POLITIK
Pilih Paslon yang Realistis, Kandidat Mulai “Perang” Janji
Ket foto : I Nyoman Graha Wicaksana selaku Pelaku Pariwisata.
[socialpoll id=”2499781″]
Kuta, JARRAKPOS.com – Jelang pencoblosan Pilgub Bali, 27 Juni 2018, kandidat mulai “perang” janji-janji di depan masyarakat yang akan memilihnya. Karena itu warga Bali yang memilih Pasangan Calon (Paslon) yang memiliki janji realistis. “Saya kira masyarakat hari ini sudah cerdas mampu membedakan janji kampanye yang realistis dan tidak,” kata I Nyoman Graha Wicaksana selaku Pelaku Pariwisata Hotel di Kuta Badung, Jumat (25/5/2018).
Tokoh Masyarakat Kuta yang juga pernah menjabat Pangliman Prahyangan Banjar Tegal Kuta ini, juga mengharapkan Paslon tidak menjanjikan program yang tidak realistis, sehingga nantinya malu sendiri apabila sulit diwujudkan. Seperti terkait dana bantuan desa pakraman Rp500 juta yang diributkan selama ini. Apalagi Gubernur Bali Made Mangku Pastika menyampaikan pengalaman dalam mengelola program yang dikemas dalam Bali Mandara selama 10 tahun, termasuk anggarannya.
Untuk itu, wajar Gubernur Pastika melakukan pembelaan diri apabila ada program Paslon tidak sesuai dengan realita. Hal itu yang disampaikan ketika klarifikasi terkait pernyataannya yang dinilai mengkritisi salah satu visi dan misi Paslon Pilgub Bali 2018 mengenai bantuan ke desa pakraman Rp500 Juta pertahun. Dengan demikian, Wicaksana mengingatkan masyarakat terkait postur APBD Bali hampir habis sehingga tidak mungkin bisa dilaksanakan bantuan desa pakraman Rp500 Juta pertahun.
“Belum lagi ada regulasinya. Postur APBD diatur UU. Semua sudah ada alokasinya yakni 20 persen pendidikan, 30 persen transfer ke kabupaten dan kota, 10 persen untuk kesehatan, 10 persen untuk infrastruktur. Apalagi SMK dan SMK masuk menjadi kewenangan provinsi maka pendidikan naik menjadi 30 persen. Sehingga sisanya hanya 20 persen akan dipakai untuk biaya operasional dan belanja pegawai,” katanya seraya mengaku selama ini Pemprov Bali sudah melakukan penghematan sehingga bisa dipakai untuk bayar listrik, perjalanan dinas dewan dan sebagainya.
Pastika menjelaskan, waktu tahun 2008, APBD Bali hanya mencapai Rp1,4 Triliun. Sekarang di tahun 2018 APBD Bali mencapai Rp6,5 Triliun. Bantuan ke desa pekraman itu naik terus hingga mencapai Rp225 Juta, Subak Rp50 Juta. Jumlah desa pekraman 1493 desa, dulu hanya 1488. Subak lebih dari 3400, kalau subak minta naik maka kalau saya menghitung maka agak sulit. Hitung-hitungnya Rp500 jutax1493 sama dengan Rp750 Miliyar. Tunjangan pegawai itu naik tarus. Jumlah desa pekraman sekarang sudah mencapai 1493 ditambah jumlah subak sebanyak sehingga Rp50 juta x 3400 sekian jumlahnya mencapai Rp340 Miliyar. Kalau dijumlahkan bisa mencapai Rp1 Triliun lebih.
Untuk itu, masyarakat juga tetap memperhatikan track record pada masing-masing Paslon Pilgub Bali 2018. Oleh karena satu suara akan menentukan nasib Bali lima tahun kedepan. “Saya harap masyarakat Bali agar tidak golput dan menggunakan hak suaranya ke TPS pada tanggal 27 Juni mendatang,” tutupnya. aya/ama
You must be logged in to post a comment Login