NEWS
Dua Siswa SMAN 1 Mengwi Temukan “Formula Suara Ajaib” untuk Tanaman Sawi

Ket foto : Dua Siswa SMAN 1 Mengwi penemu formula suara ajaib.
Badung, JARRAKPOS.com – Penemuan hasil karya ilmiah membanggakan ditemukan oleh dua orang siswa dari SMAN 1 Mengwi, yakni Pijar Candra Mahatagandha (17) dan I Gst Ngurah Puta Prabhawangsa (18). Dua orang siswa kelas XII ini mampu menemukan “formula suara ajaib” dengan rangkaian elektronika pembangkit gelombang audiosonik untuk meningkatkan laju pertumbuhan tanaman sawi. Dimana penemuan karya ilmiah dua orang siswa tersebut sudah beberapa kali dilombakan di tingkat nasional, dan pernah meraih medali emas pada ajang Lomba Penelitian Belia (LPB) Propinsi Bali tahun 2017.
Menurut Pijar Candra Mahatagandha yang juga Ketua Tim mengatakan, Rangkaian Elektronika Pembangkit Gelombang Audiosonik tersebut merupakan rangkaian alat elektronika yang pembuatannya terdiri dari rangkaian elektronika yang menggunakan 3 fariasi resistor yang berbeda, selanjutnya untuk mengetahui bentuk sinyalnya diujikan pada ocilosscope. Bentuk sinyal yang dicari adalah osilator persegi elektronik, alat ini lalu diujikan pada tanaman sawi untuk mengetahui efektifitas dari rangkaian elektronika pembangkit gelombang audiosonik. ” Fungsi alat ini untuk meningkatkan laju pertumbuhan tanaman sawi lewat suara gelombang audio sonik,” ungkapnya, Senin (23/7/2018) di Badung.
Ditambahkan Pijar, sistem kerja dari alat tersebut ketika diberikan pada tanaman sawi, akan membuat stomata pada daun terbuka lebih lama. Dimana pada tanaman sawi stomata hanya akan terbuka selama 30 menit, sedangkan dengan diberikan gelombang audio sonik maka stomata akan terbuka lebih lama sekitar satu jam. Sehingga dengan terbukanya stomata lebih lama maka tanaman tersebut bisa menyerap nutrisi lebih banyak. ” Fungsinya dengan alat tersebut maka stomata pada tanaman sawi terbuka lebih lama, sehingga mampu menyerap nutrisi lebih banyak,” tambahnya.
Dimana keunggulan dengan diberikan perlakuan gelombang audio sonik, tanaman sawi akan lebih tinggi dan jumlah daunnya lebih banyak dibandingkan tanpa diberi perlakuan gelombang audio sonik. Menurut Pijar, berdasarkan sample yang dilakukan, tanaman sawi diberikan perlakuan gelombang audio sonik dimulai pada tanaman berumur dua minggu, dimana tanaman tersebut diberikan perlakuan gelombang audio sonik selama sembilan hari berturut-turut. Dimana dalam sehari dilakukan selama dua kali yang dimulai dari pukul 09.00-10.00 wita dan pada pukul 13.00-14.00 wita. ” Hasilnya tanaman sawi daunnya lebih banyak dan pohonnya lebih tinggi dibanding dengan tanaman tanpa perlakuan gelombang audio sonik,” lanjutnya.
Menurut Pijar Candra, penemuan rangkain Elektronika Gelombang Audio Sonik digagas pada tahun 2016, pada tahun 2017 pernah dilombakan pada ajang nasional di Indonesia Sains Projek Olimpiade (ISPO) hanya masuk sebagai pinalis, Lomba Peneliti Belia (LPB) tingkat Nasional pada tahun 2017 juga hanya sebagai pinalis, dan pada Lomba Peneliti Belia (LPB) Propinsi Bali tahun 2017, mampu memperoleh medali emas. Sedangkan tahun 2018 ini hasil karya dua siswa SMA N1 Mengwi, akan mengikuti International Exibition Young investor (IEYI) pada bulan oktober mendatang. gga/ama
You must be logged in to post a comment Login