SUARA PEMBACA
Idul Fitri Momentum Kesucian dan Pesan Kedamaian
Beliau juga menyebutkan bahwa manusia yang fitrah adalah makhluk sosial, makhluk yang memerlukan orang lain. Karena itu beliau mengungkapkan bahwa Idul Fitri adalah silahturahmi antara sesama kita. Dalam ceramahnya beliau juga mengajak bangsa ini bangkit dari keterpurukan, bangkit dari ketertinggalan. Beliau juga mengingatkan bahwa rakyat terlalu lama terpuruk dan kini saatnya untuk bangkit. “Pemimpin itu harus melayani rakyatnya bukan meminta sebaliknya,” ujarnya. Maka, momentum Idul Fitri adalah saat kembali bangkit untuk menuju Indonesia yang berjaya. Dengan semangat silahturahmi inilah bangsa ini memiliki harapan besar untuk bangkit dari keterpurukan di dalam segala bidang kehidupan.
Bagi saya pribdi, sebagai penganut agama Hindu, menyaksikan suka cita yang terpancar dari wajah teman-teman dan kenalan yang mudik dan sedang bersiap menyambut Idul Fitri, adalah sebuah perayaan kehidupan. Ikatan afektif dengan mereka karena kebersamaan baik sebagai rekan kerja, teman sekolah/kuliah, maupun tetangga serta-merta membuat saya ambil bagian dalam suka cita yang mereka rasakan dan menguatkan kesadaran saya bahwa hidup ini pantas dan mesti dirayakan. Jika saya menjabarkan lebih luas, kesucian itu memancarkan kedamaian. Islam adalah agama kedamaian. Maka momentum Idul Fitri baik untuk berbagi kedamaian dalam kehidupan yang luas sebagai sebuah bangsa, baik berbagi kedamaian dalam hidup berdampingan dalam suatu kehidupan bermasyarakat. Karena sebagaimana diyakini umatnya, Islam menawarkan keteduhan.
You must be logged in to post a comment Login