Connect with us

    Sumatera Utara

    Hentakan Sepatu PDL, Bangunkan Asa Petani Desa Yang Tertidur Di Lembah Gunung Sanggarudang

    Published

    on

    Tapsel, (JarrakPos)- Rintih suara hati di kesunyian malam ditemani ocehan suara jangkrik menemani sepi. Semilir angin menusuk pori pembungkus tulang, hanya rembulan tumpuan kilauan cahaya.
    Wahai sang Penguasa masihkah ada esok yang tersisa , secuil harapan mimpi yang tertanam, akankah terwujud di hari tuaku ini.

    Alam Liar Gunung Sanggarudang lokasi TMMD 117 Kodim 0212/TS (Foto: Ali Imran/JarrakPos)

    “Kriek….keriek…kriek…”, suara jangkrik itupun melintas di daun telinga lelaki separuh baya itu sambil memainkan seruling senandung ratap .

    Sekali-sekali Tony Siregar (40 ) yang merupakan warga Desa Sitaratoit Kecamatan Angkola Barat, Kabupaten Tapanuli Selatan – Sumatera Utara tersebut menatap kedua anaknya yang terlentang lelap di lantai rumah beralaskan tanah itu.

    Dalam benaknya, masihkah tersisa harapan untuk masa depan kedua putranya itu?
    Tony Siregar kembali memainkan seruling seolah berbalas pantun dengan suara jangkrik, lantas berhenti lagi untuk melanjutkan lamunan asa yang tertanam di hatinya.

    “Bagaimana mungkin kedua anakku ini bisa menggapai masa depan yang gemilang, untuk pergi ke sekolah saja mereka harus berjalan kaki 4 kilo meter. Pun begitu, saya juga takkan mampu membiayai sekolah mereka hingga ke jenjang yang lebih tinggi karena aku hanyalah seorang petani salak tertinggal di banding mereka yang tinggal dekat dengan kecamatan”, bisik ayah dari Adi Saputra Siregar (14) dan Mahmud Siregar (12) dalam hatinya.

    Advertisement

    Tony Siregar yang merupakan suami dari Irma Hutasuhut (34) , berkeluh kesah atas terisolirnya tempat dimana ia tinggal dan mencari nafkah. Dalam rentang jarak yang nun jauh di bawah kaki gunung Sanggarudang, sangatlah mengusik aktifitas rutin kesehariannya.

    Bergumul dengan tanah, menapak langkah demi langkah pada ribuan meter yang terbentang menuju desa terdekat. Beginilah kekhawatiran itu pun muncul di benak Tony, dia sempat menanam asa yang terlukis indah di dalam benaknya akan masa depan anak dan masyarakat lainnya yang tinggal di kaki gunung Sanggarudang.

    Mereka yang tinggal di bawah kaki gunung Sanggarudang ini tampak tak banyak keinginan, bahkan cukup untuk makan sehari-hari saja sudah cukup. Karena untuk menjual hasil panen buah Salak saja para petani di kaki gunung ini harus berjalan jauh yang cukup menyita waktu.
    Rasa putus asa selalu muncul karena jarak yang jauh dari desa membuat warga yang tinggal di kaki gunung Sanggarudang tidak berharap banyak.

    “Untuk apalah kami membuat usaha baru selain salak ini, toh ujung-ujungnya kami harus bertransaksi di desa terdekat, kan akan sangat menguras tenaga, waktu maupun biaya”, jelas Tony kepada wartawan kemarin.

    Advertisement

    Tony membandingkan, kalaulah ada akses jalan yang bagus menuju perkampungan mereka ini, maka hasil bumi bisa ditingkatkan. Semisal buah Salak yang tadinya hanya bisa dipundak 1(satu) karung salak, maka dengan akses jalan yang bisa dilalui kenderaan roda empat, buah salak bisa dijual lebih dari satu karung bahkan bisa puluhan, ratusan karung dari kampung tersebut.

    “Nah, kalau salaknya sudah bisa dijual hingga puluhan karung, tentu kami sudah bisa bercita-cita yang tidak hanya sebatas untuk memenuhi kebutuhan makan saja”, kata Tony.
    Kami juga ingin agar anak kami bisa seperti anak lainnya yang ada di Indonesia, bisa setara di pendidikan, setara di kesempatan pekerjaan dan setara dengan harkat dan martabat lainnya.

    Hentak Sepatu PDL Bangunkan Harapan Petani Desa

    Dansatgas TMMD 117 Kodim 0212/TS , Letkol. Inf. Amrizal Nasution saat pertama meninjau lokasi TMMD (foto: Ali Imran/JarrakPos)

    Prok….prok…prok, hentak Sepatu PDL (pakaian dinas lapangan) putra bangsa berseragam loreng hijau menghempas bumi lembah gunung Sanggarudang desa Sitaratoit, derap langkah seirama sesekali disambut teriakan “siap gerak”….”maju jalan”.

    Membuat lamunan Tony Siregar terjaga, dia kaget melihat 1(satu) kompi pasukan tempur memasuki perkampungan dimana ia tinggal.

    Advertisement

    Ada apa? Apakah perang telah dikumandangkan, pikir Tony dalam benaknya.
    Meski sesaat itu Tony kaget dan syok menyaksikan gerombolan pasukan tempur menyerbu kampungnya ini, namun perlahan detak jantungnya mulai mereda setelah dia melihat pasukan tempur yang berasal dari Kodim 0212/TS ternyata tidak membawa senjata api jenis AK-47 yang dipergunakan saat berhadapan dengan musuh di medan perang.

    Kedatangan TNI dari Kodim 0212/TS ke desa Sitaratoit, kec. Angkola Barat, Kabupaten Tapanuli Selatan – Sumut memang bertempur namun bukan melawan musuh, melainkan untuk melawan ketertinggalan dan membangkitkan kembali harapan (asa) dari masyarakat pedalaman.

    Senjata AK-47 digantikan dengan cangkul, sekop, sendok semen, martil dan peralatan tukang lainnya.

    Melihat perubahan senjata api yang dibawa oleh TNI, Tony mulai berani mendekat dan bertanya-tanya, apa gerangan tujuan kedatangan TNI masuk kampung mereka tersebut.

    Advertisement

    Setelah mendengarkan penjelasan TNI yang mengatakan kalau kedatangan mereka ke desa itu adalah untuk membuka jalan penghubung antara desa Sitaratoit menuju Kelurahan Sitinjak sepanjang 8.200 meter, raut wajah Tony mulai merona menunjukkan keceriaan.

    “Alhamdulillah, melihat kedatangan bapak TNI ini semangat saya kembali tumbuh, harapan (asa) untuk menyekolahkan kedua anakku hingga ke perguruan tinggi sudah akan terwujud”, jelas Tony kepada wartawan.

    Tony bercerita dengan dibukanya jalan ini, dia merencanakan akan mengembangkan kebun salak miliknya dari sisa tanah yang belum dikelolanya. Karena dengan dibukanya jalan penghubung ini, dia dan warga kampung sudah bisa menjual salak sebanyak mungkin karena pengepul sudah langsung bisa datang ke depan rumah mereka.

    Untuk ke sekolahpun, kedua anaknya tidak harus berjalan kaki lagi, karena kenderaan roda empat sudah bisa melintas dari jalan bukaan tersebut.

    Advertisement

    Menurut Tony Siregar, dia sangat bersyukur atas program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) yang masuk ke perkampungan mereka , kini harapannya mulai bangkit yang selama ini hanya sebatas mimpi yang tertanam.

    TMMD Wadah Kemanunggalan dan Percepatan Pembangunan

    Satgas TMMD 117 Kodim 0212/TS bersama masyarakat saling bahu membahu melakukan perkerasan jalan (foto:Ali Imran/JarrakPos)

    TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) merupakan wadah kemanunggalan TNI dengan rakyat. Dalam program ini TNI dan rakyat sama-sama bergotong royong untuk mencapai suatu tujuan yang mulia.Kedua unsur ini saling bahu membahu membangun jalan dan berbagai fasilitas umum meski dengan biaya yang terbatas.

    Motto mereka tak terlepas dari “ringan sama dijinjing – berat sama dipikul”, yang membuat pekerjaan mereka lebih mudah dan cepat diselesaikan.

    Selain wadah kemanunggalan, ternyata program TMMD juga berguna untuk percepatan pemerataan pembangunan di pedesaan, desa tertinggal maupun desa terisolir agar bisa setara dengan desa lainnya yang ada di Indonesia.

    Advertisement

    Untuk pelaksanaannya, Program TMMD tersatupadu dengan berbagai lintas sektoral antara TNI dengan Departemen, Lembaga Pemerintahan Non Departemen, Pemerintah Daerah serta komponen bangsa lainnya, yang dilaksanakan secara terintegrasi dengan rakyat.

    TMMD ke-117 Kodim 0212/TS Buka Akses Jalan 8.200 Meter.

    Dansatgas TMMD 117 Kodim 0212/TS meninjau langsung lokasi pembukaan jalan sepanjang 8.200 meter penghubung desa Sitaratoit dengan Kelurahan Sitinjak persisnya di lembah Gunung Sanggarudang (foto:Ali Imran/JarrakPos)

    Mengacu kepada Telegram Pangdam I / BB selaku PKO I nomor: ST/115/2022 tanggal 28 Januari 2022, Perintah Menyusun dan Merencanakan Sasaran Program Terpadu TMMD ke-116, TMMD ke-117 dan TMMD ke-118 TA. 2023 dan TMMD Imbangan.

    Surat Telegram Danrem 023 KS selaku PKP nomor ST/30/2020 tanggal 08 Februari 2022 tentang Perintah Menyusun Rencana Sasaran Program Terpadu TMMD TA. 2023 (TMMD) ke-116 Kodim 0213/Nias, TMMD ke-117 Kodim 0212/TS dan TMMD ke-118 Kodim 0206/Dairi dan TMMD Imbangan.

    Dansatgas TMMD ke-117 Kodim 0212/TS, Letkol. Inf. Amrizal Nasution pada upacara pembukaan Kesiapan TMMD ke-117, Rabu (12/07) melaporkan Program Kerja Kodim 0212/TS TA. 2023 Bidang Teritorial Khususnya bidang Bhakti TNI.

    Advertisement

    Dalam laporannya, Dansatgas memaparkan kesiapan pelaksanaan TMMD ke-117 TA. 2023 di wilayah Kabupaten Tapanuli Selatan yang akan berlangsung mulai tanggal 12 Juli s/d 10 Agustus 2023 dengan lokasi di desa Sitaratoit menuju Kelurahan Sitinjak Kec. Angkola Barat, Kab. Tapanuli Selatan – Sumut.

    Kegiatan ini melibatkan sebanyak 16 Komando Satgas, 25 orang Tim Asistensi diantaranya Staf Ter Korem 023/KS, Polres Tapsel, Dinas Pertanian, Dinas Pendidikan, BNNK Tapsel, Dinas PPKB TS, Dinas Lingkungan Hidup Tapsel dan Dinas Kesehatan Tapsel.

    Sedangkan personil yang terlibat langsung dalam kegiatan TMMD ke-117 Kodim 0212/TS terdiri dari 110 SSK (Satuan Setingkat Kompi) seperti Satpur, Satbanmin, TNI AD, TNI AL, TNI AU dan Polri dibantu oleh 160 orang masyarakat dan OKP.

    Program TMMD ke-117 Kodim 0212/TS terdiri dari 2 (dua) sasaran yakni sasaran fisik dan non fisik.
    Untuk sasaran Fisik, Satgas TMMD melaksanakan Pembangunan/Pembukaan Jalan sepanjang 8.200 meter dengan lebar 8 meter antara desa Sitaratoit menuju Kelurahan Sitinjak , Kec. Angkola Barat, Kabupaten Tapanuli Selatan , Provinsi Sumatera Utara.

    Advertisement

    Pembukaan jalan tersebut dilengkapi dengan mengorek paret jalan sepanjang 8.200 meter dengan dimensi lebar 1 meter dan tinggi 80cm; kemudian TNI dan masyarakat membangun 8 jembatan penghubung dan pengerasan jalan bukaan sepanjang 1.500 meter X 4 meter.

    Untuk sasaran Non Fisik , Satgas TMMD ke-117 Kodim 0212/TS melaksanakan kegiatan sosialisasi/penyuluhan kepada masyarakat berupa, Wawasan Kebangsaan, Pertanian, Pendidikan, Hukum dan Kantibmas, Bahaya Penggunaan Obat Terlarang (Narkoba), KB Kesehatan, Lingkungan Hidup dan penyuluhan Stunting, Posyandu Posbindu PTM.

    Menurut Dansatgas, Letkol. Inf. Amrizal Nasution dalam pelaksanaan ini tampak antusias masyarakat untuk ikut membantu prosesi pembangunan jalan dan pekerjaan fisik lainnya cukup tinggi. Bahkan para ibu-ibu juga turut membantu dengan terlibat memasak kebutuhan tim satgas.

    “Alhamdulillah respon positif dari masyarakat sangat tinggi, bahkan para ibu-ibu rumah tangga juga turut membantu”, jelas Dansatgas.

    Advertisement

    Dansatgas menambahkan antusias masyarakat dalam menyambut program TMMD ini bukti bahwa tujuan utama program ini terwujud dimana TNI dan Rakyat saling terpadusatu bergotong royong dalam menyelesaikan kegiatan demi kegiatan .

    Dansatgas mencontohkan, untuk mengerjakan sebuah jembatan penghubung, masing-masing unsur yang terlibat dalam pekerjaan tersebut saling membagi kerja, ada yang mengambil bagian khusus untuk menggergaji, ada yang bagian mengangkat kayu dan bagian melakukan pengukuran.

    Meski keringat bercucuran bercampur debu, siang berganti malam TNI dan masyarakat tetap bersemangat menyelesaikan pekerjaan mereka, tujuan ini tak lain hanya agar masyarakat secepat mungkin dapat memanfaatkan hasilnya.

    Selain kegiatan yang tercatat dalam program TMMD ke-117 baik sasaran fisik maupun sasaran non fisik, tim satgas juga melakukan kegiatan lain seperti memberikan bantuan sembako kepada masyarakat, coffe break / minum kopi bareng masyarakat, olahraga bareng, melakukan latihan baris berbaris, survival kepada pelajar dan bahkan memberikan pengobatan gratis kepada masyarakat.

    Advertisement

    Minum kopi bareng Dansatgas yang didampingi Perwira Staf bersama masyarakat di salahsatu kedai kopi sederhana milik Ahmad Siregar di kelurahan Sitinjak, Dansatgas, Letkol. Inf. dan tim tampak bercanda ria . Masyarakat juga tampak tak sungkan meluapkan aspirasi apa saja yang perlu diperhatikan di lingkungan mereka .

    Dansatgas menyebutkan minum kopi bareng ini bentuk daripada komunikasi sosial (komsos) dalam menyerap aspirasi masyarakat. Bahkan jika memungkinkan dalam rentang waktu pelaksanaan TMMD ke-117 Kodim 0212/TS, TNI langsung menyahuti aspirasi masyarakat tersebut, namun jika belum memungkinkan akan dijadikan sebagai agenda usulan untuk program lainnya.

    Dandim 0212/TS juga mencontohkan aspirasi yang langsung dilaksanakan tersebut seperti, memperbaiki sarana MCK milik mesjid di kelurahan Sitinjak dan melakukan pengecatan mesjid di desa Sitaratoit.

    Dalam keakrabannya, TNI bahkan terlibat langsung menolong mobil warga yang mencoba menerobos jalan bukaan, dikarenakan hujan dan belum selesainya pekerjaan TMMD terpaksa mobil tersebut terjebak dalam lumpur. Namun TNI tak tinggal diam, bahkan TNI ikut membantu pemilik mobil mengeluarkan mobil yang terjebak lumpur tersebut.

    Advertisement

    Manfaat Yang Diperoleh Dari TMMD ke-117 Kodim 0212/TS

    Seperti diketahui sebelum pelaksanaan TMMD ke-117 Kodim 0212/TS, petani salak di pelosok pedalaman persis di bawah kaki gunung Sanggarudang diantara desa Sitaratoit dengan Kelurahan Sitinjak Kec. Angkola Barat sangat kesulitan untuk menjual hasil panen salak mereka.

    Bahkan dari kesulitan tersebut, mereka sangat tertinggal baik di bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan maupun bidang lainnya dibanding petani lainnya yang sudah memiliki akses jalan yang memadai.

    Atas koordinasi lintas sektoral antara pemerintah dengan TNI, maka dihunjuklah area pedalaman ini sebagai titik lokasi penempatan program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-117 untuk wilayah Kodim 0212/TS.

    Advertisement

    Berkat kerja keras Satuan Tugas TMMD ke-117 bersama rakyat, program TMMD yang hampir rampung tersebut mulai memberikan manfaat kepada masyarakat, salak yang sebelumnya dipundak hingga beberapa kilometer, kini para pengepul sudah bisa memasukkan armada roda empatnya dalam membeli salak milik petani. Sehingga petani bisa menjual salak bukan hanya sebatas yang dipundak saja, melainkan bisa mencapai puluhan karung salak.

    Roda perekonomian mulai muncul di daerah tersebut, bahkan penjaja dagangan pun mulai berlayar memasuki lokasi ini dimana sebelumnya daerah ini dikategorikan sebagai daerah pedalaman.

    “Terima kasih kepada TNI yang telah menorehkan perhatian ke desa kami ini, kini berkat pembukaan jalan sepanjang 8.200 meter ini semangat kami mulai hidup”, jelas Makmur Simamora (50).

    Menurut Makmur, dalam waktu singkat mereka yang tinggal di lokasi TMMD ini optimis akan berkembang seiring telah terbukanya akses jalan dan bahkan usaha-usaha kecil akan bermunculan yang merupakan bentuk usaha lain di luar petani salak.

    Advertisement

    Seiring akan berakhirnya program TMMD ini, tim Wasev (Pengawas dan Evaluasi) dari Mabes AD.menyaksikan pelaksanaan program TMMD ke-117 Kodim 0212/TS di desa Sitaratoit menuju kelurahan Sitinjak.

     

    Tim Wasev Mabes AD dipimpin Kolonel Inf. Ahmad Fikri Musmar melakukan pengawasan dan evaluasi progres pelaksanaan TMMD 117 Kodim 0212/TS dan berkesempatan memberikan bantuan kepada masyarakat setempat dan santri (foto: Ali Imran/JarrakPos)

     

    Tim Wasev yang dipimpin Kolonel Inf. Ahmad Fikri Musmar didampingi Letkol. Inf. Adm Ichsanuddin Isma bersama Dansatgas 117 Kodim 0212/TS, Letkol. Inf. Amrizal Nasution melakukan pemeriksaan dan evaluasi atas perkembangan program TMMD apakah sudah sesuai dengan rencana. Dalam kesempatan tersebut, Ketua Wasev Mabes AD menyebutkan pelaksanaan TMMD di wilayah Kodim 0212/TS cukup baik.

    “Setelah kami melakukan peninjauan ke Kotis TMMD dan turun langsung ke lapangan, hasilnya cukup baik”, jelas Kolonel. Inf. Ahmad Fikri Musmar.

    Advertisement

    Menurut Ka. Wasev hasil output yang langsung dirasakan oleh masyarakat dari program TMMD ke-117 Kodim 0212/TS baik dari sasaran fisik maupun sasaran non fisik juga memperlihatkan perkembangan yang pesat.

    Kenderaan roda empat sudah mulai lalu lalang memasuki areal TMMD, prilaku masyarakat juga sudah berubah yang tadinya buang air besar sembarangan kini sudah menggunakan wc umum ataupun jamban-jamban yang merupakan tempat khusus buang air besar.

    Masyarakat juga sudah tampak membersihkan lingkungan dengan tidak buang sampah sembarangan, bahkan aliran paret juga sudah rutin dibersihkan untuk menghindari banjir.

    Yang utama untuk menghindari terjadi Stunting kepada anak balita, para ibu-ibu juga sudah mengerti menjaga balita mereka agar terhindar dari Stunting, semua ini berkat sosialisasi/penyuluhan yang dilakukan tim satgas TMMD ke-117 Kodim 0212/TS bersama Dinas Kesehatan Kabupaten Tapanuli Selatan.

    Advertisement

     

    Dansatgas TMMD 117 Kodim 0212/TS, Letkol. Inf. Amrizal Nasution dengan bangga menggendong salah seorang balita di lokasi TMMD yang bebas dari Stunting . (foto:Ali Imran/JarrakPos)

    “Alhamdulillah lokasi ini tidak masuk sebagai kategori daerah yang memiliki balita dengan status Stunting”, ujar Dandim 0212/ TS Letkol. Inf. Amrizal Nasution.

    Dandim optimis, dari antusiasnya para ibu-ibu mengikuti penyuluhan Stunting, daerah ini tidak akan terdapat balita dengan status Stunting, jelas Dandim seraya menggendong salah seorang bayi di lokasi TMMD.

    Seperti diketahui dalam acara pembukaan TMMD ke-117 untuk wilayah Kodim 0212/TS kemarin, Bupati Tapanuli Selatan, Dolly Pasaribu menyampaikan kegiatan TMMD di wilayah kabupaten Tapanuli Selatan sangatlah dinantikan mengingat luas wilayahnya yang begitu luas, jadi sangat diharapkan peran serta dari TNI dan rakyat untuk ikut melakukan akselerasi pembangunan di daerah ini.

    Bupati juga berharap TMMD berikutnya juga menjadikan Kabupaten Tapanuli Selatan sebagai titik lokasi pelaksanaan TMMD.

    Advertisement

    Sementara salah seorang warga desa Sitaratoit yang tinggal di lembah gunung Sanggarudang  Hasanuddin Siregar (45) berharap pembukaan jalan yang sudah dilakukan TNI melalui program TMMD agar dapat dilanjutkan secara berkesinambungan.

    Kelanjutan pembangunan berkesinambungan seperti pemerintah daerah menindaklanjuti jalan bukaan baik yang masih dalam kondisi jalan tanah maupun jalan yang sudah dilakukan perkerasan menggunakan batu telport.

    “Paling tidak jalan ini sudah dapat dilalui baik dalam cuaca cerah maupun hujan, sehingga jalan ini juga dapat dipergunakan oleh orang di luar desa ini menjadikannya sebagai jalan alternatif mempersingkat jarak”, jelasnya berharap.

    Tambahnya, jika jalan ini sudah dapat dilalui kenderaan secara lancar, maka akan terbuka peluang untuk melakukan peningkatan ekonomi, seperti munculnya objek wisata survival dalam mengarungi pemandangan alam melalui puncak gunung Sanggarudang.

    Advertisement

    Diketahui gunung Sanggarudang termasuk salahsatu gunung tertinggi kedua setelah Lubuk Raya di kabupaten Tapanuli Selatan dengan koordinat 1°25’39″N   99°11’46″E.

    Dari puncak ini kita dapat melihat pemandangan di beberapa kota yang dikelilinginya. Ke arah Timur kita bisa melihat kerlap-kerlipnya lampu kota Padangsidimpuan di malam hari, demikian melirik ke arah barat dayanya, maka pemandangan laut Sibolga pun terbentang luas tanpa hambatan.

    Dengan dibukanya akses jalan baru oleh TNI antara desa Sitaratoit menuju Kelurahan Sitinjak, maka membuat lokasi ini menjadi akses alternatif untuk mempersingkat jarak antar kecamatan yang ada di kabupaten Tapanuli Selatan.

    Sebelumnya lokasi TMMD ini sudah banyak dihuni oleh penduduk, namun karena keterbatasan akses, pada tahun 1975 lokasi ini akhirnya ditinggal pergi sama warga setempat, migrasi untuk mencari penghidupan baru ke tempat lain termasuk desa Sigumuru.

    Advertisement

    Dulunya daerah ini dinamai dengan desa Batakkola dan ternyata lokasi ini merupakan tempat kelahiran salah seorang Wakil Pimpinan DPRD Kab. Tapanuli Selatan bernama Borkat, S.Sos.

    Menurut Borkat, lokasi ini merupakan daerah penghasil salak terbanyak yang potensinya cukup baik untuk dikembangkan bisa dijadikan sebagai sumber PAD tambahan.

    Pada jaman Belanda jalan menuju puncak gunung Sanggarudang telah dibangun untuk kepentingan perkebunan Teh milik tuan Silider yang merupakan penguasa di saat itu dan jalan itu dijuluki dengan nama jalan Tuan Silider.

    “Saya sebagai putra kelahiran asli di daerah itu sangat yakin dengan dibukanya akses jalan oleh Satgas TMMD ke 117 Dandim 0212/TS maka potensi daerah ini akan semakin pesat untuk berkembang”, jelas Borkat.

    Advertisement

    Karena menurut Borkat, sebelumnya gunung ini sudah dikelola sebagai sumber penghasilan yakni kebun teh dan sekelilingnya terdapat Budi daya Salak.

    Ia juga optimis lokasi ini bisa mendatangkan devisa untuk negara dari sektor wisata.

    Pada tahun 2004 Borkat juga pernah mengusulkan agar akses jalan dibangun menuju tempat kelahirannya tersebut dan pada tahun 2007 juga mengusulkannya dan berharap agar lokasi bukaan ini dikerjakan oleh satgas TMMD.

    Terakhir Borkat yakin atas buah tangan yang dilakukan oleh TNI dalam program TMMD ke-117 Kodim 0212/TS membuka akses jalan baru antara desa Sitaratoit menuju kelurahan Sitinjak , perkampungan yang tadinya ditinggal akan muncul Perkampungan Baru. *(Ali Imran/JarrakPos.com)

    Advertisement
    Continue Reading
    Advertisement
    Click to comment

    You must be logged in to post a comment Login

    Leave a Reply

    Advertisement

    Tentang Kami

    JARRAKPOS.com merupakan situs berita daring terpercaya di Indonesia. Mewartakan berita terpercaya dengan tampilan yang atraktif dan muda. Hak cipta dan merek dagang JARRAKPOS.com dimiliki oleh PT JARRAK POS sebagai salah satu perusahaan Media Cyber di unit usaha JARRAK Media Group.

    Kantor

    Jl. Danau Tempe No.30 Desa Sanur Kauh, Denpasar Selatan, Denpasar – Bali Kode Pos: 80227
    Tlp. (0361) 448 1522
    email : [email protected]

    Untuk pengajuan iklan dan kerja sama bisa menghubungi:
    [email protected]