EKONOMI
Kendalikan Harga, BI Galakan Sistem Belanja Online
Denpasar, JARRAKPOS.com – Kepala Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Bali, Trisno Nugroho menyampaikan berdasarkan pendekatan Survei Pemantauan Harga (SPH), pada minggu I (pertama) April 2020 di Provinsi Bali sebesar 0,15% mengimplikasikan inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) bulan April akan berada pada kisaran 0,31% – 0.53% (mtm). “Harga-harga secara umum masih terkendali. Namun demikian, ada beberapa komoditas hortikultura seperti bawang putih, bawang merah, cabai merah, dan cabai rawit yang perlu mendapat perhatian. Begitu pula dengan harga gula pasir,” jelas Trisno Nugroho, Senin (13/4/2020).
Dijekaskan, selama minggu pertama April 2020, KPwBI Provinsi Bali bersama Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Daerah Kabupaten Badung telah melakukan High Level Meeting (HLM) Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) melalui video conference. Beberapa hal yang perlu ditindaklanjuti dalam waktu dekat adalah pengoptimalisasian Controlled Atmosphere Storage (CAS) di Kabupaten Badung dan penyediaan lumbung pangan di Kota Denpasar. Termasuk kerjasama perdagangan antar daerah, baik di dalam wilayah Bali maupun di luar Bali, serta menggalakkan belanja kebutuhan pokok di pasar-pasar tradisional secara online untuk menjaga Harga Tetap Terkendali.
“Secara nasional, inflasi akan berada di sekitar 0,20% (mtm) atau 2,80% (yoy). Meski pada Ramadhan biasanya inflasi meningkat, namun pembatasan sosial yang dilakukan kali ini diperkirakan akan menyebabkan menyebabkan tingkat kenaikan harga selama Ramadhan akan lebih rendah dibandingkan dengan biasanya”, jelas Trisno. Selain itu, terdapat beberapa faktor juga yang mempengaruhi inflasi secara nasional. Pertama, koordinasi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah melalui TPI/TPID dalam memastikan terpenuhinya kebutuhan pokok. Kedua, tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia akan lebih rendah dari kemampuan kapasitas produksi nasional sehingga mengalami kesenjangan output yang negatif sehingga tekanan inflasi dari sisi permintaan terkendali.
Ketiga, dampak dari nilai tukar Rupiah terhadap inflasi rendah. Keempat, terjangkaunya ekspektasi inflasi baik di sisi konsumen dan produsen. eja/ama