HUKUM
Konflik Internal PKKS Denpasar Dimediasi, Dorong Manajemen Lebih Modern
Denpasar, JARRAKPOS.com – Masih ingat puluhan spanduk yang terbentang di Sekretariat Perkumpulan Kematian Kertha Semadi (PKKS) Denpasar, Jalan Cargo Permai, Ubung Kaja, Denpasar, Rabu (22/4/2020) siang lalu? Informasi terbaru, konflik internal yang dipicu transparansi pemberhentian Piet Tjahyono sebagai karyawan itu telah reda. Hal ini tidak lepas dari “turun gunungnya” sejumlah sesepuh Tionghoa. Dua di antaranya adalah Bapak Logen Wijaya dan Bapak Kuswanto. Pada kesempatan itu, Hie Khie Sin mengaku keluarga besar PKKS Denpasar kini telah rukun kembali. “Saya mewakili seluruh anggota yang tergabung dalam generasi peduli PKKS memohon maaf yang sebesar-besarnya atas kekurangnyamanan yang terjadi dalam rapat anggota dengan pengurus beberapa hari lalu. Adapun maksud dan tujuan kami sejatinya baik, yaitu mengoreksi kinerja pengurus PKKS sehingga ke depan kepengurusan PKKS Denpasar sesuai dengan harapan kita bersama. Semakin maju, modern, dan penuh kekeluargaan,” ucap Hie Khie Sin didampingi Agus Jaya dan Made Hendra Wijaya di hadapan sesepuh Tionghoa, Logen Wijaya dan Kuswanto, Selasa (28/4/2020).
Selain Agus Jaya dan Hendra Wijaya, silaturahmi itu dihadiri sejumlah anggota dan sesepuh Tionghoa, yakni Ping Sien, Susanto Tjahjadi, Putu Agung Prianta, dan Darmanto. “Terima kasih kami ucapkan kepada Bapak Logen Wijaya sekaligus Bapak Kuswanto dan sesepuh lainnya atas bimbingan yang diberikan selama ini. Terima kasih telah memediasi sekaligus mendamaikan lahir dan batin persoalan kecil serta kesalahpahaman kami dengan pengurus. Kami tulus mohon maaf sekiranya ada tindakan dan tutur kata kami yang tidak berkenan. Apabila di kemudian hari ada “gangguan” atau keributan, kami pastikan itu bukan kami yang melakukan. Demi kebesaran PKKS Denpasar, kami sepakat berdamai dan menyelesaikan semuanya secara kekeluargaan,” imbuh Agus Jaya. Sementara itu, Made Hendra Wijaya menegaskan bahwa permohonan maaf yang disampaikan tidak atas desakan, tekanan, atau paksaan dari pihak manapun. “Permohonan maaf ini kami sampaikan dengan hati dan kesadaran penuh. Permohonan maaf itu dilakukan untuk kepentingan dan kerukunan warga Tionghoa pada umumnya dan kepentingan PKKS ke depan khususnya. Terima kasih,” tegasnya.
Merespons permohonan maaf tersebut, Bapak Logen Wijaya dan Bapak Kuswanto menyatakan apresiasi yang tinggi sekaligus menerima permohonan tersebut. Terangnya, permohonan maaf adalah sikap ksatria yang tidak mudah dilakukan. Dirinya berjanji akan bijaksana merespons perkembangan yang terjadi di PKKS Denpasar. Dirinya tak menampik era atau zaman dulu sudah sangat berbeda dari kondisi kekinian yang serba canggih. Agar PPKS Denpasar besar dan mewariskan hal baik bagi generasi mendatang, tegasnya cara berpikir orang-orang zaman dulu sepertinya harus dipadukan atau diselaraskan dengan generasi kekinian. “Pikiran saya, ke depan, PKKS Denpasar mau tak mau harus dikelola dengan lebih modern. Menggunakan piranti teknologi yang mumpuni serta ditunjang oleh SDM yang dari hari ke hari tentunya harus lebih berkualitas,” ucapnya sembari tersenyum.
Imbuh Logen Wijaya, transparansi dalam segala lini di tubuh PKKS Denpasar juga penting dilakukan. Pasalnya, anggota PKKS Denpasar sangat besar. Perbedaan pendapat atau konflik, tegasnya wajar terjadi. Yang penting demi kemajuan organisasi. “Saya akan memperjuangkan hal tersebut demi kemajuan PKKS Denpasar. Saya pikir semua sepakat karena PKKS Denpasar adalah milik kita bersama. Saya mendorong Ketua PKKS Denpasar saat ini, Rudy Chandra alias Liong Fuk Chan secepatnya melakukan audit agar ke depan PKKS Denpasar semakin baik dan berkembang,” tandasnya. tim/ama