POLITIK
Pentolan Partai Gerindra Dukung Visi Gubernur Koster Utamakan Kearifan Lokal Bali
Denpasar, JARRAKOOS.com – Anggota DPRD Provinsi Bali, Jro Nyoman Rai Yusha mengaku akan mengabdi sepenuh hati untuk masyarakat Bali. Untuk mewujudkan komitmennya tersebut, pentolan Partai Gerindra ini menegaskan sangat mendukung Visi Gubernur Bali Nangun Sat Kerthi Loka Bali dengan Pola Pembangunan Semesta Berencana Menuju Bali Era Baru. “Untuk menjaga kesucian dan keharmonisan alam Bali beserta isinya, untuk kesejahteraan dan kebahagiaan krama Bali sekala niskala. Ini akan sukses apabila semua pemangku kepentingan/stakeholder mengedepankan dan berkolaborasi dengan kearifan lokal dan lokal genius. Dalam bingkai filosopi keseimbangan kehidupan masyarakat,” tegas Rai Yusha di Denpasar, Selasa (17/9/2019).
Jro Rai Yusha juga mengapresiasi kehadiran Wayan Koster terpilih menjadi Gubernur Bali sebagai sosok visionir yang mampu mendesain kehidupan dan pembangunan di Bali berbasis kearifan lokal yang berkesinambungan. Karena program gubernur ini dinilai mampu memayungi kepentingan Bali, maka diharapkan seluruh pemangku kepentingan di kabupaten/kota juga memberikan dukungan yang sama. Konsep menjaga lingkungan sesuai ajaran Tri Hita Karana yang dituangkan secara detail dalam menjalankan program pembangunan ini diakui sangat memenuhi keinginan masyarakat Bali baik dari sisi sekala maupun niskala. Sehingga setiap pelaksanaan pembangunan baik fisik maupun non fisik dalam kaitannya dengan pembangunan harus didasari dan diawali konsep kearifan lokal.
Baca juga : Konflik Golkar Mencair, Akbar Tanjung Gandeng Muntra Temui Demer
Mantan Kepala Balai Wilayah Sungai Bali-Penida ini juga menegaskan konsep pembangunan Bali yang seimbang antara Bali selatan dan utara harus dilakukan dengan baik. Semua konsep pembangunan harus harmonis dan mampu menjaga kesucian kawasan. Sebagai bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia juga harus dipahami Bali memberikan kesempatan kepada semua pihak untuk berkontribusi bagi pembangunan Bali. Tentunya regulasi yang ada harus menberikan kesempatan yang lebih banyak bagi SDM dan kearifan lokal Bali untuk berbuat karena lebih paham dalam menjalankan kearifan lokal. “Semua harus merespon, siapaun yang punya kepentingan di Bali. Kapan tidak direspon pasti dia akan celaka. Seperti kasus Lapindo tidak merespon kearifan lokal disana,” bebernya.
Dikatakan pihak BUMN juga harus merespon lokal jenius. “Siapapun yang berkiprah di sini wajib hukumnya merangkul dan bekerjasama dengan kontraktor lokal sesuai ketentuan, supaya bisa melaksanakan kearifan lokal,” imbuh Ketua DPC Partai Gerindra Buleleng ini, seraya menyayangkan pejabat saat ini banyak yang memiliki ketakutan berlebih sehingga berbagai bentuk pembangunan tidak mengakomodir kearifan lokal Bali. Mereka diduga tidak berani memberi peluang untuk merespon kearifan lokal dan lokal jenius sehingga proyek dimungkinkan dibangun dengan nilai kualitas dan kuantitas yang kurang baik. Inilah yang menjadi alasan banyak proyek di Bali justru menjadi masalah karena nilai tender yang jauh dari harapan namun justru aksi korupsi tidk bisa dielakkan.
Baca juga : Gubernur Koster Larang Tari Sakral Digunakan untuk Pemecahan Rekor MURI
“Penetapan pemenang (tender, red) dibawah 70 hingga 60 persen itu bulshit tidak akan mencapai harapan kontruksi itu dengan baik. Secara teknis itu manipulatif. Sering belum apa-apa sudah roboh bangunannya. Ini tandanya mereka belum mejalankan kearifan lokal. Mestinya mereka berani menghitung include harus difikirkan, lamsam (gejolak, red) harganya,” jelasnya lanjut mengatakan sudah seharusnya orang teknis di Bali berfikir profesional dan holistik. eja/ama