NEWS
Membuka Aksara di Dusun Pengemis
Setiap tahun desa Munti Gunung ini selalu kedatangan tutor atau pengajar untuk membantu membuka aksara kepada warga. Ada yang dibayar pemerintah, ada yang datang dengan kemauannya sendiri, ada pula barisan anak muda yang memang sengaja mengabdi karena jengah dengan kondisi buta aksara di desa ini. Anak muda yang idealis ini tentu dibakar rasa empatinya. Barisan pemuda menyusun program dengan hati-hati untuk membuat membaca menjadi sebuah kebutuhan yang sangat penting, sepenting sepiring nasi pengisi perut yang harus dapat dipahami oleh masyarakat. Program itu harus berkelanjutan dan memahami bahwa yang masih buta aksara ini terbagi menjadi dua kelompok dengan karakteristik yang jauh berbeda. Kelompok umur 13-35 tahun dan kelompok di atas umur 35 tahun. Metode dan cara berkomunikasinya pun harus disesuaikan agar mereka merasa dirangkul, bukan menggurui apalagi membebani. Para warga yang mendapat pelatihan harus bisa membaca dan menulis dalam waktu singkat dan harus tetap dipelajari sepanjang hayat. Salah seorang tutor menyampaikan jika semangat warga tak boleh dimentahkan. Tutor harus hadir dan ada setiap kali warga ingin belajar dan berkunjung ke rumah pintar. Sebab,
You must be logged in to post a comment Login