Connect with us

    OLAHRAGA

    Polemik Tinju Sumut, Gubsu Diminta Turun Tangan

    Published

    on

    Medan – Jarrakpos – Legenda tinju Indonesia asal Sumut , Erwinsyah berharap polemik di Pengprov Pertina Sumut selesai.

    Untuk itu, minta Gubsu maupun DPRD Sumut bisa memediasi polemik antara kubu Sabam Manalu dengan kubu Hj. Elya Rosa Siregar.

    Pasalnya, olahraga tinju Sumut pernah melahirkan petinju berkualitas. “Jika dibiarkan sudah pasti masa depan tinju Sumut kian suram,” kata Erwinsyah

    Dia pun bercerita bagaimana nama Sumatera Utara begitu disegani di atas ring tinju. Itu diungkapkannya saat ditemui di kediamannya, Desa Bandar Khalipah, Kabupaten Deliserdang, Selasa (19/4).

    Advertisement

    Mulai bertinju pada 1975 debutnya main Pangkalan Brandan dengan meraih perak. Setahun berikutnya, Erwinsyah sudah juara dengan meraih emas Kejurda Sumut. Setelah itu prestasinya makin banyak.

    “Saya tidak ingat semua. Catatan saya hilang, semua di sana data prestasinya. Buku hilang entah ke mana. Banyak yang lupa,” kata Erwinsyah saat ditemani pemerhati tinju Sumut, Usron Putra.

    Prestasi yang dia raih di antaranya STE, Kejurda, Kejurnas, PON, ASEAN dan SEA Games. “Di antaranya Perak Piala Presiden 1979, Emas PON 1977 dan 1985, emas ASEAN 1977, perak SEA GAmes 1979, best boxer di Turnamen Tinju Internasional Paris Tahun 1979, perunggu Kejuaraan Asia Bombay, terakhir perunggu kejuaraan Eropa di Jerman Timur 1986,” ucap ayah empat anak dan 6 cucu ini. Atas prestasi itu, Erwinsyah juga mendapat bintang kelas 3 dari Presiden Soeharto.

    Merosot

    Advertisement

    Pada eranya memang tinju Sumut saat itu begitu disegani. Lantas, mengapa tinju Sumut seakan surut prestasiya kini? Erwinsyah menilai salah satunya motivasi atlet kini sudah beda.

    “Dulu gak pakai duit. Motivasinya cuma bawa nama Sumut juara, ada kebanggaan. Sekarang sikit-sikit duit, kasih duit baru main, berangkat,” katanya.

    Erwinsyah juga menyoroti SDM pelatih yang bukan mantan petinju. Baginya, pelatih itu harus punya nama. “Harusnya, mantan-mantan petinju nasional ini direkrut dan dan disekolahkan biar punya lisensi. Mereka sudah punya nama, punya atlet,” ucap Erwinsyah yang telah mencetak nama-nama besar seperti Gunung Simamora, Poltak Simamora, Firman Pangeran, Mujiono Simamora, Anggiat Pakpahan, Garudatua Sihombing, Erwin Sihotang, Lamhot Simamora dan banyak lagi.

    Begitu juga, pembinaan atlet tak berjalan maksimal. Seharusnya pembinaan atlet tidak boleh terputus, sasana harus dihidupkan, bukan terfokus hanya pada satu sasana. Dan penyebab utama juga terjadi karena pengurus olahraga tinju lebih mementingkan diri sendiri, jadi lah rusuh.

    Advertisement

    “Sebenarnya gesekan itu biasa, asalkan jangan terpengaruh. Ini ada yang merasa dia mampu, ingin mnguasai, sehingga bermacam cara dilakukan. Jadi kalau dibilang prestasi turun, ya, karena pengurus tak tahu mengurus tinju. Tahunya ribut.
    Sekarang, apa yang mau dirubuti? Prestasi aja gak ada,” sebutnya.
    Lantas, bagaimana dengan prestasi Sarohatua Lumbantobing yang sukses menyumbang emas PON untuk Sumut di PON Papua 2021. Apakah itu jadi pertanda kebangkitan tinju Sumut?

    “Belum bisa dikatakan demikian. Prestasi Sumut masih jauh dari harapan. Kalau Saroha di PON Papua ini kan memang tidak ada imbangnya. Emas ini juga hasil didikan pelatnas, dibina di sana. Jadi wajar dia emas,” sambungnya.
    Kini, menyongsong PON 2024 Sumut-Aceh, dia meminta tinju Sumut berbenah lagi. “Baik-baik saja, damai, sama-sama minta sama Allah agar berubah. Agar bisa berprestasi. Buang ego, jauhkan kepentingan pribadi demi prestasi tinju Sumut,” pesannya.

    Ke BAORI

    Sementara itu, 16 pengkab dan pengkot se Sumut segera membawa polemik ini ke Baori.

    Advertisement

    “Ini langkah terbaik. Ke 16 pengkab dan pengkot pertina se Sumut ingin musprov diulang karena inskontisional”, kata pemerhati tinju Sumut Usron Putra.

    Sebelumnya, musyawarah Provinsi (Musprov) Pertina Sumut diwarnai aksi walkout sepuluh pengurus Pertina kabupaten/kota.

    Walkout terjadi sebelum dilakukan pemungutan suara kepada kedua Calon Ketua Pertina Sumut. Ellya Rosa Siregar dan Sabam Manalu

    Wakil Ketua Pertina Asahan Donald Panjaitan menyebut ada 16 pengurus Pertina kabupaten/kota walk out.

    Advertisement

    Diantaranya, Asahan, Sidempuan, T Balai, Labuhanbatu dan Madina.

    Walk out dilakukan karena ada lima Kabupaten /Kota yang kepengurusan yang mati dihidupkan carataker Pengprov Pertina Sumut.

    Padahal sebelumnya surat pemberitahuan dari Pengprov Pertina Sumut menyebutkan peserta Musprov 16 Kabupaten /Kota.

    “Itu saya rasa tidak benar dan tidak adil. Dan steering committee mengesahkan Lima Kabupaten /Kota setelah Pengprov mengeluarkan carataker terhadap mereka. Saya merasa itu tidak sah,” jelasnya.

    Advertisement

    Ia pun berjanji akan menempuh langkah hukum karena Musprov Pertina Sumut tidak sesuai prosedur.

    “Kami akan melanjutkan ke Badan Arbitrase Olahraga Indonesia (BAORI) dan PP Pertina,” tegasnya. Malaon

    Continue Reading
    Advertisement
    Click to comment

    You must be logged in to post a comment Login

    Leave a Reply

    Advertisement

    Tentang Kami

    JARRAKPOS.com merupakan situs berita daring terpercaya di Indonesia. Mewartakan berita terpercaya dengan tampilan yang atraktif dan muda. Hak cipta dan merek dagang JARRAKPOS.com dimiliki oleh PT JARRAK POS sebagai salah satu perusahaan Media Cyber di unit usaha JARRAK Media Group.

    Kantor

    Jl. Danau Tempe No.30 Desa Sanur Kauh, Denpasar Selatan, Denpasar – Bali Kode Pos: 80227
    Tlp. (0361) 448 1522
    email : [email protected]

    Untuk pengajuan iklan dan kerja sama bisa menghubungi:
    [email protected]