Connect with us

    DAERAH

    Ny Putri Koster : Orang Tua  Benteng Pertahanan Keluarga

    Published

    on


    Denpasar, JARRAKPOS.com – Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Bali Ny Putri Suastini Koster menekankan bahwa orang tua memiliki peranan yang teramat penting dalam pendidikan karakter anak, terutama di tengah berbagai tantangan-tantangan yang dihadapi pada era milenial saat ini. “Tantangan yang ada seperti pemanfaatan kemajuan teknologi yang tidak tepat guna, misalnya pemakaian ponsel terlalu lama atau hanya untuk permainan, maupun pergaulan negatif seperti penyalahgunaan narkoba. Oleh karena itu, para orang tua sebagai benteng pertahanan keluarga diharapkan mampu menerapkan pola asuh yang tepat, karena akan mempengaruhi fisik, psikis, dan kemampuan sosialnya,” demikian disampaikan Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Bali Ny Putri Suastini Koster saat dipercaya menjadi narasumber pada acara seminar bertajuk ‘Deteksi Dini Hambatan Perkembangan Anak Serta Mengembangkan Potensi Anak Secara Optimal’ oleh Departemen Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana (FK Unud) di Ruang Pertemuan Dr AA Made Djelantik FK Unud, Jalan Sudirman Denpasar, Minggu (15/9/2019).

    Baca juga : Ny Putri Koster Raih Penghargaan 5 Besar Pembina Teladan

    Ny Putri Koster menegaskan orang tua harus selalu ada di samping putra-putrinya untuk membangun komunikasi yang intensif. “Kita harus bisa memposisikan diri sebagai orang tua sekaligus sebagai teman bagi mereka, karena anak-anak jaman sekarang tidak bisa diintervensi. Dengan komunikasi kita bisa tahu kebutuhan mereka, permasalahan yang sedang dihadapi, maupun harapan-harapan mereka. Kita harus mampu memberikan koridor yang tepat bagi mereka dalam menjalani kehidupan,” ujar Ny Putri Koster. Ny Putri Koster lebih jauh menyampaikan bahwa tumbuh kembang anak tidak hanya didasarkan pada seberapa banyak ilmu pengetahuan yang diberikan, tapi orang tua diharapkan mampu mengharmoniskan mental spiritual anak sehingga bisa tumbuh bahagia.

    “Anak-anak jangan hanya dijejali pelajaran, karena masing-masing anak tumbuh kembangnya berbeda, masing-masing memiliki talenta, dan yang tahu talenta mereka ya para orang tua. Talenta itu yang harus kita asah, memastikan mereka bisa menyalurkan apa yang mereka senangi, jika sudah tersalur tentu mereka akan bahagia dan memiliki pandangan lebih positif. Tingkatkan pendidikan mental spiritualnya, agar perkembangan otak kanan dan kiri seimbang,” kata Ny Putri Koster yang juga alumni Unud Jurusan Ekonomi Bisnis. Selanjutnya, pendamping orang nomor satu di Bali ini mengharapkan para civitas akademika kedokteran maupun lembaga-lembaga yang bergerak di bidang pendidikan anak, bisa membantu mengarahkan para orang tua menerapkan pola asuh yang tepat. “Selebihnya ya tugas bapak ibu sekalian dalam memberikan pendampingan para orang tua, bagaimana semestinya para orang tua mengarahkan kemampuan anaknya, psikolog kan seperti itu. Secara umum, kedokteran ya bisa mencegah terjadinya stunting, anak-anak autis, dan sebagainya. Memberikan wawasan kepada orang tua semenjak anak dalam kandungan, memastikan janin yang dikandung sehat, lahir dan tumbuh dengan baik. Sehingga bisa menjadi generasi penerus bangsa yang berprestasi,” kata Ny Putri Koster.

    Advertisement

    Baca juga : Gubernur Koster Dukung Bali Tuan Rumah eSports Internasional

    Sementara itu, Wakil Dekan Bidang Umum dan Keuangan FK UNUD Dr dr Anak Agung Wiradewi Lestari Sp PK dalam sambutan pembukanya menyampaikan seminar yang diadakan ini diharapkan bisa menambah wawasan dan pengalaman para peserta, sehingga bisa digunakan dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan keluarga maupun dalam lingkungan pendidikan di sekolah masing-masing. “Faktor psikologi merupakan hal penting bagi tumbuh kembang anak untuk mengetahui adanya gangguan psikis yang dipengaruhi lingkungan yang tidak mendukung, di samping gangguan fisik. Dengan adanya deteksi dini dan penanganan yang tepat, maka diharapkan gangguan yang dialami dan tumbuh kembang anak diharapkan dapat berjalan sebagaimana mestinya,” ujarnya.  Seminar tersebut diikuti oleh sekitar 160 orang peserta yang berasal dari berbagai kalangan seperti ibu rumah tangga perorangan, lembaga pendidikan negeri-swasta, mahasiswa-mahasiswi dan sejumlah instansi terkait. mas/ama/*