Connect with us

    NEWS

    Gubernur Koster Promosikan Keunikan Jegog, Putri Koster Tampil Memukau di Pesona Budaya TMII

    Published

    on

    [socialpoll id=”2522805″]


    Jakarta, JARRAKPOS.com – Komitmen Gubernur Bali Wayan Koster dalam upaya pelestarian dan penguatan Budaya Bali tak perlu diragukan lagi. Setelah mengeluarkan kebijakan penguatan dan pelestarian Bahasa Bali dan Busana Bali, Koster juga menaruh perhatian pada upaya pelestarian kesenian yang menjadi ciri khas tiap kabupaten/kota di Bali. Perhatian itu ditunjukkan dengan menghadiri Ajang Pesona Budaya di Anjungan Bali Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta yang menampilkan Jegog, kesenian khas Jembrana, Sabtu (3/11/2018) malam.

    Kehadiran sejumlah perwakilan Duta Besar, pelaku usaha dan masyarakat Jakarta dimanfaatkan Gubernur Koster untuk mempromosikan gamelan khas yang terbuat dari bambu tersebut. Menurut Koster, Jegog adalah salah satu kesenian unik yang menjadi ciri khas Kabupaten Jembrana. Oleh karenanya, kesenian ini patut memperoleh apresiasi  dan dipromosikan agar lebih dikenal oleh masyarakat luas. Ia berharap, dengan ditampilkan pada ajang Pesona Budaya yang berlangsung di Ibukota, Jegog makin dikenal oleh masyarakat Indonesia dan juga masyarakat dunia. Hal ini mengingat, Jakarta sebagai Ibukota Negara banyak dihuni oleh warga dari berbagai belahan dunia dan menjadi episentrum Indonesia. “Kesenian Jegog ini merupakan salah satu gamelan unik yang dimiliki oleh Jembrana. Kita patut apresiasi dan promosikan supaya masyarakat luas tahu bagaimana keunikan jegog. Melalui Pesona Budaya, kita ingin Jegog lebih dikenal secara nasional maupun di luar negeri,” urainya.

    Baca juga :

    Advertisement

    Gubernur Koster Rangkul Mahasiswa Bangun Bali

    Ia juga menambahkan bahwa kesenian khas Jembrana  merupakan salah satu lambang kebhinekaan yang melengkapi khasanah budaya Pulau Dewata dan menjadi bagian dari kebudayaan nasional. Untuk itu, Koster mengajak seluruh elemen masyarakat agar senantiasa menghargai, menjaga dan melestarikan kesenian yang tumbuh dan berkembang di tiap daerah. “Yang harus diingat, jangan menilai kesenian itu sebagai hal yang biasa-biasa saja, namun kesenian merupakan hal yang luar biasa. Selain dilestarikan dan dikembangkan, kesenian juga harus mampu meningkatkan kesejahteran masyarakat,” imbuhnya.

     

    Senada dengan Gubernur Koster, Bupati Jembrana I Putu Artha juga berharap agar kesenian Jegog bisa lebih dikenal oleh masyarakat luas, tidak hanya di Jembrana melainkan juga seluruh Indonesia dan luar negeri. Dengan demikian, keberadaan Kesenian Jegog akan mampu memberikan dampak positif bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat Jembrana. Pada bagian lain, ia juga mengharapkan dukungan dari berbagai elemen dan pemerintah dalam upaya untuk menjaga dan melestarikan Jegog. Sehingga keunikannya bisa dinikmati dan dipelajari oleh generasi berikutnya.

    Advertisement

    Baca juga :

    Obat Balian Bisa Tingkatkan PAD, Gubernur Koster Siapkan Pengobatan Usada Sebagai Tradisi Leluhur

    Dalam Pesona Budaya kali ini, Kabupaten Jembrana menampilkan Antologi Jegog yang dikolaborasikan dengan Pragmentari Petung Agung. Antologi Jegog menggambarkan bagaimana perkembangan Gamelan Jegog yang dipadukan dengan berbagai kesenian khas Kabupaten Jembrana yang dibawakan oleh seniman setempat. Pragmentari Petung Agung menceritakan bagaimana harmonisnya kehidupan masyarakat Bali dengan konsep Tri Hita Karana yang mengambarkan harmonisasi hubungan antar manusia, manusia dengan alam dan manusia dengan sang pencipta.

    Ajang Pesona Budaya juga dirangkai dengan pameran yang menampilkan potensi Jembrana yang berlangsung dari tanggal 2-3 Nopember 2018. Pameran menampilkan  produk unggulan Bumi Mekepung seperti kain songket, rajut, kerajinan logam dan produk cokelat yang telah diekspor ke Amerika, Korea dan Cina. Dalam kegiatan ini disuguhkan pula jaje bendu yang merupakan jajanan khas Kabupaten Jembrana. Acara Pesona Budaya Kabupaten Jembrana dihadiri pula oleh Duta Besar negara sahabat, Dirut TMII, Menteri Koperasi dan UKM RI Drs. Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga didampingi Ny.Bintang Puspayoga dan Sekda Provinsi Bali Dewa Made Indra yang didampingi istri. Pesona Budaya merupakan agenda tahunan di Anjungan Bali TMII yang menampilkan potensi kesenian Kabupaten/Kota se-Bali secara bergilir.

    Advertisement

    Putri Koster Baca Puisi dengan Iringan Jegog

    Totalitas Putri Suastini Koster dalam membawakan sebuah puisi berjudul ‘Sumpah Kumbakarna’ memberi sentuhan baru dan menjadi daya tarik penampilan Duta Kabupaten Jembrana pada ajang Pesona Budaya di Anjungan Bali TMII Jakarta, Sabtu (3/11/2018) malam. Dengan iringan gamelan Jegog, Putri Koster mampu memberikan warna baru pada seni membaca puisi. Ritme gamelan Jegog begitu harmonis mengiringi pembacaan puisi oleh Putri Koster yang membuat penonton ikut larut dalam daya tarik magis Puisi Sumpah Kumbakarna.

    Baca juga :

    Gubernur Koster akan Rekomendasikan Semua Toko “Shopping” Jaringan Tiongkok Ditutup

    Advertisement

    Puisi Sumpah Kumbakarna menceritakan perjuangan Sang Kumbakarna yang merupakan adik dari Rahwana dalam melawan Sri Rama. Perjuangan Kumbakarna bukan untuk membela sang kakak yang telah menculik Dewi Shita, melainkan untuk  mempertahankan tanah kelahirannya yakni Alengka. Dalam wiracarita Ramayana, Kumbakarna digambarkan memiliki sifat perwira dan sering menyadarkan perbuatan kakaknya yang salah. Berkesenian bukan hal baru bagi istri Gubernur Bali Wayan Koster ini. Selain menekuni dunia puisi, ia juga sempat terjun dalam dunia seni tari dan seni peran.

    Baginya, Puisi adalah bahasa hati, mata air kehidupan. “Melalui puisi, kita dapat mengasah rasa, kepekaan dan budi pakerti. Mari kita jadikan seni berpuisi untuk menyentuh hati,” ujarnya dalam sebuah kesempatan. Puisi juga bukan sekadar ekspresi kesenian, melainkan bisa merefleksikan kondisi kekinian hingga menjadi sarana menyampaikan kritik dengan gaya berbeda. Dengan puisi, yang dikritik bisa saja merasakan pesan itu bukan kritik. Namun tetap bisa menangkap makna dan tersadar akan isi pesan yang tersirat di balik diksi puisi. mas/ama