EKONOMI
Gairah Bisnis di Bali Menurun, Perizinan Terlalu Berat
Denpasar, JARRAKPOS.com – Banyaknya persyaratan yang masih berbelit-belit hanya untuk mengurus izin usaha bisa berdampak pada melambatnya pertumbuhan dunia usaha. Padahal zaman milenial saat ini, mengurus izin usaha kerap kali diabaikan akibat masih ruwetnya birokrasi perizinanan, termasuk di Bali. “Di tengah kondisi ekonomi yang lagi lesu ini, kalau pembuatan masih berat, jelas akan membawa pengaruh terhadap menurunnya semangat dan gairah pengusaha. Dampaknya pertumbuhan ekonomi akan makin lamban,” ujar Pengusaha Properti, Sinyo Hendradinata, Rabu (20/3/2019) di Denpasar saat ditanya seputar dampak perizinan bagi pertumbuhan dunia usaha.
Menurut Sinyo begitu kerap ia disapa, saat ini beberapa aturan masih memberatkan masyarakat (pengusaha) dan jumlahnya terlalu banyak. Kondisi ini dari sisi dunia usaha tentu kurang menguntungkan. “Kalau beban aturan yang harus dipikul terlalu berat, maka pengusaha akan sulit mengikutinya. Pilihannya, pengusaha akan ‘wait and see’, jadi gak ada kegiatan alias stag,” jelas Owner Plaza Amata itu. Untuk itu, tambahnya harus ada kebijakan dan toleransi di daerah. Ada penyederhanaan dan regulasi untuk merangsang dunia usaha yang lagi lesu belakangan ini.
Baca juga : Berstatus Bodong, Satpol PP Badung Tutup Sementara Operasional Sky Garden
“Salah satu caranya, yaa aturan itu jangan sampai menghambat,” jelasnya. Ia sendiri yang sudah puluhan tahun malang melintang di berbagai bisnis, merasakan aturan yang ada perlu banyak penyederhanaan kalau ingin ekonomi cepat bangkit. “Kalau masih seperti sekarang ini tentu tak banyak membantu. Saya sendiri mengalami hal itu,” tegasnya. Sinyo juga menyoroti adanya kenaikan pajak (tanah) yang sampai berlipat-lipat di suatu daerah. Hal ini tentu membuat beban pelaku usaha jadi tambah berat. Ia juga melihat cukup banyak aturan yang tumpang tindih. Mestinya aturan dibikin simple, dipermudah dan rule-nya jelas.
“Ekonomi sekarang ini sangat sulit, kita bertahan saja sudah sulit. Penghasilan orang berkurang. Ini memang banyak faktor penyebabnya. Seperti karena krisis, kejenuhan akibat persaingan tinggi dan perizinan yang menyulitkan dan sering berubah ubah. “Yang kecil jelas akan mati, yang besar saja bisa jalan karena modalnya kuat,” tambahnya. tim/ama
You must be logged in to post a comment Login