Kasus Polisi Pukul Mahasiswa Berujung Damai

PONOROGO-Jarrakpos.com-Akhirnya kasus pemukulan yang dilakukan kabag ops Polres Ponorogo, Kompol Basuki Nugroho terhadap mahasiswa yang melakukan aksi unjuk rasa saat kedatangan presiden RI berujung damai.

Diruang pertemuan polres Ponorogo, AKBP Mochamad Nor Azis, Kapolres Ponorogo secara langsung menyampaikan permintaan maaf kepada Fadilah, mahasiswa yang menjadi korban pemukulan. “Aksi unjuk rasa itu tidak ada perijinan yang harus dilakukan 24 jam sebelumnya. Apalagi, kondisi di Ponorogo waktu itu masih PPKM level 4,”katanya.

Pertemuan jum at siang itu juga dihadiri Wakil Rektor Universitas Muhammadiyah, serta sejumlah pejabat utama polres Ponorogo. Pihak Rekor juga meminta maaf atas kejadian itu. Apalagi aksi ujuk rasa tersebut akhirnya diketahui belum memiliki ijin pada pihak kepolisian.

“Sebelumnya kita juga sudah mengadakan lobi agar tidak berangkat unjuk rasa. Tapi saat dilokasi terjadi insiden kecil, dimana petugas berebut kunci motor karena pengendara membleyer motornya. Setelah itu ada tonjokan dari anggota kepolisian kepada mahasiswa,”terang Kapolres.

Selain meminta maaf Kapolres Ponorogo juga memberikan santunan pada korban pemukulan. “Atas nama Pimpinan Polres Ponorogo, kita semua yang ada disini bersepakat untuk berdamai dan tidak menuntut diproses hukum. Tapi saya sudah komitmen, jika ada anggota kepolisian polres Ponorogo yang melanggar apapun tetap akan diproses, kecil atau berat pelanggaran itu. Tadi malam dari Polda Jatim juga sudah turun, dan pak Basuki juga sudah diperiksa bersama saksi lainnya,”papar AKBP Mochamad Nor Azis.

Seperti diketahui sempat viral di media sosial, seorang polisi yang diketahui kompol Basuki Nugroho kabag Ops Polres Ponorogo melalukan pemukulan pada seorang mahasiswa yang sedang mengendarai motor saat menggelar aksi unjuk rasa di wilayah sawoo yang bersamaan dengan kunjungan presiden Jokowi.

Aksi unjuk rasa itu diikuti sedikitnya 30 orang yang tergabung dalam aliansi mahasiswa Ponorogo.(dd)