NEWS
Penolakan RTB Ancam Eksistensi Pariwisata di Teluk Benoa
Foto : Kawasan Teluk Benoa. (Ist)
[socialpoll id=”2499781″]
Denpasar, JARRAKPOS.com – Kata penutup Pasangan Calon (Paslon) Gubernur dan Wakil Gubernur (Wagub) Nomot Urut 2 Mantra-Kerta menegaskan untuk menolak rencana Reklamasi Teluk Benoa (RTB). Hal itu yang dikatakan Rai Mantra ketika menutup Debat Kandidat Pemilihan Gubernur (Pilgub) Bali Putaran I yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan disiarkan langsung salah satu media televisi nasional, di Nusa Dua, Sabtu (28/4/2018).
Menurut Aktivis Lingkungan Lanang Sudira apabila ada upaya pencabutan Perpres No 51/2014 tentang terkait perubahan Perpres No. 45/2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Sarbagita (Denpasar, Badung, Gianyar dan Tabanan) akan menghilangkan aktivitas pariwisata di Kawasan Teluk Benoa. “Apabila itu dicabut berarti kembali Perpres No. 45/2011 yang artinya Pelabuhan Benoa harus dicabut, Tol Bali Mandara dibongkar, IPLT Suwung dan TPA Suwung juga harus dipindahkan,” ungkap Lanang Sudira di Denpasar, Minggu (29/4/2018).
Selain itu, aktivitas pariwisata watersport Tanjung Benoa bisa terhenti termasuk para nelayanan. Perpres tersebut kini masih menjadi pro kontra masyarakat bahkan kembali mencuat dalam ajang Pilgub Bali. Aturan yang dikeluarkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang diperuntukan ruang sebagian kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil yang merupakan bagian dari Kawasan Teluk Benoa, Bali.
Untuk itu, pihaknya menilai dengan pencabutan itu tidak menyelesaikan persoalan pariwisata Bali. “Justru akan mematikan aktivitas pariwisata yang sudah eksis selama ini di Kawasan Teluk Benoa,” ujarnya. Sementata itu, Tokoh Muda Karangasem I Gede Agung Parisak Juliawan menyinggung pro kontra RTB ketika Simakrama Bali Mandara yang mengusung tema “Mencari Gubernur dan Wagub Bali 2018-2023”.
Menurutnya, persoalan itu yang sebenarnya sudah mereda diperdebatkan di media sosial dan aksi demo. Namun, isu lama itu kembali bangkit ke permukaan dalam ajang ini yang dapat memicu pecah belah masyarakat Bali, dimana dapat menggangu aktivitas pariwisata Bali. “Kalau boleh jujur, Bali sangat membutuhkan reklamasi dalam penyelamatan lingkungan hidup,” ujarnya.
Banyak pantai di Bali yang terkena abrasi berhasil diselamatakan dengan cara tersebut, termsuk Kuta dan Sanur. Hal senada juga diungkapkan Tokoh Militan PDI-P asal Sanur Made Arjaya agar kandidat Pilgub berani jujur kepada masyarakat manfaat dari reklamasi. “Tidak ikut arus, demi elektabilitas semata,” tegasnnya. Upaya itu, masyarakat tidak bingung dan terang benderang dalam memahami pro kontra reklamasi yang diperbicangkan selama ini. aya/ama
You must be logged in to post a comment Login