Maju DPR RI 2019, GPS Kuatkan Komitmen Mengabdi untuk Bali

Foto : Gede Pasek Suardika (GPS)

[socialpoll id=”2499781″]

Denpasar, JARRAKPOS.com – Gede Pasek Suardika (GPS) kuatkan tekad untuk maju sebagai bakal calon anggota DPR RI untuk Pemilu Legislatif (Pileg) mendatang. Menjabat struktur partai sebagai Waketum dan Ketua Bapilu DPP Partai Hanura, untuk Pileg 2019 GPS tetap berkeyakinan adanya dorongan masyarakat agar dirinya mengabdi dengan optimal di pusat sebagai wakil rakyat di Senayan. “Permintaan banyak semeton pas kita simakrama, banyak yang berharap biar lebih maksimal saya di minta ke DPR RI. Kedua, untuk memperbaiki citra politisi Bali yang kini dinilai terburuk di dalam sejarah politisi Bali di Senayan,” papar GPS ditemui di Kantor DPD RI Perwakilan Bali, Denpasar, Rabu (25/4/2018).

GPS juga menegaskan kebulatan tekad untuk maju ke DPR RI berjuang berebut kursi, agar politisi Bali kembali mampu unjuk diri dan memperbaiki citra wakil rakyat asal Bali akibat sebelumnya tercoreng kasus hukum. Tidak tangung-tanggung politisi asal Buleleng ini akan kembali menargetkan posisi pimpinan di DPR RI. Belum memiliki kursi di DPR RI tidak akan menyurutkan perjuangannya di Partai Hanura ditengah besarnya dukungan yang mengharapkan GPS berbuat demi Bali.

Sebagai petarung politik panggilan untuk mengabdi ini sekaligus mengorbankan posisinya sebagai incumbent bila kembali maju sebagai DPD RI. “Saya anggap ini tantangan karena saya memulai di tempat dimana hari ini partai tidak dapat kursi, sehingga saya harus berjuang keras untuk itu dan saya tahu itu sulit. Tapi sebagai petarung politik sejati, saya harus masuk saja dimana ada panggilan untuk berbuat lebih optimal untuk masyarakat Bali,” tegasnya.

Posisi GPS di struktur Partai Hanura sebagai Waketum dan Ketua Bapilu DPP Partai Hanura, tidak hanya berfikir agar dirinya lolos sebagai wakil rakyat di DPR RI, namun juga berfikir lebih luas untuk menargetkan satu kursi di seluruh daerah di Indonesia. Secara pribadi ia tetap berharap politisi Bali di pusat harus berani pegang jabatan tidak seperti sekarang yang terkesan dilepas begitu saja.

“Sekarang sama sekali tidak pegang jabatan apa-apa secara politik, sehingga bargaining position Bali sangat lemah. Yang kedua karena ada DPR RI tersangkut kasus hukum sudah benar-benar merusak citra politisi Bali yang bersih, santun dan tegas. Ini yang mendorong saya agar balik mengabdi di DPR RI dan memberi warna agar tidak tenggelam sekali nama Bali,” imbuhnya.

Terkait dengan jabatan yang akan resmi ia sandang sebagai Ketua Bapilu DPP Partai Hanura awal bulan Mei mendatang, GPS sudah mulai merumuskan konsep yang akan dimatangkan bulan Juni hingga Juli, sehingga baru bisa terlihat pemetaan dan hasil kerja dari mesin Partai Hanura. Otomatis jabatan yang dipercayakan kepada GPS juga akan mengurangi ruang gerak bagi dirinya untuk menggalang kekuatan rakyat dan pendukungnya di Bali, karena juga harus fokus karena bertangging jawab mengawal kemenganan dari Sabang sampai Merauke.

“Jabatan yang pertama kali dipegang sama politisi Bali, sehingga kalau saya hanya ngurusin Bali saja kan sama saja tidak jadi Ketua Bapilu Pusat. Saya harus menyelesaikan pekerjaan dari Aceh sampai Papua mengkonfigurasikan pemenangan. Semua itu kan tidak mudah, ada tantangan dan menjadi hal baru bagi saya di tengah goncangan yang semakin menggoncang internal Partai Hanura,” tegas Mantan Ketua Komisi III DPR RI ini mengakiri wawancara. eja/ama