NEWS
PHDI Dorong di “Meja Hijaukan”, Loker non Hindu The Rich Prada Hotel Dituding Nistakan Agama
Foto : Wakil Ketua PHRI sekaligus Wakil Ketua PHDI Badung, I Komang Alit Pradana.
[socialpoll id=”2481371″]
Kuta, JARRAKPOS.com – Terkait adanya Loker (Lowongan Kerja) yang berbau Sara diunggah di media sosial oleh Managemen The Rich Prada Hotel, Pecatu, Jimbaran dituding sudah menistakan Agama Hindu. Kendati pihak Management sudah melayangkan surat permohonan maaf melalui media sosial, tetap saja harus dibawa ke “meja hijau” pasalnya pihak management telah dianggap menistakan Agama Hindu di Bali.
Hal tersebut di ungkapkan oleh Wakil Ketua PHDI (Parisadha Hindu Dharma Indonesia) Badung, I Komang Alit Ardana. Pihaknya merasa kecewa atas Loker yang diunggah ke Medsos oleh The Rich Prada, yang dianggap telah melecehkan umat Hindu di Bali serta juga menistakan Agama Hindu. Selain itu, permintaan maaf yang dilayangkan pihak The Rich Prada Hotel dinilai aneh.
Sebab menurutnya setelah ada yang memprotes Loker tersebut pihak The Rich Prada Hotel melalui Manager HRD Gede Utaya, langsung membuat klarifikasi dengan alasan terjadi salah penulisan di Loker tersebut. “Hal ini merupakan presiden buruk, setelah diprotes lalu cepat-cepat mengatakan maaf. Makanya sebelum bertindak ya berfikir dulu lah,” sentil Komang Alit Ardana, yang kini juga menjabat Wakil PHRI Badung di Kuta, Minggu (15/4/2018).
Dengan dalih salah penulisan yang dilakukan The Rich Prada Hotel, jelas hal tersebut telah menistakan Agama Hindu di Bali. Pasalnya The Rich Prada Hotel sebagai salah satu hotel berbintang 5 sudah jelas mempunyai SDM yang berkwalitas, dan pastinya keluarnya pengumuman Loker tersebut sudah lewat seleksi pihak manajemen bersangkutan. Jadi pihaknya menilai, keluarnya pengumuman Loker tersebut sudah jelas membuat kemunduran Manajemen The Rich Prada Hotel.
Pernyataan sikap yang dilontarkan HRD Manager Gede Utaya juga jelas kurang cerdas, sehingga pihaknya meminta untuk mundur dari jabatan Manager HRD sebab dinilai tidak becus dalam menyikapi pekerjaannya. “Pelakunya kan orang Bali, jadi saya sebagai orang Bali merasa sangat kecewa dengan pernyataan dan sikap seorang manager HRD semacam ini. Lebih baik mundur aja dari jabatan HRD karena sudah melukai perasaan umat Hindu khususnya, Bali. Ini orang Bali yang lupa kawitan namanya,” tandasnya.
Seraya menambahkan bahwa Gede Utaya sudah mencoreng nama hotelnya sendiri. Diingatkan kembali pariwisata Bali terkenal karena adat istiadat dan budaya, khususnya Hindu. Pemilik Hotel di Kuta ini menambahkan, bahwa Pulau Bali sangat menghormati keberagaman. Jadi postingan Loker dan klarifikasi The Rich Prada Hotel telah memberikan citra buruk terhadap pariwisata Bali dan HRD Manager jelas sudah cacat pekerjaannya, sebab HRD selalu berhubungan dengan masyarakat.
“Kita di Bali sangat menghormati keberagama. Menurut saya, sebaiknya anda (Gede Utaya, red) mundur aja jadi Manager HRD, karena anda sudah cacat dan tidak layak di posisi itu, apalagi tugas HRD akan selalu berhubungan dengan masyarakat dan jangan lupa juga, perusahaan jangan melupakan warga setempat dimana hotel itu berdiri dan tetap mereka di prioritaskan sesuai kemampuannya, agar tidak seperti ayam mati kelaparan di lumbung padi,” harapnya.
Ardana mengakui, sebagai umat Hindu di Bali menerima permintaan maaf Gede Utaya. “Tapi sebaiknya juga anda mundur dari jabatan Manager HRD agar situasi lebih kondusif dan hal ini menjadi pelajaran yang baik untuk yang lainnya. Berani berbuat harus berani bertanggung jawab dengan segala konsekuensinya,” tutupnya. tra/ama
You must be logged in to post a comment Login