Connect with us

    PARIWISATA

    Gubernur Koster Serius Tertibkan Mafia dan Toko “Shopping” Ilegal, Pemerintah Tiongkok Respon Positif

    Published

    on

    [socialpoll id=”2522805″]


    Denpasar, JARRAKPOS.com  – Konsul Jenderal (Konjen) Republik Rakyat Tiongkok (RRT) Gou Haodong memberikan apresiasi positif terhadap penertiban toko “shopping” berjaringan mafia Tiongkok yang beroperasi tanpa ijin (ilegal) maupun yang berijin (legal) melakukan praktek dagang penipuan terhadap wisatawan Tiongkok. “Kami mewakili pemerintah Tiongkok memberikan dukungan terhadap sikap Pemerintah Daerah (Pemda) Bali menertibkan praktek pengusaha ilegal & legal bisa merusak hubungan kedua negara,” kata Gou di Denpasar, Jumat (23/11/2018).

    Hal ini disampaikan audensi dengan Gubernur Bali, Wayan Koster yang didampingi Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace), Wakil Konjen RRT Chen Wei, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali AA Gede Yuniartha Putra dan Ketua PBC PHRI juga Ketua BPPD Badung IGN Rai Suryawijaya. Ia mengatakan, penindakan tegas tersebut mampu meningkatkan hubungan antara Indonesia dan Tiongkok.

    Baca juga :

    Advertisement

    ASITA Heran Penurunan Wisman Tiongkok Kambinghitamkan Penutupan Toko “Shopping”

    Dirinya mengaku lega mengetahui ketegasan Gubernur dan Wakil Gubernur Bali untuk menertibkan usaha-usaha pariwisata ilegal dan legal yang melakukan penipuan dan menjual barang palsu yang ada di Bali. “Pengusaha yang telah melakukan tindakan ilegal harus ditertibkan kalau tidak akan merusak pariwisata Bali,” ujarnya. Menurutnya, oknum pengusaha pariwisata ilegal & legal telah merugikan baik untuk wisatawan Tiongkok begitu juga untuk citra Bali sebagai daerah pariwisata.

    Ia menjelaskan, “low season” wisatawan Tiongkok di akhir tahun ini bisa menjadi momentum bagus untuk melakukan penertiban oknum yang mengambil keuntungan berlebih. Untuk itu, pihaknya mengharapkan, wisatawan yang datang di Tahun Baru dan Imlek nanti akan mendapatkan pariwisata berkualitas yang secara otomatis akan memperbaiki kembali citra pariwisata Bali sebagai ‘surga terakhir’. Sekaligus pihaknya memberi masukan bagaimana agar paket wisatawan yang dibuat bisa berkualitas.

    Baca juga :

    Advertisement

    Tak Pernah Kapok Disidak Satpol PP Bali, Guide Mandarin Bodong Divonis Denda Hingga Rp30 Juta

    Ia meyakini sesungguhnya wisatawan Tiongkok memiliki kemampuan untuk membeli paket berkualitas, hanya saja ada oknum yang justru menyalahgunakan dengan praktek pariwisata yang ilegal. “Penertiban kepariwisataan ini bisa segera dilakukan bukan saja untuk pengusaha Tiongkok namun juga semua praktek pariwisata ilegal lainnya,” harapnya. Sementara itu, Gubernur Koster menegaskan, penertiban kepariwisataan merupakan salah satu program prioritasnya saat ini.

    Ketua DPD PDI Perjungan itu, juga meyakinkan penertiban ini berlaku untuk semua pelaku pariwisata yang beroperasi di Bali, tidak saja diperuntukkan kepada mafia Tiongkok. “Dalam waktu dekat kami akan membuat kebijakan termasuk Perda untuk mengatur kepariwisataan ini,” ungkap Koster. Berbagai masalah pariwisata termasuk apa yang disampaikan Konjen Gou nantinya akan diatur dalam Perda tersebut. Sedangkan Wakil Gubernur Cok Ace menambahkan, pihaknya sedang melakukan pengumpulan data-data permasalahan sebagai dasar dalam melakukan penertiban pariwisata di Bali.

    Baca juga :

    Advertisement

    Toko “Shopping” Mafia Tiongkok Kini Terima Wisatawan “Drop” Malam Hari

    “Pemprov Bali dan komponen pariwisata mencoba menyusun strategi agar masalah ini tidak terus terjadi di Bali,” ungkapnya. Dengan pertemuan tersebut menghasilkan komitmen bersama dalam mendukung usaha dari Pemda Bali untuk menindak pengusaha-pengusaha ilegal dari manapun, termasuk dari Tiongkok. Selama ini yang dinilai mengganggu kenyamanan wisatawan ke Bali. Beberapa media sosial (medsos) di Tiongkok menyebut Bali sebagai destinasi yang penuh penipu. (menjual barang palsu)

    Disamping itu, dampaknya yang terjadi dengan adanya pembatalan beberapa “charter flight” ke Bali yang merupakan satu rangkaian perusahaan dengan toko-toko “shopping” mafia Tiongkok yang ditutup. Namun, pihaknya optimis kondisi ini akan berubah mulai bulan Januari, bahkan pak konjen menyampaikan beberapa tiket penerbangan ke bali sudah mulai penuh. aya/ama

    Advertisement