OLAHRAGA
Hasil Imbang Lawan PSKC, Warning buat Putu Gede
Medan – Beberapa penggiat sepakbola Kota Medan dan Sumut mulai dari pengamat, mantan pemain dan suporter mempertanyakan kinerja Coach Putu Gede.
Hal ini menanggapi hasil seri lawan PSKC Cimahi di stadion Jalak Harupat Bandung, 30 Agustus lalu.
Beberapa media coba menghubungi Manager PSMS Mulyadi Simatupang untuk diminta tanggapannya terkait hasil seri dimaksud secara teknis.
Pria yang sudahh 2 tahun menjabat sebagai manager PSMS ini tdk mau banyak berkomentar karena menurut beliau secara teknis itu ranahnya pelatih sehingga pelatihlah yang menjawabnya.
“Sedangkan saya sebagai manager tidak mau ikut campur atau intervensi secara teknis sekali lagi 100%. Itu kewenangan coach, tetapi secara pribadi sebagai manager sayapun kecewa dengab hasil seri ini tentu dari awal saya berharap dapat membawa pulang 3 point apalagi tahun ini management sudah berbenah dan sudah lebih profesional dari sebelumnya, kata Mulyadi Simatupabg, Sabtu
“Tentu kita berharap hasilnya bisa sinkron dgn torehan prestasi tim PSMS bisa promosi ke Liga 1. Mudah-mudahan dipertandingan selanjutnya kita berharap dapat hasil yang maksimal agar target ke Liga 1 tahun ini dapat terwujud untuk itu mohon dukungan serta doa seluruh masyarakat Sumut khususnya para pecinta PSMS dimanapun berada, kata Mulyadi.
Selanjutnya awak media juga meminta komentar salah seorang pengamat sepakbola di Medan untuk memberi tanggapan terhadap debut PSMS diawal kompetisi melawan PSKC Cimahi mengatakan bahwa PSMS kehilangan ciri khas yang selama ini terkenal fanatismenya dengan slogan rap-rap atau ribak sude, dan yang paling mengecewakan tidak adanya satupun putra Sumut sbg starter di babak pertama.
Parahnya lagi, ada pemain yang diturunkan sebagai pemain inti, padahal, pemain tersebut menit bermainnya sangat minim dimana selama pramusim (4 bln) mengalami cedera.
Seperti Arif Suyono. Mantan pemain Arema ini kabarnya sering cedera dan saat melawan PSKC diturunkan dimenit awal tapi pemain tersebut tidak bisa berbuat apa-apa .
Awak media kembali menghubungi manager Tim Mulyadi Simatupang terkait tentang hal ini karena banyak lagi diduga secara teknis ketidakprofesionalan pelatih .
Pria yang sehari-hari ini juga menjabat salah satu kadis di provinsi tetap bersikukuh tidak mau berkomentar dan kembali mengatakan itu bukan ranah nya sebagai manager.
Bagi saya yg penting prestasi Tim target ke Liga 1 kalo tidak berprestasi pasti saya evaluasi segera.katanya sambil meminta untuk di beri kesempatan karena ini masih pertandingan awal kompetisi.
Sementara, pecinta PSMS Indra Effendi Rangkuti mengaku kecewa dengan hasil ini. Dan, dia lebih kecewa melihat formasi yang diturunkan I Putu Gede sebagai starter. Dari 11 pemain yang jadi starter, tidak ada pemain asal Sumatera Utara.
“Saya sebagai penggemar PSMS sangat kecewa dengan hasil imbang itu. Dan, lebih kecewa ketika tidak ada pemain asal Sumut jadi starter. Sudah beberapa kali PSMS ditangani pelatih luar, tapi baru kali ini tidak ada pemain asal Medan jadi starter,” ujar Indra Effendi Rangkuti, Sabtu (3/9).
Indra juga mempertanyakan keputusan Putu Gede menjadikan Arif Suyono sebagai starter. Pasalnya, pemain berusia 38 tahun itu baru sembuh dari cedera. Bahkan saat di Turnamen Pra-musim Gubsu Edy Rahmayadi Cup 2022, dia juga cedera.
“Kita tahu Arif Suyono jarang dimainkan pada uji coba karena cedera. Entah kepada saat lawan PSKC dia menjadi starter? Kita ingin tidak ada istilah Anak Emas di PSMS,” tegas Indra.
Indra menambahkan, Fardan Harahap dan Ricat Turnip justru tampil bagus pada uji coba dan pra musim. Namun saat lawan PSKC justru jadi cadangan. “Padahal setelah Fardan masuk menggantikan Arif Suyono, permainan PSMS justru semakin hidup,” tegasnya.
Pria yang gemar mengumpulkan sejarah PSMS ini menegaskan, Putu Gede harus melakukan evaluasi saat melawan Persiraja Banda Aceh, Senin (5/9). Melihat Persiraja baru dibentuk selama seminggu, PSMS seharusnya meraih kemenangan.
“Kalau lawan Persiraja gagal menang, maka sudah selayaknya Putu Gede dievaluasi. Tim Persiraja baru dibentuk seminggu, sedangkan PSMS sudah empat bulan. Dan, semua pemain adalah pilihan pelatih Kalau gagal, berarti kesalahan di tangan pelatih,” tegasnya.
Kritikan juga datang dari SMeCK Jabodetabek yang menyaksikan langsung pertandingan PSMS melawan PSKC Cimahi ke Stadion Si Jalak Harupat. Mereka mengaku kecewa dengan gaya permainan yang ditunjukan anak asuh I Putu Gede tersebut. “Secara kualitas sepertinya pemain PSKC jauh di bawah PSMS Entah kenapa sangat membosankan permainan PSMS malam ini,” ujar Ketua SMeCK Hooligan Jabodetabek, Gordon Manullang.
Gordon juga mengaku heran dengan keputusan pelatih I Putu Gede yang memainkan seluruh striker dan pemain yang kurang bertenaga.
“Arif Suyono yang notabene langganan cidera, fisiknya sudah kurang, hingga ujicoba kemaren jarang dimainkan, malah jadi starting. Begitupun Beni Okto dan Dian Sasongko yang baru 30 menit awal sudah ngos-ngosan,” ucap Gordon.
Gordon pun menganggap gaya permainan yang ditampilkan pada laga malam itu bukanlah ciri khas permainan PSMS. “PSMS selalu punya pemain cepat, tangkas, lincah dan berani adu duel,” ujarnya lagi.
Gordon juga kembali mempertanyakan sikap I Putu Gede yang tidak memasukkan satupun pemain Sumut dalam kerangka starting eleven-nya. “Kenapa Nico Malau, Richard Turnip, Sandeni Sidabutar, Fardan Harahap tidak jadi pilihan utama?” tutur Gordon.
You must be logged in to post a comment Login