NEWS
Imbas Bencana Gunung Agung, Bali Butuh Perbaikan Daya Tarik Wisata
Ket foto : (Dari kiri ke kanan) Ni Luh Made Ayu Wahyuni dan Azka Subhan A, Causa Iman Karana.
YOGYAKARTA, JARRAK POS – Sektor pariwisata masih menjadi unggulan di Bali. Namun perkembangan dan kemajuan pariwisata Bali tidak menutup kemungkinan banyak terjadi kekurangan yang perlu dibenahi dalam menghadapi persaingan global, apalagi terimbas bencana Gunung Agung belum lama ini. Karena itu butuh perbaikan, agar segera dibenahi mengingat adanya upaya pemerintah pusat mengembangkan 10 destinasi Bali baru.
Menurut Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Bali Causa Iman Karana butuh upaya untuk menjaga daya tarik wisata Bali, agar turis lokal dan mancanegara kembali datang ke Pulau Dewata. Apalagi Bali masih mengandalkan sektor pariwisata. “Ini dibuktikan dengan adanya penurunan tingkat kunjungan wisatawan ke Bali memiliki pengaruh tajam terhadap perekonomian,” katanya saat Lokakarya Kehumasan dan Kebanksentralan di Yogyakarta, Jumat (8/2/2018).
Pemaparan juga disampaikan oleh Kepala Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Azka Subhan A, Analis Fungsi Assemen Ekonomi dan Surveilans Umran Usman dan Analis Fungsi Data dan Statistik Ekonomi dan Keuangan Ni Luh Made Ayu Wahyuni. Menurutnya, pariwisata tidak cukup hanya dikembangkan di Bali Selatan tetapi juga mulai menggali pada daerah lainnya yang belum maksimal.
Untuk itu, adanya gerakan serentak semua pihak mendukung mewujudkan hal tersebut sehingga semua elemen masyarakat merasakan dampaknya. Selain itu, sektor lainnya agar tetap didorong seperti pertanian, perkebunan maupun ekonomi kreatif. Sektor tersebut juga sudah akan dikembangkan menjadi barang ekport negara India, Perancis, Timur Tengah.
Upaya itu antisipasi apabila sektor pariwisata mengalami penurunan. Hal itu terjadi ketika penutupan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai pada tahun 2017 akibat Erupsi Gunung Agung maupun letusan yang terjadi daerah tetangga di Jawa Timur dan Lombok tahun 2005. “Adanya perkembangan teknologi, Bali memiliki peluang mengembangkan sektor lainnya, karena Bali sudah punya brand,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Azka Subhan A mengharapkan, kualitas dan kuantitas wisatawan agar seimbang yang datang ke Bali. “Kedua elemen ini memiliki kelebihan masing-masing segi kuantitas memang betul wisatawan Eropa punya uang banyak, tapi wisatawan Tiongkok mampu datang ke Bali banyak,” ujarnya.
Azka menegaskan, langkah menyeimbangkan kuantitas dan kuantitas wisatawan dengan adanya tata kelola satu pulau satu managemen. Pemerataan pengembangan pariwisata Bali bukan berarti tertuju pada sektor itu saja, tetapi sektor lainnya dikembangkan sesuai dengan potensi yang ada. Namun hasilnnya itu baru yang dikelola dengan manajemen satu pulau satu manajemen. Upaya itu untuk mewujudkan pemerataan dan kesejahteraan masyarakat.
Karena itulah, perlu adanya didukungan infratruktur baik jalan tol, kereta api maupun pengembangan pelabuhan dan bandara internasional Ngurah Rai karena 95 persen kunjungan pariwisata Bali datang dari udara. aya/ama
You must be logged in to post a comment Login