NEWS
Green Teknologi Hapus 29 Persen Emisi Gas Rumah Kaca
[socialpoll id=”2522805″]
Badung, JARRAKPOS.com – Sekitar 300 ilmuwan dan insinyur material di Asia berkumpul di Bali untuk melakukan pertukaran pengetahuan dan interaksi dalam acara International Union of Materials Research Society- International Conference in Asia (IUMRS ICA) 2018 di Kuta, Bali. Acara yabg akan berlangaunh dari 31 Oktober hingga 2 Nobember 2018 ini dalam upaya pencapaian green teknologi sehingga bisa mendukung pembangunan berkelanjutan dan mengurangi emis gas rumah kaca.
“Dari konferensi internasional Asia ini kami harapkan ada kesepakatan dalam mengurangi emisi gas rumah kaca di kisaran 29 persen pada 2030, mengingat emisi gas rumah kaca merusak lingkungan. Selain tentunya masyarakat material sains ini bisa mendukung pembangunan berkelanjutan,” kata Ketua Dewan Pertimbangan Presiden Sri Adiningsih di sela-sela International Union of Materials Research Society- International Conference in Asia (IUMRS ICA) 2018 di Kuta, Rabu (31/10/2018).
Baca juga :
https://jarrakpos.com/2018/10/31/anak-muda-dari-berbagai-negara-tanam-terumbu-karang-di-nusa-dua/
Lebih lanjut dikatakan, berbagai upaya untuk mendukung pengurangan emis rumah kaca sebenarnya sudah dilakukan seperti audit komplain terhadap lingkungan yang dilakukan para perusahaan, kota hijau dan energi terbarukan, mengurangi lahan gambut serta lainnya. Pemerintah Indonesia diakui memiliki komitmen besar dalam mewujudkan pembangunan berkesinambungan yang ramah lingkungan tersebut. “Terkait sampah plastik, kini sudah mulai ada plastik ramah lingkungan,” ujarnya.
Karenanya, ia berharap melalui IUMRS-ICA 2018 ini bisa menciptakan material ramah lingkungan dan mengolah bahan-bahan bekas lebih ke ramah lingkungan sehingga dapat mengurangi emisi gas rumah kaca. “Kami harapkan ke depannya banyak material yang ramah lingkungan dipergunakan. Jika tidak bumi akan berat untuk menanggung meteri yang dibuang. Contoh produk elektronik dan gadget,” terangnya.
Baca juga :
President MRS-INA (Material Research Society Indonesia) Prof. Dr. Evvy Kartini mengatakan, perhimpunan masyarakat penelitian material internasional yang hadir berasal dari 20 negara yang terdiri dari ahli energi, kesehatan lingkungan, aplikasi nuklir dan lainnya. Ia pun menjelskan banyak hal dibahas, utamanya terkait dengan perkembangan material sains di dunia. Menurutnya dunia, khususnya Indonesia dapat memanfaatkan komponen material sains untuk mendukung terwujudnya program pembangunan berkelanjutan. “Material sains yang kini sedang menjadi tren seperti energi electric vehicle berbasis energi baru terbarukan, dan materi lithium battery,” paparnya.
Peneliti BATAN ini pun mengungkapkan pihaknya kini sedang berdiskusi teknologi masa depan, yakni industri 4.0 di mana basisnya menggunakan material seperti vensor, device maupun robot. Karena di benerapa negara sudah mengginakan tenaga robot seperti di Cina. “Kita juga mendiskusikan apakah mungkin di Indonesia ada solarod, di mana infinity energy, energinya dari matahari kemudian kita simpan ada di solarod, kemudian electric vehicle itu bisa sambil jalan sambil di charging,” terangnya.
Baca juga :
Sementara itu Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), Prof. Djarot S. Wisnubroto pada kesempatan yang sama menegaskan banyak hal akan dibahas dalam konferensi ke-19 ini. Pihaknya pun akan membawa pengembangan beberapa teknologi baru berbasis aplikasi nuklir. Salah satunya smart magnet yang bisa diaplikasikan kedalam Kapal Republik Indonesia (KRI) milik TNI Angkatan Laut. eja/ama
You must be logged in to post a comment Login