DAERAH
Made Urip Bawa Oleh-oleh Pabrik Penyosohan Beras Rp2,7 Miliar
Penebel, JARRAKPOS.com – Raut wajah sumringah dari ratusan petani dan krama subak nampak menyambut kehadiran Anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, Drs. I Made Urip, M.Si yang terjun langsung ke daerah yang termasuk terpelosok itu. Di bawah terpaan teriknya matahari dan sepoi-sepoi angin melintasi hamparan sawah ini, kedatangan anggota dewan yang dijuluki Wakil Rakyat Sejuta Traktor tersebut, disambut Kepala UPT Sistem Pertanian Terpadu (Sipadu) Dinas Tanaman Pangan, Perkebunan dan Hortikultura Provinsi Bali Dr. I Wayan Sunada, SP.M.Agb, bersama Kadis Pertanian Kabupaten Tabanan Ir . I Nyoman Budana, MM, Camat Penebel IGA Supartiwi beserta Pjs Perbekel Desa Riang Gede, serta ratusan petani Subak Riang di Desa Riang Gede, Kecamatan Penebel, Tabanan, Sabtu (21/12/2019).
Seperti biasanya, Made Urip yang juga Ketua DPP PDI Perjuangan tiga periode yang kali ini membidangi Pertanian dan Lingkungan hidup ini tidak hadir dengan tangan kosong, namun membawa oleh-oleh, berupa bantuan Sentra Pelayanan Pertanian Padi Terpadu (SP3T) senilai total Rp2,7 miliar. Bantuan pabrik penyosohan beras berkapasitas 10 ton itu, langsung diresmikan sekaligus dipelaspas dan siap digunakan oleh sekira 900 anggota Subak Riang yang menggarap lahan seluas 292 hektar. Mendapat gelontoran bantuan yang nilainya sangat fantastis tersebut, Pekaseh Subak Riang, I Ketut Wija sampai tak bisa berucap banyak. Dirinya mengaku salut atas perhatian dan perjuangan Made Urip terhadap petani, meskipun tidak pernah mengenalnya. “Kami ucapkan terimakasih atas jasa-jasa yang diberikan Pak Urip, sehingga mendapat bantuan seperti ini,” ujarnya.
Baca juga :
https://jarrakpos.com/26/08/2019/made-urip-bombardir-bantuan-alsitan-rp1035-miliar-di-jembrana/
Begitu gencarnya Made Urip membantu para petani dan krama subak, juga diakui oleh Pengelola SP3T Subak Riang, I Wayan Tirtayasa. Dijelaskan sebenarnya, bantuan SP3T yang diperjuangkan Made Urip dengan teknologi canggih ini, untuk memancing minat generasi muda agar mau melanjutkan menggeluti sektor pertanian. Bantuan ini terdiri dari mesin Hair Dryer (pengering gabah) berkapasitas 10 ton, ditambah dengan silo atau beam (tangki penampungan gabah) berkapasitas 5 ton dan mesin Rice Milling Unit (RMU) atau mesin penyosohan beras kapasitas 2 ton per jam, hingga sampai ke mesin packing (pengepakan/pembungkusan) beras. Disamping itu, juga diserahkan bantuan dua unit alat pemotongan padi (Combine Harvester). “Kami juga mengucapkan terimakasih atas bantuan pusat, khususnya dari Pak Made Urip selama ini, sehingga bisa membantu persoalan pertanian,” imbuhnya.
Di sisi lain, Kadis Pertanian Tabanan Nyoman Budana menyebutkan bantuan ini, sebelumnya secara simbolis sudah diserahkan oleh Made Urip dan kali ini langsung diresmikan, baik secara sekala maupun niskala. “Pak Made Urip ini adalah tokoh pertanian kita di Tabanan, karena sangat banyak bantuan dari tingkat pusat. Dua hari lalu juga kita serahkan bantuan dari beliau (Made Urip, red) di Desa Bongan. Jadi sebagai pelayan pertanian di Tabanan tak ada henti-hentinya memohon bantuan dari Pak Made Urip, dan jangan sampai berhenti membantu sektor pertanian di Tabanan. Kita harap jangan sampai wadih (bosan, red) membantu kami di Tabanan,” bebernya, seraya menegaskan bantuan SP3T yang sudah terwujud dalam bentuk fisik, agar digunakan dengan baik. “Apalagi bantuan ini hampir Rp3 miliar. Ini berkat Pak Made Urip di Tabanan bantuannya paling banyak dan jumlahnya juga paling banyak. Jadi tolong dipertanggungjawabkan dengan baik,” tandasnya.
Baca juga : Made Urip Gelontorkan Vertikal Dryer Senilai Rp1 Milyar, Perjuangkan Nasib Petani dan Krama Subak di Bali
Sementara itu, Made Urip mengaku sudah berusaha membantu sektor pertanian, baik budidaya maupun pasca panen. Inilah alat yang bisa digunakan saat pasca panen, termasuk dipengolahan dan pemasaran juga akan dibantu nantinya. Terbukti selama ini, pemerintah pusat sudah menggodok anggaran Rp40 trilium lebih untuk sektor pertanian, sehingga sangat banyak bantuan yang bisa diakses, baik berupa Alsintan, penguatan kelompok maupun infrastruktur pertanian. “Di luar itu kita sudah berusaha membantu baik subsidi benih dan pupuk yang dianggarkan sampai Rp27,3 triliun. Karena kalau kita hanya mengandalkan anggaran daerah tidak akan cukup, sehingga butuh dari anggaran pusat. Makanya petani harus kreatif, sehingga saya bangga dengan pekaseh (Subak Riang, red), meskipun agak tua tapi masih kreatif. Inilah kendalanya petani, agar yang muda mau juga terjun di pertanian,” sentil Anggota Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI itu.
Karena itu, diharapkan regenerasi pertanian harus terus direkrut dengan pelatihan-pelatihan pertanian bagi generasi milenial, sehingga bisa melanjutkan dan terus memperkuat sektor pertanian. Apalagi terbukti selama ini, sektor pariwisata sangat rentan dengan isu keamanan seperti bom, sehingga semuanya sempat kembali bertani. Untuk itu, pertanian berbasis desa seperti ini harus diperkuat, termasuk subak harus terus dijaga. Apalagi sektor properti sudah masuk, sehingga harus dikendalikan betul untuk mempertahankan ajeg Bali sesuai dengan Visi Gubernur Bali Nangun Sat Kerthi Loka Bali. “Jadi jangan dilepas lahan produktif kita. Kalau hilang mau dimana kita cari penggantinya. Padahal sudah ada Undang-undang No.41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan, jika lahan produktif dialih fungsikan harus diganti dengan lahan produktif sebanyak tiga kali lipat,” tegasnya.
Selain itu, politisi senior asal Desa Tua, Kecamatan Marga, Tabanan ini, berharap mesin dan alat pertanian yang diberikan, agar terus digunakan dengan baik sehingga bisa menjaga kualitas beras. “Bahkan harus bisa membuat brand beras sendiri dari Desa Riang Gede, sehingga bisa lebih mensejahterakan para petaninya,” harap Made Urip yang selalu didukung para petani dan krama subak sampai lima periode menjadi Anggota DPR RI. tim/aka/ama