EKONOMI
Ekspor 9 Ribu Ton Per Tahun, Komoditas Manggis Asal Bali Banjiri China
Denpasar, JARRAKPOS.com – Meningkatnya volume penerbangan langsung dari China ke Bali kini dimanfaatkan eksportir buah dari Bali untuk mengimbangi neraca perdagangan kedua negara. Hingga tahun 2020 mendatang dipastikan komoditas buah manggis akan membanjiri China khususnya ke daerah Guangzhou. Bahkan PT. Raja Manggis Sejati telah menjalin kontrak kerjasama dengan pengusaha di negara tirai bambu tersebut dengan pengiriman manggis dalam satu musim sebanyak 9 ribu ton. Owner PT. Raja Manggis Sejati, Jero Putu Tesan mengatakan, setiap tahun ekspor manggis ke China terus mengalami peningkatan. Tahun 2018 menyasar Shanghai dan tahun ini mulai merambah Guangzhou karena terbuka pasar yang lebih luas.
Untuk menjaga harga manggis tetap tinggi di tingkat petani kerjasama, juga dilakukan hingga tahap penjualan di negara tujuan, sehingga kerjasama ini tidak hanya sebatas kegiatan ekspor-impor. “Harga manggis di petani sudah Rp40-50 ribu sudah bersih, bahkan sempat di level Rp63 ribu,” ungkapnya saat ditemui di Denpasar beberapa waktu lalu. Semakin terbukanya eksport buah manggis ke China juga diungkapkan Jero Tesan karena selama ini neraca perdagangan dari China ke Indonesia khususnya ke Bali masih timpang. Bahkan terjadi defisit neraca perdagangan yang cukup besar, sehingga dengan semakin banyaknya penerbangan langsung Bali-China akan membuka potensi besar pemanfaatan ekspor melalui kargo udara.
Baca juga : Terobosan APLog Buka Outlet Perdana Pengiriman Barang di Pasar Sukawati
Tidak hanya manggis, mulai tahun depan permintaan juga terbuka untuk komoditas mangga dan durian, sambil menunggu siapnya regulasi dari pemerintah termasuk registrasi kebun dan packing house. “Tahun depan Bali jadi pusat ekpor komoditas pertanian. Keuntungan Bali sebagai daerah pariwisata jadi pesawat dari China banyak ke sini, jadi pulangnya kita manfaatkan kargo yang kosong,” jelasnya. Karena ekspor manggis ke China sudah dilakukan oleh beberapa perusahaan sehingga membuat petani Bali kewalahan menyiapkan produksi. Untuk memenuhi pasokan juga dijelaskan Jero Tesan pihaknya terpaksa harus mendatangkan produksi manggis dari Lombok dan Banyuwangi.
Kondisi ini juga menjadi harapan besar bagi Dinas Tabaman Pangan dan Holtikultura Provinsi Bali untuk terus melakukan pendampingan di petani sehingga terjadi peningkatan baik dari sisi kuantitas maupun kualitas produksi. “Diharapkan dengan launching ini (ekspor, red) petani dengan binaan dinas tahun berikutnya mengisi kuota itu. Saat ini kuota 9 ribu ton kita maksimalkan dari Bali sekitar 65-70 persen sekitar 5 ribu ton sisanya 4 ribu kita ambil dari luar,” tandasnya. eja/ama