ASAHAN
Polres Asahan Didesak Mengungkap Dalang Kasus Kekerasan Petani di Sei Kepayang
Tanjungbalai – DPD Pospera Sumut dan DPC Pospera Asahan mengelar Konferensi Pers, di Jl Kartini Tanjungbalai, terkait kriminalisasi sekelompok preman terhadap para petani Sei Kepayang, Selasa (11/1) malam.
Ketua DPD Pospera Sumut Liston Hutajulu meminta Kapolres Asahan mengusut tuntas kasus penganiayaan sejumlah preman terhadap beberapa petani di Sei Kepayang, Asahan.
Kejadian terjadi pada 9 Januari 2021 Minggu dini hari, di Desa Perbangunan Dusun XIV, Kecamatan Sei Kepayang, Kabupaten Asahan. Para petani yakni Budiman Nainggolan, Regen Pandiangan Edison Harianja dan beberapa petani lainnya menjadi korban kekerasan saat sedang berjaga jaga di pos lokasi lahan milik petani.
“Hingga kini belum terungkap aktor dalang pelakunya. Kendati 2 orang dari pelaku penganiayaan telah diamankan Polres Asahan,” kata Liston dalam keterangannya
“Jika hanya 2 orang yang tertangkap. Sementara menurut para korban ada puluhan preman. Ini harus serius Polres Asahan menangkap para pelakunya. Jangan sampai kita menilai kinerja Satreskrim Polres Asahan tidak mampu tuntaskan kasus penganiayaan para petani ini. Kalau tidak mampu kita akan laporkan ke Polda Sumut. Pospera meminta Kapolda Sumut evaluasi kinerja Kapolres Asahan. Kalau perlu kita akan demo nanti Polda,” ujar Liston Ketua Pospera Sumut.
Menurut dari pengakuan Budiman Nainggolan selaku korban ke awak media, secara detail ia menceritakan ada puluhan jumlah preman yang melakukan kekerasan kepadanya.
“Saat itu saya sedang tidur di lokasi lahan perkebunan milik masyarakat. Sekelompok orang yang jumlahnya 40 orang secara membabi-buta tiba-tiba menyerang saya. Akibatnya, saya dan rekan-rekan saya yang bertugas menjaga lahan perkebunan itu mengalami luka-luka,” terang Budiman.
Korban lainnya, Regen Pandangan mengakui terdapat banyak luka memar di sekujur tubuhnya dari mulai mata, telinga, kaki dan tangan. Bahkan, kata Regen salah seorang korban saat ini masih mendapat perawatan serius akibat dianiaya memakai benda tumpul di bagian belakang kepalanya.
“Saat kami tertidur sekitar Pukul 01.00 WIB. Tiba tiba puluhan orang dengan memakai topeng datang menyerang kami dan langsung menganiaya kami. Saya sempat melihat ada diantara mereka membawa kayu balok memukul kepala saya,” ujar Regen mengungkapkan.
Ketua DPC Pospera Asahan, Atong Sigalingging, mengatakan kejadian itu harus di usut tuntas pimpinan Polres Asahan. Atong memandang kekerasan terhadap para Petani yang bekerja bukan hanya terjadi sekali. Berdasarkan laporan dari para petani, hal yang sama juga sudah sering terjadi namun tidak separah ini. Ia menilai perbuatan para preman tentu ada aktor dalang dibalik itu semua.
“Ini merupakan kriminal yang sangat serius. Kejadian berbau intimidasi kepada para korban sudah berulang kali saat bekerja menjaga lahan bukan baru kali ini saja. Tapi ini yang paling parah karena adanya kekerasan yang membabi-buta. Selama ini para petani was-was dengan tindak kekerasan preman. Kita ingin pihak Kepolisian dapat mengungkap siapa dalang yang melakukan semuanya ini. Karena hal ini bisa saja mengancam keselamatan para petani kedepan,” tegas Atong.
“Akibat dari tindakan preman itu, lima orang para petani mengalami luka-luka serius. Kami berharap, Polres Asahan segera memproses laporan dan bisa segera menangkap para pelaku dan dalang dari aksi kekerasan terhadap para petani,” kata Liston menegaskan.
Sampai berita ini turun, para korban telah melakukan visum dan sudah membuat laporan ke Polres Asahan dengan sejumlah saksi mata.
“Kami tetap akan meminta Polda Sumatera Utara jika desakan kami ke Polres Asahan mengusut tuntas siapa dalang persoalan ini terbiarkan begitu saja. Ssuai dengan keterangan warga ada 40 orang penyerangan pada hari Minggu jam 1 pagi. Artinya ini sudah terkonsep dengan rapi. Tentu ada aktor dalangnya. Jadi kita akan tetap mainkan nanti bentuk aksi di Polda Sumut dalam waktu dekat,” pungkasnya. (NFS).
You must be logged in to post a comment Login