POLITIK
INTI Bali Undang Kandidat, Koster-Ace Sampaikan Program Tak Diduga
Foto : Paslon Koster-Ace usia menyampaikan visi dan misi didepan ratusan Anggota INTI Bali di Hongkong Garden, Denpasar, Selasa (22/5/2018).
[socialpoll id=”2499781″]
Denpasar, JARRAKPOS.com – pasangan calon (Paslon) Gubernur dan Wakil Gubernur Bali Wayan Koster dan Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Koster-Ace) menghadiri undangan Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI) Bali untuk menyampaikan visi dan misi kandidat. Sebagai organisasi ke masyarakatan sosial berwawasan kebangsaan, INTI Bali merasa turut serta menyukseskan perhelatan pesta demokrasi Pilgub Bali 2018. “Kami ingin memberikan pandangan dan edukasi politik mengenai visi misi Paslon Pilgub dari Koster-Ace kepada Anggota INTI Bali,” papar Ketua INTI Bali Sudiarta Indrajaya di Hongkong Garden, Denpasar, Selasa (22/5/2018).
Dihadapan ratusan warga Tionghoa, Koster merasa terhormat diberi kesempatan memaparkan agenda kerjanya usai terpilih sebagai Gubernur Bali pada Pilkada serentak 27 Juni 2018 sesuai undangan INTI Bali. “Suatu kehormatan dan kesempatan istimewa karena kami diberi kesempatan memaparkan visi membangun Bali ke depan,” ujarnya seraya memulai pembicaraannya mengenai konsepsi membangun Bali. Menurut dia, Bali harus dibangun sesuai dengan karakter alamnya.
Dari kajian referensi yang dilakukannya menunjukkan jika alam Bali amat istimewa, manusia Bali yang unggul dan budayanya yang luar biasa. “Ini hebat. Tapi perkembangan zaman, intervensi pariwisata di sana-sini, semua ini mulai hancur. Manusia Bali mengalami perubahan perilaku menjadi konsumtif, materialistis, tidak lagi memegang teguh prinsip dasar orang Bali. Budaya kita sudah banyak yang punah. Alam kita rusak,” kata Koster didampingi Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati.
Jika hal ini ingin dipertahankan dan Bali tetap eksis, maka Koster menegaskan jika harus ada revitalisasi secara menyeluruh mulai dari manusia Bali, alam Balian budaya Bali melalui konsep Nangun Sat Kerthi Loka Bali. “Itu filosofi dalam membangun Bali dalam konteks lokal, nasional dan global,” tegasnya sembari mengaku apa yang ingin dilakukannya adalah dalam kerangka membangun era baru Bali. Ada tiga hal penting yang ditekankannya yakni terpeliharanya alam dan budaya bali, terpenuhinya kebutuhan dasar dan aspirasi krama Bali dan terlindunginya serta terpetakannya masalah Bali yang merupakan tantangan sekaligus harapan dalam skala global, nasional dan lokal.
Sampai saat ini, Koster melanjutkan, semua itu dibiarkan begitu saja tanpa ada kontrol untuk mengantisipasi hal itu. “Bali ini kecil. Tapi kalau Bali bergolak, Bandara Ngurah rai terganggu, dunia akan bergejelok. Sekarang kita faham posisi Bali yang amat strategis. Berani tidak kita mengambil peran strategis itu. Maka, memilih gubernur pada 27 Juni 2018 nanti bukan sekadar memilih, tetapi menjadi pertaruhan bagi Bali,” tegas Koster.
Kandidat yang diusung PDI Perjuangan, Hanura, PAN, PKPI, PKB dan PPP itu menegaskan tak ada kompromi salam menjalankan pemerintahan berangkat dari pentingnya alam, manusia dan budaya Bali sebagaimana dipaparkannya. Untuk itu, menjawab pertanyaan soal reklamasi Teluk Benoa, Koster menegaskan dengan konsep “Nangun Sat Kerthi Loka Bali” tak ada tempat bagi proyek prestisius tersebut.
Meski ada Peraturan Presiden (Perpres), kajian yang dianggap layak, AMDAL yang terpenuhi dan disebut-sebut membuka lapangan pekerjaan cukup banyak, namun membangun Bali tak cukup hanya tiga hal itu. Ada aspek lain yakni kesucian alam dan wilayah yang disucikan yang tak bisa diabaikan. Dan, Teluk Benoa terbentur akan hal itu. “Saya tidak perlu meminta agar Perpres itu dicabut, karena jalannya proyek itu juga atas ijin gubernur. Kalau gubernurnya tidak mengijinkan tidak akan jalan itu biar ada Perpres, AMDAL, kajian layak dan lainnya. Ini keteguhan sikap saya. Saya akan hadapi itu apapun yang terjadi,” tegaa Koster.
Ia menegaskan tak ada kompromi dalam membangun Bali, khususnya dalam hal reklamasi Teluk Benoa. “Tidak kompromi. Alam, manusia dan budaya Bali itu terintegrasi, satu kesatuan utuh. Saya tidak bisa dikompromomikan soal ini. Kewenangannya ada di gubernur salah satunya. Saya sekala niskala siap ngayah. Saya tidak berani melawan dunia niskala saya. Saya pelajari pitutur leluhur, siapa yang berani melawan itu tidak selamat dalam hidupnya. Saya pertaruhkan sekala-niskala. Bukan hanya Teluk Benoa, tapi Bali keseluruhan saya konservasi. Bali saya jaga,” tandasnya.
Mendengar paparan kandidat tersebut, Sudiarta Indrajaya yang akrab dipanggil Sin itu mengakui pemaparan Paslon Koster-Ace, tersebut mengungkapkan sejumlah program yang tak terduga-duga. Penjelasan tersebut mampu memberikan pandangan dan jawaban sejumlah pertanyaan dalam benak Anggota INTI Bali. Pada kesempatan itu juga disampaikan sejumlah pokok-pokok pikiran INTI Bali untuk Paslon Pilgub Bali Tahun 2018-2023. Pertama bidang pendidikan, bagaimana membudayakan Empat Pilar Kebangsaan pada masyarakat Bali. Hal ini perlu dilaksanakan melalui pendidikan dasar, menengah, dan tinggi, dalam upaya memperkokoh Pancasila sebagai Ideologi Negara. Lalu bagaimana mengimplementasikan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Mengurangi kesenjangan sosial melalui pendidikan. Mengembangkan pendidikan pariwisata yang berkualitas, untuk mengendalikan mass-tourism. Bidang infrastruktur, membangun infrastruktur dengan tujuan untuk mengurangi kesenjangan sosial dan ekonomi. Transparansi dalam wacana pro-kontra pembangunan bandara baru di Bali Utara, dan transparansi dampaknya secara sosial-ekonomi-kultural. Sedangkan bidang bidang sumber daya manusia (SDM) dengan mengendalikan masuknya pekerja asing dan pengentasan penduduk miskin.
Mengembangkan SDM di sektor pertanian, agar mampu berkembang sesuai perkembangan di sektor pariwisata. Membangun SDM yang punya integritas yang tinggi, karakter yang baik, dan kompetensi yang mampu menghadapi perubahan di era digital. Bidang lingkungan, mempertanyakan sikap dan posisi terhadap rencana reklamasi Teluk Benoa. Masalah konservasi di kawasan hulu Pulau Bali. Mengendalikan perijinan di kawasan yang disucikan. Serta terkait sosial, kesehatan dan keamanan. Masalah toleransi sosial. Pelestarian dan pemberdayaan desa adat dan sistem subak.
Meningkatkan promosi hidup sehat dan sarana pelayanan kesehatan. Pencegahan terhadap KKN. Serta penegakan hukum yang tegas bagi investor yang merusak SDA. eja/ama
You must be logged in to post a comment Login