Connect with us

POLITIK

Fenomena Kekuatan Geopolitik Tentukan Caleg Jadi, Tak Pernah Ngayah Tak akan Dipilih Masyarakat

Redaksi Jarrakpos

Published

on

[socialpoll id=”2522805″]


Denpasar, JARRAKPOS.com – Kekuatan partai politik pada Pemilu Legislatif 2019 ternyata tidak menjadi unsur utama penentu seorang calon legislatif atau caleg bisa lolos menjadi anggota dewan. Utamanya di Bali, kekuatan figur yang muncul dari kekuatan geopolitik di wilayah desa pakraman justru dinilai akan mendapatkan dukungan penuh untuk mampu mewakili para pemilihnya di legislatif. Seperti diungkapkan politisi senior dari Puri Peguyangan Denpasar, A.A. Ngurah Gede Widiada, SH., menegaskan politik saat ini tidak saja berdimensi demokrasi, namun juga berdimensi wilayah.

Lm-27/12/2018

Widiada yang juga dipercaya sebagai Ketua Kerta Desa Pakraman Peguyangan menjelaskan desa pakraman mengemban tugas kapital budaya yang bernilai religius. Ditengah nuansa demokrasi menghadapi Pileg 2019 maka geopolitik akan menjadi kekuatan kapital politik. Kondisi inilah yang membuat masyarakat memilih wakil rakyatnya bukan hanya semata melihat dari sisi partai politik, namun sejauh mana eksistensi dan track record seorang figur telah pengabdian kepada masyarakat. “Apa pun partainya, kalau itu dipandang putra terbaik warga pakraman layak diberikan dukungan dalam konteks geopolitik. Karena politik sekarang berdimensi wilayah tidak hanya berdimensi demokrasi,” jelas Widiada.

Baca juga :

https://jarrakpos.com/2018/12/30/tantangan-generasi-milenial-awal-tahun-2019-tensi-politik-makin-memanas/

Advertisement

Masyarakat desa pakraman secara geopolitik ingin memiliki wakil rakyat di seluruh tingkatan kini menjadi sebuah kewajaran yang berkembang sebagai bagian dari kecerdasan dalam berpolitik. Sudah menjadi hakekat urusan memilih berlandaskan hak dan ideoligi masing-masing individu, namun lebih jauh dalam konteks demokrasi kekinian, apapun partai yang dijadikan kendaraan sepanjang menjadi bagian dari warga (putra daerah, red) akan menjadi salah satu pilihan terbaik. Kondisi ini menggeser pandangan politik yang terjadi sebelum tahun 1965, dimana politik dilihat sebagai momok dan masyarakat takut dengan politik. Namun pada ruang demokrasi yang saat ini mengglobal politik sudah menjadi pemahaman sebagai tempat untuk mengabdi dan meyampaikan gagasan.

Ik-20/12/2018

Caleg DPRD Kota Denpasar dari Partai NasDem Dapil Denpasar Utara ini menguraikan, Desa Pakraman merupakan infrastruktur sosial untuk melahiran tokoh-tokoh untuk dijadikan politisi. Sehingga hampir bisa dipastikan warga yang tidak pernah ngayah baik di desa adat maupun desa dinas tidak pantas dipilih karena sudah barang tentu tidak akan memahami berbagai hal yang sepantasnya harus diperjuangkan sebagai wakil rakyat. Politisi karbitan yang tidak didukung kekuatan geopolitik harus diwaspadai masyarakat, agar suara rakyat tidak mudah dibeli ditengah prakmatisme sebagian pemilih yang dihadapkan pada persoalan sosial. “Pasti dia tidak akan memiliki nafas apa yang akan diperjuangkan. Ujug-ujug baru datang bicara kepentingan Bali, didesa saja tidak pernah ngayah,” sentil Caleg DPRD Kota Denpasar di nomor 5 ini.

Baca juga :

https://jarrakpos.com/2018/12/29/rekam-jejak-paling-mumpuni-bupati-giri-prasta-dukung-ida-bagus-sunartha-jadi-bendesa-adat-sangeh/

Sebagai kader partai, Widiada juga mengajak generasi muda saat ini mulai mengisi diri dan mengabdi untuk daerah minimal di lingkungan sendiri bila bercita-cita ingin duduk di eksekutif maupun legislatif. Fenomena inilah yang kemudian sudah membuka peluang bagi Caleg yang akan bertarung pada Pileg 2019 untuk bisa menunjukkan bukti dan pantas dipilih. Widiada mencontohkan, untuk di Desa Pakraman Peguyangan saja kekuatan geopolitik sudah mampu menghadirkan dua anggota legislatif di tingkat Kota Denpasar. Bahkan hampir bisa dipastikan bila sentimen geopolitik menguat di Pileg 2019 maka desa Pakraman Peguyangan bisa menciptakan tiga wakil rakyat di DPRD Kota Denpasar.

Advertisement

Ik-21/12/2018

“Lingkup Desa Pekraman Peguyangan ada 21 banjar. Ada 1400 KK dan 16 ribu pemilih, DPR kota tiga bisa kalauu berfikr geopolitik,” tegasnya sembari mengatakan demokrasi tidak selalu linier dengan dukungan geopolitik ditengah nuansa demokrasi yang kini mulai memanas. eja/ama

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Warning: Undefined variable $user_ID in /home/jarrakpos/public_html/wp-content/themes/zox-news/comments.php on line 49

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply