PARIWISATA
HPI Bali Minta Pariwisata Dibuka Bertahap, Nuartha: Tiga Bulan Tak Kerja, 5 Ribu Guide Terancam Mati Pelan-pelan
Denpasar, JARRAKPOS.com – Ketua Dewan Pengurus Daerah Himpunan Pramuwisata Indonesia ( DPD HPI) Bali, Nyoman Nuartha menyampaikan aspirasi sekitar 5 ribu lebih pramuwisata atau guide di Bali, agar pariwisata bisa dilongarkan dan kembali dibuka secara bertahap. Menurutnya penerapan protokol kesehatan di sektor pariwisata sudah sangat siap untuk diberlakukan menyongsong era new normal. “Karena kan masing-masing satake holder itu sudah mempunyai protokol kesehatan, artinya tidak perlu ada kehawatiran,” ujar Nuartha saat dihubungi di Denpasar, Senin (15/6/2020). Ditegaskan, melalui induk organisasi Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali, pihaknya telah menyampaikan kesiapan untuk menjalankan rencana new normal dari pemerintah. Harapan ini disampaikan karena anggota HPI Bali sudah mulai terbebani dari sisi kebutuhan hidup.
Untuk itu sangat diharapkan ada regulasi baru agar keran pariwisata Bali kembali dibuka secara bertahap. “Bertahap memang harus selektif, kita punya zonasi. hijau, kuning, merah. Merah jangan dulu di buka. Mana-mana yang zonasi hijau, zonasi yang punya potensi untuk kita buka mari kita buka,” harapnya. Bahkan Nuartha menyampaikan, pihaknya justru lebih khawatir bila upaya ini tidak cepat dilakukan maka kondisi pariwisata Bali akan benar-benar terpuruk dan sulit untuk bangkitkan. Tentunya pembukaan keran pariwisata bisa dimulai dari objek-objek wisata seperti pantai dan objek wisata out door lainnya. “Masa semuanya gebiah uyah seperti itu tidak dibuka tanpa ada atensi yang baik dari pemerintah. Ini yang menjadikan anggota HPI Bali sudah tiga bulan tidak ada pemasukan. 5000 lebih guide yang terdampak betul tidak ada penghasilan, dia punya anak sekolah. Ini membuat anggota kami bersuara terus terhadap persoalan ini,” terangnya.
Bahkan Nuartha menyampaikan harapan para guide agar keran pariwisata Bali mulai dibuka akhir bulan Juni 2020. Secara organisasi HPI Bali ditegaskan sudah sangat siap untuk bekerja kapanpun sepanjang stake holder pariwisata lainnya diberikan kelonggaran untuk kembali beroperasi. Dalam kondisi tersebut sudah tentu protokol penanggulangan Covid-19 siap dijalankan para guide. Desakan agar pariwisata kembali dibuka secara bertahap tersebut juga dijelaskannya sudah menjadi harapan kolektif dari seluruh stake hokder pariwisata agar pemerintah segera melahirkan kebijakan baru menyiapkan pariwisata Bali di era new normal. “Kapanpun buka kami siap, hari inipun buka anggota kami yang 5 ribu lebih itu siap untuk bekerja. Kami tegaskan kembali anggota DPD HPI Bali kapanpun diminta sama partnership kami yaitu DPD ASITA (Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia) mereka sangat siap sekali untuk bekerja. Karena itu yang mereka tunggu-tunggu sebenarnya,” ujar praktisi pariwisata yang mengharuskan seluruh guide di Bali memiliki lisensi (izin) itu.
Lanjut menyampaikan, dalam kondisi tidak bekerja anggotanya hingga saat ini hanya mendapatkan bantuan paket Sembako dari pemerintah (Kementerian) sementara bantuan lainnya seperti BST atau BLT belum ada sama sekali, sehingga terancam mati pelan-pelan. “Ini yang menjadikan saya selaku Ketua DPD HPI Bali sangat bingung kemana harus kita ngomong lagi. Mohonlah dibantu untuk menyampaikan apa yang menjadi keluh kesah kami di DPD HPI Bali, mudah-mudahan ada atensi terkait persoalan ini. Anggita kami hidupnya betul-betul sudah terkekan, tidak ada pemasukan,” tandasnya. eja/ama