PARIWISATA
Praktek Oknum Toko “Shopping” Ancam Eksistensi Market Tiongkok
[socialpoll id=”2522805″]
Denpasar, JARRAKPOS.com – Oknum Pemilik Toko “Shopping” Bali menerima wisatawan dari oknum travel agent Tiongkok dengan harga murah mengancam eksiatensi pengusaha pariwisata Pulau Dewata. Kegiatan itu merusak nama baik Bali, padahal citranya yang telah dibangun dengan susah payah dengan mengikuti berbagai promosi berkelas di berbagai belahan dunia. Disamping menggelar event-event yang mampu menarik minat wisatawan datang ke Indonesia, khususnya Bali.
Begitu juga, ajang International Monetary Fund (IMF) dan World Bank Group (WBG) 8-14 Oktober yang lalu sebagai bukti sejarah Bali mampu melaksanakan event bergengsi dunia. “Untuk itu, kami meminta campur tangan pemerintah dalam menuntaskan praktek oknum pemilik toko ‘shopping’ yang membeli per kepala yang mendorong rendahnya harga tour Tiongkok-Bali,” kata Penasehat Komite Tiongkok Dewan Pengurus Pusat (DPP) Asita Asman di Denpasar, Senin (15/10/2018).
Baca juga :
Hal itu disampaikan usai melaksanakan audensi kepada Konjen Tiongkok Denpasar yang diterima Wakil Konjen Chen Wei yang menyampaikan laporan praktek toko ‘shopping’ yang membeli per kepal. Menurutnya, praktek itu bisa merusak hubungan baik kedua negara Tiongkok dengan Indonesia (Bali) yang sudah terjalin sejak lampau. Disamping merugikan para pengusaha yang bergerak bidang pariwisata, termasuk daerah tidak mendapatkan pendapatan dari praktek tersebut.
Apabila praktek itu tidak dituntaskan, dikhawatirkan rusaknya bisnis pariwisata mengklaim akibat ulah pengusaha Tiongkok. “Padahal yang merusak oleh oknum dan segelintir orang saja,” ungkapnya. Sebenarnya, praktek itu sudah marak dilakukan dua hingga tiga tahun terahir. Namun kali ini semakin memprihatinkan dan belum mendapatkan solusi hingga tuntas. Ia disampingi Penasehat Komite Tiongkok DPP Asita Chandra Salim menambahkan, praktek tersebut pernah dilakukan di negara Tailand. Namun pemerintah setempat berhasil menghentikannya dengan paksa untuk melindungi bisnis pariwisata agar berjalan normal.
Baca juga :
https://jarrakpos.com/2018/10/11/miris-berkedok-shopping-pariwisata-bali-dijual-murah/
“Disana pemerintah setempat turun langsung dengan militernya, termasuk parlemennya,” ungkapnya. Pada kesempatan itu juga, pihaknya tetap menghimbau kepada wisatawan Tiongkok selalu waspada kepada tawaran travel agent yang menawarkan harga murah datang ke Pulau Dewata. “Segi hitungan bisnis, mana mungkin dengan biaya 299 RMB setara dengan Rp 600 ribu bisa dapat tiket ke Bali dan balik lagi ke Tiongkok. Serta dapat makan dan hotel selama 5 hari 4 malam, tranportasi maupun pramuwisata. Jadi kualitasnya seperti apa,” ungkapnya.
Belakangan ini, diperkirakan ada persaingan harga antar travel agent sehingga dijual lebih murah. Oleh karena, sebelumnnya dijual dengan 777 RMB atau sekitar Rp 1,5 juta, turun lagi menjadi 499 RMB atau sekitar Rp 1 juta, bahkan sudah sampai 299 RMB sekitar Rp 600 ribu. Paket wisata ke Bali sempat dijual 999 RMB (Renin Bi) atau sekitar Rp2 juta. Harga tersebut sudah termasuk tiket pesawat pulang pergi, makan dan hotel untuk 5 hari 4 malam. “Wisatawan iming-iming harga murah, tapi sampai di Bali diwajibkan belanja ketika masuk dalam toko ‘shopping’ yang sudah tentukan oleh oknum,” ungkapnya.
Baca juga :
https://jarrakpos.com/2018/10/08/obyek-wisata-ceking-segera-ditata-jadi-ijin-pengelolaan-kawasan/
Mereka tentunya dipaksa belanja dengan menempatkan para karyawan yang handal membujuk dan dipastikan belanja. Usaha itu dengan memberikan subsidi hingga USD 170 per kepala kepada travel agent Tiongkok. Bahkan pernah tersebar sebuah video toko “shopping” mamarahi wisatawannya yang tidak mau berbelaja. Untuk itu, praktek itu benar-benar merugikan dan merusak nama Bali yang selama ini dikenal dunia akan keramahtamahan dan sopan santun terhadap para tamu. aya/ama
Pingback: Bali Mau Diobral, Tega Terima Paket Wisatawan Tiongkok Seharga Rp198 Ribu - Bersama Membangun Bangsa
Pingback: Page not found - Bersama Membangun Bangsa