkan, dan membongkar papan reklame tanpa ijin yang berdiri dan mengotori wajah Desa Tibubeneng yang telah sangat menggangu kenyamanan masyarakat luas. “Surat ini ditanda tangani masyarakat luas yang namanya tertera dan ditandatangani dan juga ada distempel resmi perusahaan,” bebernya. Pihaknya mengakui, banyaknya billboarad berukuran jumbo yang sudah sempat dibersihkan dan ditata di sekitar shortcut tersebut, membuat warga sekitar merasa sangat terganggu. Bahkan menurutnya sebagian para pengusaha yang berinvestasi disana juga merasa dirugikan. Pasalnya, dengan adanya papan billboard tersebut jelas-jelas merusak pemandangan, sebab Canggu dan Tibubeneng yang masuk bagian Kuta Utara basis perekonomian utamanya adalah pariwisata.
“Dengan berjejernya papan billboard ukuran raksasa sudah dipastikan menjadi polusi pemandangan. Bahkan berkesan menjadi daerah kumuh, kalau sudah seperti ini siapa yang dirugikan. Kan kita disini basisnya pariwisata dan budaya, kalau pemandangan sudah rusak sudah pasti akan ditinggalkan wisatawan,” bebernya. Karena itu, Widodo sangat berharap kepada Pemkab Badung dan aparat yang terkait, agar segera meninjau papan billboard ukuran raksasa ini untuk bisa ditertibkan. “Saya harapkan di daerah shotcut Canggu-Tibubeneng tersebut ada penghijauan. Dan saya juga sangat menginginkan semua pembisnis di Canggu dan sekitarnya bisa membangun dengan konsep penghijauan, tanam pohon, buat saluran got yang baik. Jangan hanya mementingkan keuntungan saja tetapi dampak lingkungan kedepan tidak diperhitungkan,” ungkapnya.
Tambah Widodo, terkait protes warga terkait papan billboard tersebut, juga pernah ditanggapi dengan melakukan komunikasi dengan Kadis PUPR Badung, IB Surya Suamba. Pihaknya bahkan menyarankan agar semua pengusaha di Canggu maupun di Bali sudah tidak lagi beriklan menggunakan papan billboard yang merusak pemandangan. “Kan bisa dikatakan sudah bukan jamannya lagi, apalagi sekarang jamannya sudah digital yang bisa memanfaatkan Medsos untuk beriklan. Kalau untuk beriklan kenapa kita tidak memanfaatkan digitalisasi di Medsos, jadi kita tidak lagi merusak pemadangan dengan tidak beriklan di papan billboard, itu sudah tidak jamannya lagi beriklan di papan billboard seperti itu,” pungkasnya. Sayangnya sampai berita ini diturunkan, baik Kasatpol PP Badung maupun Perbekel Desa Tibubeneng belum bisa diminta klarifikasi terkait keluhan dan protes warga dan para pengusaha tersebut. tra/ama
You must be logged in to post a comment Login