OLAHRAGA
Dikalahkan PSIM, Manajemen Harus Sudahi Kerja sama dengan Mukson
Medan – Kekalahan PSMS Medan 1-2 melawan PSIM Yogyakarta di stadion Mandala Krida Yogyakarta, Jumat (22/1) dalam laga kedua 12 Besar berbuntut.
Manajemen PSMS diminta untuk menyudahi kontrak atau kerja sama dengan pelatih Miftahudin Mukson menyusul kekalahan itu sudah tak memungkinkan lagi untuk lolos ke babak berikutnya
“Biarlah PSMS tanpa pelatih coach Miftah dan asisten asal Medan Legimin diberi kepercayaan siapa tahu ditangannya PSMS bisa bangkit di sisa 4 pertandingan.
Dar pada tetap ditangan coach Miftah yang mohon maaf tanpa mendahului kita sudah tahu tidak akan bisa ke Liga 1” kata pengamat sepakbola Ahmad Mulyadi di Medan, Jumat
Mantan wartawan olahraga minta manajemen terbuka untuk urusan pelatih.
“Wahai management kami tahu anda yang punya uang tapi kami juga punya hati untuk PSMS tolonglah disudahi kerjasama dengan coach Miftah dan Ucapkan terima kasih atas jasanya meloloskan PSMS dari degradasi”pintanya.
Menurut mantan anggota DPRD Sumut itu Kekalahan PSMS Sudah Diprediksi. Untuk mendapatkan kemenangan melawan tim-tim dari luar Sumut untuk tahun ini suatu yg sulit dicapai dan belum terealisasi terlebih lagi main di kandang lawan.
Hal ini yg dialami PSMS pada saat melakoni laga away melawan PSIM di Yogyakarta.
Di babak pertama seperti biasa pola dan strategi yang diterapkan oleh pelatih yang sebelumnya menangani Persekat Tegal ini tidak jelas.
Permainan PSMS tak menyerang tidak juga bertahan hanya coach Mifta sendirilah yg tahu pola yang diterapkan.
Kelemahan yang paling menyolok adalah adanya perubahan masuknya gelandang bertahan Eduardus yang justru menambah rapuhnya lini tengah PSMS bukan menambah baik tapi justru semakin terlihat ketidakjelian pelatih dalam menempatkan pemain.
Kedua gol lawan semua berkat heading yang tidak bisa diimbangi oleh gelandang bertahan sehingga hanya mengharapkan stoper Kim dan Joko.
Sedang 2 gelandang bertahan tidak mampu lompat atau heading akibat fisik yg terbatas atau dikatakan berbadan besar bahkan yg mengherankan berkali-kali jatuhdalam perebutan bola dgn lawan.
Selanjutnya dibabak kedua setelah dikembalikan atau dimainkan salah satu gelandang bertahan Munadi menggantikan eduardus sedikit ada perubahan lini tengah PSMS dalam menjalankan serangan ke lini pertahanan lawan shg dapat tercipta goal balasan dan nerubah skor menjadi 2 – 1 leading untuk PSIM. Sayangnya lagi-lagi ketidakjelian pelatih yang selama ini sering terlalu lama memasukan pemain pengganti untuk mengejar ketertinggalan hal ini terjadi lagi pada perrandingan kali ini dimana pada saat waktu normal lebih kurang 5 – 10 menit barulah dimasukan pemain yang berposisi striker dgn naksud untuk mengejar ketertinggalan.
Akhirnya sudabisa diprediksi pergantian ini tak bisa membawa perubahan. Jangan kan untuk memenangkan pertandingan seri sajapun ngak bisa shg kita PSMS kalah 2 – 1.
Tentu kalo masih seperti ini permainan PSMS dan msh dinakhodai coach Miftah dari awal sudah bisa kita tebak PSMS tidak bisa lolos ke Liga 1 dan bersyukur tak degradasi ke Liga 3.
You must be logged in to post a comment Login