POLITIK
Penanganan Covid-19, Dauh Wijana: Bali Jangan Sampai “Trade Off”
Denpasar, JARRAKPOS.com – Pelaku Usaha yang juga Politisi Partai Golkar, Dr.Ir. I Made Dauh Wijana, MM., menyampaikan pandemi Covid-19 telah membuat sendi perekonomin Bali rapuh bahkan mati suri di sektor pariwisata. Agar bisa kembali bangkit di tengah pandemi, pemerintah diharapkan harus berani mengambil sebuah langkah strategis tidak hanya memikirkan kesehatan masyarakatnya namun juga menjamin aspek ekonomi masyarakat tetap berjalan.
“Ketika ini dibuka (ekonomi, red) berarti pandemi meningkat jangan begitukan, jadi ketika ini dibuka pandemipun tidak meningkat karena kita sudah siapkan SOP untuk menekan kasus penularan. Pola fikir ketakutan berlebih jangan sampai menyajikan pilihan delematis, itu namanya kondisi Trade Off,” ujar Dauh Wijana saat ditemui di Kantor DPD II Partai Golkar Provinsi Bali, Denpasar, Jumat (19/6/2020).
Tidak ingin terjadi Trade Off atau suatu situasi pengorbanan untuk mendapatkan sesuatu yang ingin dicapai dengan melibatkan kehilangan satu kualitas yang lain, Dauh Wijana menyakini pemerintah pasti sudah mempertimbangkan kapan sebaiknya pariwisata mulai dibuka. Namun patut disadari bila kondisi ini dibiarkan terlalu lama maka akan semakin sulit menggerakkan roda perekonomian Bali kedepan.
“Mungkin bisa diambil jalan tengah kan seperti itu. Mulai dibuka diikuti disiplin dan sesuai protokol kesehatan yang harus tetap jalan. Karena kita tidak bisa tau kapan Covid berakhir, dan di satu sisi ekonomi harus tetap jalan. Sebaiknya memang mulai difikirkan dengan mulai mencoba dengan pelan-pelan. Lokal dulu lah secara bertahap sekaligus sambil evaluasi,” ujar Sekretaris DPD I Partai Golkar Provinsi Bali itu.
Diingatkan Dauh Wijana, ketika sektor usaha sudah mulai dibuka maka pemerintah harus menyiapkan petugas untuk melakukan pengawasan. Memastikan dunia usaha telah menerapkan protokol kesehatan penanggulangan Covid-19 dengan ketat. “Memang secara logika kalau masih ada peningkatan kan memang sebaiknya jangan. Kalaui mulai agak landai itu mulai dibuka itu benar secara logika,” urainya.
Ditekankan politisi asal Desa Tegalalang itu, keinginan untuk kembali menggeliatkan ekonomi agar kembali tumbuh tidak boleh mengkesampingkan keselamatan masyarakat sebagai hal terpenting. Pada akhirnya harapan tersebut akan bermuara pada kesepakatan untuk membuat satu komitmen sama dalam penanggulangan Covid-19 yang bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah. Ini menjadi momentum bagi masyarakat untuk belajar menhadapi new normal kehidupan baru menjalankan disiplin dengan pola hidup bersih dan sehat.
Pengusaha properti ini juga mengharapkan, pemerintah tidak menutup mata bila ada kritik dari masyarakat dalam penanggulangan Covid-19. Jangan pula saling menyalahkan, karena semua harus menyadari pandemi Covid-19 tidak hanya melanda masyarakat di Bali namun masyarakat di seluruh dunia. Keterbukaan pemerintah menerima usul dan saran juga dinilai akan menjadi formulasi baru untuk menemukan solusi dalam pemecahan masalah.
“Apa yang bisa kita kerjakan, kerjakan dalam tanggung jawab dan kepentingan bersama. Pemerintah tetap kita harapkan semaksimal mungkin, tapi jangan juga terlalu menyudutkan pemerintah. Dalam kondisi ini marilah kita saling bergandengan, paling baik itu solusi diberikan,” tandasnya. eja/ama