OLAHRAGA
Langkah PSMS Tertunda, Dirut dan Dirtek Harus Tanggung jawab
Medan – Hasil imbang yang diraih PSMS Medan lawan PSPS tanpa di stadion Baharuddin Siregar Lubukpakam, Sabtu (9/12) membuat para suporter marah.
Usai pertandingan mereka masuk kelapangan melempari petugas (Steward) dan merusak banch pemain.
Ada juga suporter menuntut ada revolusi ditubuh manajemen klub berjuluk Ayam Kinantan tersebut.
Hasil imbang itu menunda langkah PSMS ke 12 Besar. Tim Ayam Kinantan harus menang atau seri di laga terakhirnya melawan Sriwijaya FC di Palembang. Saat ini PSMS berada di posisi tiga dengan 16 poin. Sementara Sriwijaya diposisi 4 dengan 13 poin.
Jika Sriwijaya yang menang maka mereka yang masuk ke 12 besar karena unggul agregat gol.
Terpicu hasil minor, kelompok suporter PSMS semakin lantang menyuarakan aspirasi mereka.
Hal itu wajar karena PSMS tak menunjukkan perbaikan, meski mengganti pelatih dan merombak pemain.
Amatan Jarrakpos, Dirut dan Dirtek harus bertanggung jawab. Pasalnya manajemen PSMS dikendalikan Dirut dan Dirtek yang salah merekrut dalam pemain dan pelatih.
Seperti diketahui, yang mencari pemain asing striker PSMS Arifudin Maulana, padahal beliau tak mengerti bola. Kepemimpinan nya terkesan otoriter dan tidak mau melibatkan yg lain.
Begitu juga Andy Mahyar selaku Direktur Tehnik yang mencari pelatih kurang baik. Dan pelatih yang diganti tidak lebih baik dari sebelumnya bahkan lebih parah
Untuk kompetisi Liga 2 tahun ini sangat tak layak materi pelatih dan pemain.
Pemain asing kualitasnya pun sangat buruk . Terlihat tak punya stamina dan tidak bertenaga. Bahkan, kabarnya
pemain rekrutan Dirut yanvg sebelumnya ngak ngerti sepakbola, tinggal di hotel dan tidak ada pengawasan
Sejak turun ke Liga 2 dan dibawah komando Dirut Arifuddin Maulana, ini yang terparah bahkan bisa degradasi ke Liga 3. Kalau degradasi ke liga 3 jadi lengkap PSMS ini hancur
You must be logged in to post a comment Login