DAERAH
Obat Balian Bisa Tingkatkan PAD, Gubernur Koster Siapkan Pengobatan Usada Sebagai Tradisi Leluhur
[socialpoll id=”2522805″]
Denpasar, JARRAKPOS.com – Tingginya kebutuhan masyarakat dunia akan CAM dan herbal medicine oleh WHO memprediksi kebutuhan herbal medicine dunia sekitar 50 Milliard USD di tahun 2050. Tingginya kebutuhan pasar dunia akan obat herbal dan pengobatan komplementer merupakan peluang bagi Indonesia, khusunya Bali sebagai Pusat Pariwisata Dunia untuk ikut mendulang Dolar dalam usaha peningkatan income (PAD) melalui pengobatan herbal yang kalau di Bali biasanya ditekuni oleh para balian atau ahli pengobatan tradisional. Hal tersebut dijelaskan Gubernur Bali, Wayan Koster terkait Caplementary Alternative Medicine (CAM) merupakan pengobatan komplementer alternative yang sudah mendapat tempat yang terhormat dimasyarakat. Masyarakat menggunakan pengobatan kedokteran modern dan kompelenter secara saling mengisi. Beberapa jenis CAM yang dikenal dunia adalah Chinis Tradisional Medicen (CTM), Aryur wedhic medicine, dan tabib Yunani.
Sedangkan Indonesia telah mengenal pengobatan tradisional dan dimasukkan kedalam sistem kesehatan nasional (UU 36 th 2009 tentang kesehatan, UU 36 th 2014 tentang tenaga kesehatan). Pelayanan kesehatan Tradisional dituangkan dalam Peraturan Pemerintah (PP) 103 th 2014 tentang pelayanan kesehatan tradisional, dalam pelaksanaanya diikuti oleh peraturan Kementrian Kesehatan, seperti, Permenkes RI No. 61 Th 2016 tentang Pelayanan Kesehatan Tradisional Empiris, Permenkes No. 37 th 2017 tentang Pelayanan Kesehatan Tradisional Integrasi, Permenkes No. 15 Th 2018 tentang Pelayanan Kesehatan Tradisional Komplementer. “Kehadiran negara pada pengobatan tradisional adalah wujud negara dalam melindungi tradisi pengobatan yang secara empiris telah terbukti. Negara menginduksi pengembangan pengobatan tradisional sebagai unggulan dan menuju pada level terhormat dan diterima secara menyeluruh seperti TCM dan Ayur Wedhic medicine,” tuturnya di Denpasar, Jumat (2/11/2018).
Baca juga :
Gubernur Koster akan Rekomendasikan Semua Toko “Shopping” Jaringan Tiongkok Ditutup
Koster menjelaskan, Usada adalah warisan leluhur Bali tentang tata cara pengobatan masyarakat Bali secara tradisi dan masih dimanfaatkan oleh masyarakat Bali, bahkan wisatawan, seperti dalam Film Holiwood Eat Pray ce Love, menggambarkan bagaimana animo masyarakat dunia terhadap kepercayaan pengobatan Usada komplementer. Warisan lontar usada adalah kearifan lokal yang harus dilindungi dan digali manfaatnya dalam usaha mewujudkan kesehatan masayarakat. Warisan lontar usada merupakan sumber ilmu pengetahuan pengobatan tradisi leluhur Bali, yang perlu digali dan dibuktikan secara ilmiah, sehingga menjadi sumber dan metode pengobatan baru. “Lontar Usada memuat metode diagnosis sakit, bahan obat (baik tanaman dan hewan), ramuan dan racikan obat (teknologi pengembangan sediaan obat), tatacara pengobatan yang mengedepankan harmoni hubungan horizontal (antar manusia dan manusia dengan alammnya) dan vertical (hubungan manusia dengan tuhannya),” ungkapnya.
Koster menambahkan, Negara atau Pemerintah Provinsi berkewajiban melindungi dan menginduksi pemanfaatan untuk peningkatkan kesehatan dan kesejahtraan masyarakat, Bali khsusunya. Lontar Usada masih tercecer sebagai warisan pengobatan leluhur, selama ini dimiliki oleh masyarakat dan belum terkumpulkan dalam satu wadah museum pengobatan. Beberapa lontar Usada bahkan dikabarkan masih disimpan di Negeri Belanda, dan ada individu pengobat/balian usade. “Pemerintah wajib hadir melindungi sumber pustaka ini sehingga bisa digali informasi, dieksploitasi pemanfaat dan nilai ekonominya. Pemprov Bali akan membangun museum lontar-lontar usada, pembangunan Taman Tanaman Usada, lembaga pendidikan tenaga kesehatan tradisional Usada, dan tempat praktek yang terstandardkan,” tandasnya.
Baca juga : Gubernur Koster Siapkan Regulasi Wajib Belajar 12 Tahun
Koster mengakui, pihaknya akan melaksanakan program pelestarian dan pemberdayaan warisan leluhur USADA ke dalam program kesehatan tradisional pada Pelayanan Kesehatan Tradisional Empiris, Pelayanan Kesehatan Tradisional Komplementer, dan Pelayanan Kesehatan Tradisional Integrasi. “Pengembangan Taman Usada akan dibangun di Kabupaten Bangli, pengembangan Industri Bahan Baku Obat Herbal, seperti Industri Pusat Pengumpulan Pasca Panen Tanaman Obat (P4TO), Industri Ekstrak Hebal, akan di Kabupaten/Kota di Bali, Industri Rumah Tangga pengembangan Obat Herbal sediaan Jamu/Galenika (Loloh, urut, tutuh, dan lainya),” tegasnya seraya menambahkan pembangunan Fasilitas Kesehatan Tradisional, Griya Sehat sebagai pusat pelayanan Kesehatan Tradisional (sesuai dengan Permenkes 15 th 2018), mengupayakan pelayanan kesehatan tradisional yang ditanggung oleh BPJS. Dan tenaga kesehatan tradisional bekerja di pusat layanan kesehatan tradisonal (Griya sehat) atau Poli Pelayanan Kesehatan Tradisional terintegrasi di Rumah Sakit, hingga ke Puskesmas. Sehingga tenaga kesehatan tradisional Usada dikenal secara terbuka oleh masyarakat dan berada dalam satu kesatuan sistem pelayanan kesehatan nasional.
Tidak hanya itu saja, pendidikan Tenaga Kesehatan Tradisional (kompetensi khusus pengobat Usada) yang diinisiasi oleh UNHI melalui PS S1 Pendidikan Pengobat Tradisional Ayur Wedha, di Fakultas Kesehatan Ayurwedha bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan Ayurwedha India. Pemprov menginduksi PTN dan PTS ikut untuk mengembangkan pendidikan Pengobatan Tradisional. Tujuan pendidikan ini adalah menstandarisasi profesi pengobat tradisional, yang selama ini lebih dikenal oleh masyarakat dengan istilah “BALIAN”. Pengobat tradisional Usada terstandar akan tercatat dengan STR “surat tanda register” oleh kementrian kesehatan. Serta membangun laboratirum Pusat Standarisasi Obat Herbal sebagai laboratorium yang memberikan Certificat of Analysis bahan obat herbal Usada dan bahan kosmetik, sebagai upaya penyediaan bahan baku obat herbal yang terstandar dan bernilai ekonomi tinggi memiliki daya saing di tingkat dunia. “Mengembangkan Pusat peneltian Usada dan Obat herbal bekerjasama dengan UNUD dan UNHI, pada awalnya, serta melibatkan PTN dan PTS di Bali maupun nasional, guna meningkatkan scientific pengobatan Usada dan bahan Obat Usada sehingga menjadi unggulan Bali di tataran Nasional, Regional maupun dunia,” imbuhnya. tra/ama
Pingback: Gubernur Koster Promosikan Keunikan Jegog, Putri Koster Tampil Memukau di Pesona Budaya TMII - Jarrakpos.com