EKONOMI
Kadis Koperasi Bidik Peluang Usaha Sektor Pertanian di Bali
Denpasar, JARRAKPOS.com – Dari data Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Bali, baru sebagian kecil yang menggarap sektor pertanian. Tercatat dari 5.823 koperasi di Bali memang jauh lebih kecil atau hanya 86 koperasi berupa Koperasi Unit Desa (KUD) yang menggarap potensi usaha di sektor pertanian, sehingga sisanya mayoritas bergerak di usaha simpan pinjam. “Padahal dulu waktu jaman Orde Baru banyak koperasi seperti KUD, koperasi subak, serta koperasi yang bergerak di sektor pertanian khususnya pangan,” ungkap Kadis Koperasi dan UMKM Provinsi Bali, I Gede Indra Dewa Putra, SE.MM di Denpasar belum lama ini.
Menurutnya, selain membeli gabah atau kebutuhan pertanian, koperasi di Bali saat ini bisa membidik peluang permodalan usaha untuk mendukung sektor pertanian. Karena itu, 86 KUD yang ada di setiap kecamatan akan digerakan untuk menangkap peluang tersebut. “Nah kami bersyukur Pak Koster terpilih menjadi gubernur memberikan perhatian khusus kepada koperasi maupun pertanian. Kami akan back up dan mendukung, tentu dari sisi internal dan koperasi juga harus menyiapkan diri, terutama SDM maupun sarana dan prasarana. Karena tidak akan cukup hanya dengan regulasi kebijakan,” tandasnya.
Kemudian, kalau dilihat dari aspek permodalan, sebenarnya pemerintah pusat yaitu Kementrian Koperasi sudah mendorong dimasing-masing provinsi agar terbentuk LPDB (Lembaga Pengelola Dana Bergulir). “Hanya saja kepengurusan LPDB sedikit merepotkan, pasalnya untuk mengurusnya harus ke Jakarta, dan prosesnya pun cukup lama,” jelasnya seraya menyebutkan untuk kedepan pihaknya menginkan adanya lembaga koperasi seperti LPDB, karena akan mempunyai akses yang cukup mudah. Seperti halnya Pemda Badung sudah memiliki lembaga koperasi, seperti halnya LPDB.
“Sedangkan di tingkat Provinsi Bali saat ini belum memiliki itu, padahal sangat dibutuhkan. Pasalnya kalau menginginkan permodalan melalui jaur bank persoalanya agak panjang dan harus ada jaminan, sehingga UMKM terutama yang bergerak di sektor pertanian akan sulit melangkah. Jadi LPDB nantinya bisa kita koneksikan dengan Jamkrida dan sebagainya. Jadi yang penting semuanya bisa berjalan,” tegasnya sembari menegaskan potensi sektor pertanian cukup besar. Dengan asumsi jumlah penduduk 4,2 juta jiwa ditambah wisatawan yang datang ke Bali, sehingga semestinya warga lokal Bali yang menggarap potensi tersebut.
Sebab saat ini masih sebagian kecil digarap, seperti sektor pangan masih tergantung pada luar negeri maupun luar Bali. “Ini harus dikritisi dan kita harus meningkatkan kualitas produk pertanian kita, agar bisa dinikmati oleh customer,” bebernya sekaligus mendorong adanya kredit pendanaan untuk para petani dengan suku bunga lebih rendah dibandingkan dengan bunga pasar. “Sehingga petani dan peternak bisa bergairah lagi. Sebab kan proses panen cukup panjang, sehingga keseharian hidup mereka bisa terbantu dan semua pihak harus mendukung ini,” tutupnya. aka/ama
You must be logged in to post a comment Login