DAERAH
Diterjang Musim Kering, Stok Pangan di Bali Masih Aman
Denpasar, JARRAKPOS.com – Meskipun tahun ini diterjang musim kemarau panjang, namun stok atau cadangan pangan di Bali ternyata masih cukup aman hingga beberapa bulan kedepan. Pernyataan tersebut diungkapkan oleh Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Bali, Ir. I Wayan Jarta, MM. Ditegaskan kembali, ketersediaan cadangan pangan khususnya beras saat ini masih lebih dari cukup sampai 6 bulan ke depan. Hal itu, juga berdasarkan data dari Bulog dan para distributor beras di Bali. Jarta juga menjelaskan, meskipun Bali sekarang ini terkena musim kering yang berdampak terhadap penurunan hasil produksi pertanian di Bali terus berkurang, namun untungnya tidak banyak berpengaruh pada ketersediaan bahan pangan di Bali.
Sedangkan untuk komoditas pertanian lainya, seperti bawang dan cabai ketersediannya juga masih plutuaktif, tetapi pengaruh terhadap stok pangan di Bali tidak ada yang mencolok. “Kalau kemarin seperti bawang yang sempat mengalami lonjakan harga karena musim. Segera kita ambil tindakan untuk pangan segar dengan bekejasama dengan Dinas Perdagangan untuk berkoordinasi, apakah Bali harus menerima pangan segar dari luar untuk bisa kembali menormalkan harga pangan segar di Bali,” ucap Jarta ketika ditemui di Denpasar Rabu (13/11/2019) seraya menghimbau masyarakat Bali, agar tidak selalu bergantung pada satu sumber pangan saja seperti beras.
Baca juga : Regulasi Harus Ditegakan, 400 Hektar Per Tahun Lahan Pertanian Beralih Fungsi
Sebab selain beras, disebutkan pangan lainnya, diantaranya ubi, jagung dan ketela juga bisa dijadikan potensi sumber pangan sehari-hari. Karena pangan lainnya, seperti ubi juga merupakan makanan yang sangat bergizi dan berkulitas. “Pangan lain, seperti ubi, jagung, ketela itu kan kualitasnya lebih bagus dari beras. Bahkan sekarang pun menjadi trend mengurangi beras sebagai sumber pangan sehari-hari terutama bagi penderita diabetes,” jelasnya. Tidak hanya itu saja, birokrat asal Pegog Denpasar ini, juga akan membuat pengelolaan beras analog dimana ubi sebagai bahan dasarnya dijadikan tepung dan menjadi sejenis beras.
Hal itu bertujuan untuk mengedukasi masyarakat Bali, agar tidak hanya tergantung pada salah satu pangan saja. “Kita sudah buat yang namanya Berasela yaitu beras dari ketela untuk menggantikan beras,” tandas Jarta. tra/ama