POLITIK
Gus Santa : Politik itu the Art of Posible
Disamping itu masih ada faktor sejarah yang bisa membentuk calon pemimpin muda karena sisi sejarah baik itu latar belakang orang tua yang pernah berkecimpung di ranah politik hingga karir pribadi karena tumbuh dewasa dalam struktur partai politik. “Menurut saya secara pribadi itu hal yang wajar namanya demokratis, iklim perpolitikan ini harus menjadi tempat kawah candradimuka yang bisa menghasilkan pemimpin muda yang bagus dan kuat untuk bisa menjadi garda terdepan meregenerasi untuk wilayah Bali,” tegasnya.
Baca juga : Mengejutkan, Sudarta Mundur Sebagai Ketua Hanura Bali
Tentu saja hajatan lima tahun sekali ini pada Pilkada serentak 2020 akan membuka kesempatan yang luas bagi generasi muda untuk tampil gemilang. Diawali dengan langkah partai politik untuk meramu calon yang diunggulkan baik dari generasi tua maupun gabungan dengan calon muda agar bisa tampil lebih prima. Tidak bisa dipungkiri pemimpin yang dibutuhkan masyarakat adalah pemimpi yang bisa berfikir kreatif dan dinamis didukung kapasitas dan kapabilitas sehingga tidak membuat partai politik miskin ide dalam melahirkan calon pemimpin. “Setiap partai politik punya mekanisme dan kebijakan sendiri. Mungkin saja akan terjadi penggabungan antara tokoh tua dan muda. Fusion bahasanya, penggabungan antara dua elemen yang berbeda tetapi menghasilkan pasangan yang bagus untuk membangun bangsa membangun daerah,” harapnya.
Gus Santa mencontohkan penggabungan paket tua dan muda untuk tampil sebagai kepala daerah sudah terjadi di banyak daerah, seperti di Jawa Timur dan Jawa Barat. Sehingga pada Pilkada serentak di Bali kemungkinan yang muda-muda akan ikut tampil ditengah mekanisme partai politik dalam mengkemas calon pemimpin yang bisa meraup suara dari berbagai kalangan di masyarakat. Bila kesempatan anak muda untuk ikut menjadi pemimpin tidak terakomodir dengan baik serta didukung adanya rasa tidak percaya masyarakat dengan partai politik, maka akan menjadi peluang lahirnya calon independen yang akan menjadi pemenang. Bila hal ini sampai terjadi dipastikan partai politik telah gagal untuk bisa memilih dan merekrut calon pemimpin. “Dari zaman ke zaman dari waktu ke waktu ketika di suatu daerah masyarakatnya sudah mengalami kemandegan dan mengalami kejenuhan dalam berpolitik kemungkinan calon-calon itu (calon independen, red) akan muncul. Potensi itu akan ada dan tidak tertutup kemungkinan,” tandas salah satu staf ahli DPRD Provinsi Bali ini. eja/ama