PARIWISATA
Jembrana Punya Hotel First Class, Infrastruktur Jalan Minta Perbaikan
Jembrana, JARRAKPOS.com – Taman Wana Palasari Resort, Jembrana ternyata menjadi satu-satunya akomodasi di Bumi Mekepung sebagai icon internasional first class. Hotel bintang empat yang dibangun di dekat Bendungan Palasari, Dusun Palasari, Desa Ekasari, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana itu dikenal wisatawan dunia sebagai Top Ten Hotel untuk meeting wisatawan MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition).
Pemilik Taman Wana Palasari Resort, Ida Pandita Mpu Daksa Yasca Kertha Manuaba mengatakan, hotel bintang empat miliknya dibangun pada tahun 2000 dan mulai melayani wisatawan MICE di tahun 2003. Master pariwisata ini menuturkan, tercetusnya keinginan membangun resort di kawasan wisata Bali barat sesuai permintaan wisatawan karena sudah sering melaksanakan kegiatan di kawasan wisata Bali selatan, Denpasar dan Gianyar.
“Destinasi ini semestinya menjadi kebanggan pemerintah daerah. Taman Wana Palasari Resort dibanggakan dunia hingga mendaptkan international aword di London untuk kategori sebagai One Best Resort in Jembrana tahun 2003. Tiang juga dapat Tri Hita Karana Award untuk lokal Bali 2014,” ungkapnya saat ditemui di hotelnya, Senin (27/7/2020).
Diceritakannya, pembangunan resort diawali pembukaan jalan bersama masyarakat setempat menggunakan jalan subak. Saat ini jalan tersebut selain menjadi akses menuju hotel juga dimamfaatkan masyarakat dan petani. “Membangun ini start dari Desa Palesari, tiang ajak masyarakat desa bikin jalan sepanjang 3 Km dan satu buah jembatan dengn lebar tiga meter. Bikin sendiri dan masyarakat yang menunjukkan jalan,” kenang ida Mpu yang bernama walaka Made Djaman itu.
Dalam perjalannaya hingga memasuki tahun 2020, ia mengaku tidak ada sentuhan dari pemerintah untuk perbaikan jalan yang sudah dibangun dua dekade itu. Kondisi ini akhirnya menimbulkan keluhan yang tertuju kepada pemerintah daerah setempat yang seakan-akan tidak mendukung pengembangan pariwisata berkelas dunia untuk mengembakan objek wisata di Bali barat secara menyeluruh. “Pemerintah tidak melirik sebagai tempat tujuan wisata, sedangkan saya satu-satunya icon internasional first class di Jembrana tidak ada lagi,” ungkapnya.
Ida Mpu menjelaskan, keinginan membangun resort di Jembarana bermuara pada keinginan untuk kembali ke alam dan ikut mendukung upaya pemerintah dalam pemerataan pembangunan potensi pariwisata di Bali. “Ini bentuk pengembalian kepada lingkungan, saya bangun di pinggir hutan. Dulunya tempat pencurian kayu di dekat bendungan. Dengan konsep back to nature untuk pengembalian ke alam agar pariwisata juga dinikmati masyarakat di kawasan ini,” ungkapnya.
Bersama sang istri, Ida Istri Mpu Prama Dewi Daksa Yasca Kertha Manuaba, tokoh pariwisata yang pernah melanglang buana ini berkeinginan kedepannya ada kalaborasi jemput bola dari pemerintah untuk membangun pariwisata di Jembrana lebih berkualitas dengan dukungan perbaikan infrastruktur jalan. Selain sebagai tempat menginap dan pelaksanaan kegiatan meeting didukung keindahan alam juga menjadi lokasi yang tepat untuk wisata spiritual yakni healing dan meditasi.
Taman Wana Palasari Resort, Jembrana dilengkapi helipad di tengah sawah yang sering digunakan wisatawan berkelas serta dilengkapi pilihan kamar mulai dari Court Yard, Lagon (scond class) hingga unit sweet. Selain dilirik pasar Eropa, Amerika, Swiss dan beberapa wisatawan dari belahan dunia lainnya akomodasi hotel bintang empat ini kini mulai dinikmati wisatawan Nusantara. “Saya harapkan dengan penerapan tatana kehidupan Bali era Bali pariwisata di Bali dan Jembrana pada khususnya bisa kembali menggeliat,” tutup sulinggih yang dalam perjalan karirnya mengaku sempat menjadi wartawan Nusa Tenggara itu. eja/ama