POLITIK
Partai Demokrat Jaring Suara Mengambang, Mudarta Ajak Coblos No.14
[socialpoll id=”2542672″]
Denpasar, JARRAKPOS.com – Memasukan akhir masa kampanye yang dinilai cukup panjang membuat partai politik, tim kampanye Paslon dan Caleg di daerah sudah sangat berkeringat. Percaturan pesta demokrasi di tahun 2019 ini juga dinilai sebagai Pemilu yang paling kejam karena akan banyak partai politik akan tersisih akibat tidak bisa memenuhi ambang batas parlemen atau parliamentary threshold. Kondisi ini menurut Ketua DPD Partai Demokrat Provinsi Bali, Made Mudarta masa kampanye yang panjang ini harus menjadi bahan evaluasi oleh pemerintah kedepan agar benar-benar memberikan asas mamfaat bagi pesta demokrasi di tanah air yang mengedepankan kesejahteraan masyarakat. “Sesungguhnya masa kampanye yang cukup melelahkan karena rentang waktunya enam bulan sejak September,” ungkapnya di Denpasar, Sabtu (30/3/2019).
Politisi asal Jembrana ini menjelaskan, semua partai politik khususnya di Bali begitu juga tim kampanye Paslon dan Caleg sudah terlihat lelah. Kedepan masa kampanye ia nilai paling efektif dilakukan selama tiga bulan sehingga jadi catatan bagi pihak penyelenggara. Dengan masa kampanye yang panjang bahkan membuat banyak Caleg atau tim Paslon memasang APK (Alat Peraga Kampanye) beruoa baliho atau spanduk hingga lima kali karena rusak akibat cuaca. Ini menyebabkan meningkatnya biaya atau cost politik yang dinilai banyak pihak sudah terlalu tinggi. “Bisa pasang baliho dan spanduk sampai lima kali, luntur kena hujan kena panas jadi cost politik yang dikeluarkan oleh tim kampanya pasangan calon dan Caleg sangat tinggi besar sekali. Kedepan masa kampaye di perpendek,” harap Made Mudarta.
Baca juga : AHY Sapa Kaum Milenial dan Seribu Kader Demokrat Bali
Sebagai negara yang mengedepankan demokrasi semestinya pesta demokrasi tidak memakan waktu lama, sehingga masyarakat bisa berpartisipasi optimal dalam pembangunan dan kegiatan produktif lainnya. Perlu disadari pesta demokrasi selain yang dirancang serentak lima tahun sekali ini juga ada hajatan lainnya seperti Pilgub, Pemilihan walikota dan Bupati, hingga pemilihan kepala desa/ dusun hingga adat. Sehingga kedepan ini semua harus di petakan oleh elit politik yang akan dihasilkan baik Pilpres dan Pileg 2019 ini. Menurut Made Mudarta Pemilu kali ini sangat menentukan arah pembangunan bangsa karena akan banyak partai politik yang tidak akan memenuhi parliamentary threshold. Sehingga menjadi proses Pemilu yang paling kejam sepanjang sejarah demokrasi di Indonesia. “Banyak partai akan terkubur tidak lolos parliamentary threshold empat persen. Nah kita berharap partai-partai yang lolos bisa memperjuangan aspirasi masyarakat termasuk titik tolak kita kedepan yang perlu digaris bawahi untuk pertumbuhan ekononi,” harapnya.
Sisa waktu kampanye hingga tanggal 13 April 2019 ini menurutnya hanya untuk memperebutkan suara mengambang atau swing porter. Karena hampir dipastikan seluruh kantong suara berbasis Dapil (Daerah Pemilihan) sudah terkunci baik oleh tim pemenangan Paslon maupun Caleg di masing-masing Dapil. Swing porter ini diperkirakan ada di kisaran 13,5 persen dan kini menjadi perebutan tim pemenangan baik dari Paslon 01 maupun 02. Berdasarkan maping politik yang dilakukan di internal Partai Demokrat swing porter ini berkaitan dengan pilihan partai politik mayoritas masyarakat mulai memilih Partai Demokrat nomer urut 14. Karena menurutnya pasca reformasi 1998 Partai Demokrat sudah memberikan bukti sesuai harapan reformasi. 10 tahun kader Partai Demokrat (SBY, red) berkuasa dari tahun 2004-2014 ekononi Indonesia tumbuh diatas enam persen dan utang IMF dilunasi, ini tentu dinilai sebagai prestasi dan dedikasi persembahan kader untuk negeri.
Baca juga : Pilih Caleg Karena Bansos, “Gigit Jari” Selama 5 Tahun
Juga diceritakan pada saat pemerintahan SBY listrik 450 hingga 900 rata-rata menbayar Rp 300 ribu perbulan namun saat ini sudah berada di angka Rp 900 ribu. Melalui 14 program prioritas Partai Demokrat permasalahan ini diharapkan mampu diakomodir Paslon 02. Dengan perjuangan harga listrik agar disubsidi maka secara langsung akan meningkatkan daya beli masyarakat. Hal ini sudah mulai terlihat di beberapa kampanye terbuka Paslon 02 Prabowo-Sandi yang menyampaikan 100 hari kerjanya listrik dan harga 9 bahan pokok diturunkan. Program-program saat SBY menjabat seperti PNPM Mandiri, BOS, subsidi listrik dan pupuk serta Bidikmisi bisa kembali dilaksanakan dengan baik. Proyek infrastruktur dilanjutkan namun ditinjau agar benar-benar menggeliatkan ekonomi dan tidak membuat kontraktor tanah air gulung tikar. Masalah pajak pemerintah juga harus memberikan relaksasi agar investasi tumbuh dan secara langaung memberikan peningkatan pemasukan pajak yang berkelanjutan. “Mudah-mudahan swing porter, masyarakat yang sampai hari ini belum menentukan pilihan nanti datang ke TPS untuk coblos Partai Demokrat nomer urut 14. Saya yakin indonesia akan kembali berjaya, bagaimana halnya Majapahit yang pernah berjaya di abab 14,” jelasnya. eja/ama
You must be logged in to post a comment Login