NEWS
“Nyungsang” Bukan Film Horor Biasa, Tayang Perdana 29 Maret 2018
[socialpoll id=”2481371″]
DENPASAR, JARRAK POS – Film Layar Lebar “Nyungsang”, merupakan sebuah karya garaan dari Putra Daerah Bali, dimana Komang Gases langsung terlibat menjadi produser sekaligus sutrada dalam pembuatan film tersebut, turut disponsori oleh IKIP PGRI BALI, JAGIR, dan GASES BALI. Walaupun dengan dana yang cukup minim mengahabiskan Rp400 juta serta alat yang terbatas akhirnya menuai keberhasilan dibuktikan dengan sudah terjualnya tiket mencapai 4.800 tiket, dalam angarapan film tersebut memaknai untuk budaya Bali kedepannya agar tetap ajeg dan semakin bertaksu.
Hal tersebut diungkapan Sutrada Film Nyusang Komang Gases yang sekaligus menjadi produser Rabu (14/3/2018). Pihaknya mengatakan film layar lebar yang berjudul Nyungsang sudah dapat ditonton tayang perdana 29 Maret sampai 11 April 2018 di Denpasar Cineplex. SInopsis Film Nyungsang menceritakan, Keluarga Luh Tu Nesti tidak pernah ada keutuhan dimana satu persatu keluarga mereka harus pergi selamanya, sehingga yang tertinggal dan bertahan hidup hanya nenek dan cucu. Demi mempertahankan garis keturunan serta melanjutkan kehidupan sang nenek memutuskan untuk memohon anugrah.
“Ketika semua itu terwujud tanpa dia sadari anugrah yang dia dapatkan disalah artikan, sehingga tingkah lakunya terbalik atau nyungsang, ” paparnya seraya mengatakan dari awal akan menyuji adrenalin penonton. Komang menambahkan, kenapa Film Nyungsang dapat memacu adrenalin penonton sebab dalam pengambilan gambar untuk mengahasilkan kesan mistis dari Film Nyungsang, pihaknya mengambil tempat lokasi pembuatan film seperti di Rumah Antik Batuan, Sanggar Pak Jimat, Kuburan di Sangeh, Pondok Pak Jaka di Pancoran Mumbul, serta Kampus Ikip PGRI BALI. “Tempat yang paling spesial adalah di Hutan Wisata Sangeh. Karena disana kita benar-benar mengekspresikan gerak penari dan horor film ini,” ungkapnya.
Selanjutnya, film yang menghabiskan dana sebesar 425 juta melibatkan 150 pemain termasuk juga peran pembantu. Dalam film ini pihaknya menyelipkan beberapa pesan bahwa Bali mempunyai warisan budaya serta tradisi yang beragam khususnya dalam bidang ilmu yang dapat dipelajari. “Dalam film ini kami berharap ketika kita mendapatkan anugrah atau ilmu dalam bentuk apapun sepatutnya agar kita cerdas memilah dan memilih biar tidak salah langkah menjadi nyungsang,” paparnya.
Selesainya garapan Film Nyungsang meski dengan keterbatasan dibidang perfilman, namun Sang Sutradara Komang Gases bisa merasa puas akan karya yang telah dihasilkan dan merupakan sebuah karya yang sempurna, sehingga pihaknya menargetkan agar Film Nyungsang dapat diputar di seluruh Indonesia. Pasalnya dalam penggarapan pihaknya membuat senatural mungkin, karena cerita ini berdasarkan kisah nyata, dan sebelum film ini digarap dirinya mematangkan dan memadukannya dengan sastra, agar spirit film ini hidup. “Kami sadar kalau kami bukanlah orang perfilman. Tetapi karena kecintaan kami akan budaya Bali maka kami memberanikan diri untuk menggarap film ini,” jelasnya Komang.
Film Nyungsang merupakan sebuah karya perdana sang sutrada Komang Gases, dengan cerita dan gagasan yang original. Sehingga dalam film tersebut menghasilkan bukan sembarang film horor yang diputar serta juga bukan film karbitan sebab dari awal Film Nyungsang hingga akhir menyuguhkan film memberikan pesan yang terselip, dan pastinya Film Nyungsang bukanlah film horor biasa.
Komang Gases mengakui, dalam sebuah karya pasti mengharapkan sebuah keuntungan, tetapi didalam film ini keuntungan yang diraih bulan semata adalah keuntungan merupakan suatu kebanggaan sebagai putra daerah yang mendapat kesempatan untuk membuat film demi pelestarian budaya. “Kita menggaris bawahi, bahwa film ini tidak semata mencari keuntungan uang semata namun menanamkan rasa saling memiliki menyama braya (persaudaraan, red),” tandasnya. tra/ama
You must be logged in to post a comment Login