Connect with us

DAERAH

Miris! Gubernur Koster Belum Ada Solusi, Hanya Tinggal 1 Persen Angkutan Umum di Bali

Redaksi Jarrakpos

Published

on


Denpasar, JARRAKPOS.com – Turunnya kualitas transportasi publik akhir-akhir ini menjadi sorotan sejumlah pihak, karena dipastikan Gubernur Bali saat ini belum ada solusi yang serius menangani kebutuhan masyarakat luas akan moda angkutan umum yang tepat. Bahkan kondisi angkutan publik sangat memprihatikan, karena terhitung hanya ada sekitar 1 persen saja angkutan umum di Bali. Padahal, seperti diungkapkan Ketua DPD Organda Bali, Ketut Eddy Dharmaputra, standarnya di wilayah provinsi jumlah kendaraan umumnya minimal mencapai 70 persen guna menghindari kemacetan di jalan raya.

 

Insert foto : Ketua DPD Organda Bali, Ketut Eddy Dharmaputra.

Dirut PT Restu Mulya Mandiri ini membeberkan, angkutan kota di Bali yang tadinya berjumlah 1.024 kendaraan, sekarang hanya 300 kendaraan. Karena itu, dipastikan di tahun berikutnya akan terus berkurang akibat kebijakan pemerintah yang memberlakukan standar pelayanan angkutan minimal 25 tahun untuk angkutan bus dan angkutan pariwisata hanya berlaku 10 tahun. “Aturan standar pelayanan angkutan itu, membuat transportasi massal di Bali terus berkurang, sehingga animo masyarakat memakai jasa angkutan umum beralih menggunakan kendaraan pribadi. Jadi bisa dibayangkan 5 tahun kedepan kondisi Bali seperti apa kemacetannya,” tandasnya.

Baca juga :

https://jarrakpos.com/2019/01/15/mulai-tahun-2019-pelajar-dan-mahasiswa-gratis-naik-bus-trans-sarbagita/

Advertisement

Para pengusaha transportasi berharap, Gubernur Bali sesuai dengan Undang-Undang No.22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, agar memperhatikan tanggung jawab akan angkutan umum. Seperti halnya angkutan pengumpan untuk bus Trans Sarbagita yang belum memadai. “Seharusnya ada sinkronisasi angkutan tersebut, sehingga ketika penumpang turun di halte sudah ada angkutan pengumpan yang menunggu. Jadi trayek ini harus benar-benar dimiliki oleh provinsi ditunjang dengan trayek pengumpan antar kabupaten,” bebernya.

Ik/2/9/2018

Padahal jika dievaluasi, sebelumnya rata-rata sekitar 1.500 penumpang yang diangkut oleh bus Trans Sarbagita. Artinya sudah mengurangi sekitar 750 kendaraan, baik angkutan pribadi roda dua dan roda empat bisa mengurangi kemacetan sekaligus polusi udara di jalan raya. Menurutnya pemerintah pusat dan daerah harusnya bisa bersinergi, bukan malah mengandangkan 25 unit bus Trans Sarbagita. “Memang ide Gubernur Pak Koster sangat bagus. Hanya saja angkutan pengumpan harus dipastikan sudah siap,” harapnya seraya mendorong agar Pemprov Bali dengan Pemda di kabupaten/kota se-Bali bisa duduk bersama menata ulang trayek angkutan yang ada agar bisa bersinergi. tra/ama

Continue Reading
Advertisement
4 Comments

4 Comments

  1. navigate here

    12/04/2019 at 4:36 pm

    Awesome article.

  2. google

    27/03/2019 at 12:26 am

    yo this post very interesting

  3. I Made Suartana

    15/01/2019 at 10:25 pm

    Sudah siapkah pendapatan daerah kita berkurang. Jikalau sukses di transport umum. Akan berdampak ke pendapatan pajak daerah Bali. Ini kayaknya yg menjadi ganjalan BAPAK GUBERNUR KITA.saya yakin sekali itu suksma

  4. I made Suartana

    15/01/2019 at 10:18 pm

    Tolong Undang saya ke Kantor untuk mengomentari metoda transportasi kita sekarang tidak berjalan dg seksama.kalau bisa kenapa tdk meniru metode transportasi yg tlah sukses di europa spt di London.saya 5 thn di LONDON hampir tahu persis system transportasi mereka.dan saya yakin semua akan meninggalkan mobil pribadi mereka dan memilih transportasi umum .mudah mudahan saran saya masuk akal dan ditiru untuk bali yg lebih maju kedepannya. Dan system yg di S.Pore pun saya tahu. Keluarga istri saya hidup menetap di hi sing crecent S.Pore


Warning: Undefined variable $user_ID in /home/jarrakpos/public_html/wp-content/themes/zox-news/comments.php on line 49

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply