OLAHRAGA
Musorprov KONI Sumut: Jon Lubis Dkk Tabrak Etika Organisasi

Medan – Etika dalam organisasi olahraga merupakan landasan fundamental yang memandu perilaku dan mencerminkan nilai-nilai moral yang diharapkan oleh masyarakat olahraga.
Tapi, etika organisasi tak berlaku pada Musorprov KONI Sumut yang saat ini bergulir di Medan, 15-17 April 2025. Terkesan seperti lap cebok
Bukti, Ketua umum KONI Sumut John Ismadi Lubis seenaknya menunjuk peserta Musorprov sebagai badan penyelenggara kegiatan. Contoh, Irwan Pulungan sudah tercatat sebagai Tim Penjaringan (TPP) ditetapkan juga sebagai pimpinan sidang.
Bahkan, beliau mendorong dorong supaya hatunggal Siregar terpilih aklamasi. Itu disampaikan setiap acara perhelatan olahraga. Dengan terang terangan Jon Lubis ingin Musorprov nya aklamasi.
“Macam dia punya panggung olahraga ini. Tak ada lagi demokrasi di olahraga dibuat nya, sebut Indra Joeli selaku Humas Forki Sumatera Utara yang juga jurnalis ini
Bukti lain, Sakirudin selaku wakil ketua KONI Sumut menghubungi via telepon KONI kabupaten kota untuk minta dukungan terhadap Hatunggal Siregar. Begitu juga dengan Syahril melabrak etika organisasi dengan turun ke daerah untuk minta dukungan untuk Hatunggal Siregar padahal dirinya tercatat sebagai TPP
“Apa yang di cari di KONI Sumut. Kok sudah tak beretika lagi mereka “kata Indra di Medan kemarin.
Mirisnya, belum lagi bergulir Musorprov KONI Sumut sudah terendus bau negatif, yang mana pengurus pengurus yang selama ini berada di gerbong lama, rame rame mau eksodus ke gerbong periode 2025-2029.
Tercatat beberapa pentolan KONI Sumut diplot untuk masuk gerbong baru, seperti Agung Sunarno, Sakirudin, Dahliana dan lainnya. Hal ini dikuatkan oleh salah satu calon kandidat Ketua Umum KONI Sumut. John Ismadi Lubis minta 80 persen pengurus lama diadopsi ke kepengurusan baru.
Pentolan gerbong lama pun kasak kusuk, lobi- lobi untuk memenangkan calon tersebut.
Parahnya lagi, ada yang sudah empat periode sebagai pengurus KONI Sumut masih ambisius. Rata rata dari mereka udah tiga periode menduduki kursi pengurus KONI Sumut, padahal mereka itu tak mampu mendorong cabor untuk berprestasi.
“Ada harta Karun kali yang belum sempat dibagi bagi sehingga mereka ngotot lagi untuk menduduki KONI Sumut”ujarnya
You must be logged in to post a comment Login