OLAHRAGA
Prestasi Olahraga Tanpa Fasilitas, Dewa Susila : Itu Mission Impossible
[socialpoll id=”2522805″]
Denpasar, JARRAKPOS.com – Pembangunan keolahragaan Bali mempunyai sejumlah masalah serius salah satunya minimnya fasilitas keolahragaan yang memadai apalagi berstandar internasional. Kondisi ini juga berimbas Bali belum bisa menjadi tuan rumah PON (Pekan Olahraga Nasional) apalagi menjadi salah satu venue multievent internasional sekelas SEA Games maupun Asian Games. Jika tidak ada pembangunan fasilitas olahraga yang memadai dan berstandar internasional dikhawatirkan prestasi keolahragaan di Bali akan mandeg. “Membangun prestasi olahraga yang berkelanjutan hingga ke level internasional tanpa fasilitas keolahragaan yang memadai itu ibarat mission impossible,” kata pengurus KONI Bali Bidang Hubungan Luar Negeri dan Sport Tourism I Dewa Putu Susila usai peringatan HUT ke-80 KONI di areal GOR Ngurah Rai, Denpasar, Senin (15/10/2018).
Dewa Susila memandang ada dua jenis prestasi terkait dengan event keolahragaan. Pertama, prestasi dari sisi raihan juara/medali berkat perjuangan para atlet, pembina/pelatih, cabang olahraga (cabor) dan stakeholder terkait. Kedua, prestasi dari sisi penyelenggaraan event-event olahraga baik skala lokal, nasional dan internasional. Hal ini menyangkut infrastruktur, fasilitas dan sarana prasarana memadai bahkan berstandar internasional hingga keberhasilan manajemen event. “Jadi prestasi capaian para atlet harus sejalan juga dengan prestasi Bali untuk bisa menggelar event-event skala internasional yang tentu harus didukung dengan fasilitas berstandar internasional juga,” ujar Dewa Susila yang juga Sekretaris Umum Persatuan Gateball Seluruh Indonesia (Pergatsi) Bali itu.
Baca juga :
Dicontohkan Bali dengan nama besarnya yang dikenal sebagai destinasi pariwisata kelas dunia tentu punya modal dasar yang kuat untuk menjadi venue event internasional sekelas Asian Games maupun SEA Games dan juga mendukung sport tourism. Namun memang pekerjaan rumah terbesar adalah pembangunan fasilitas olahraga yang bertaraf internasional sehingga layak menjadi tuan rumah event-event olahraga dan sport tourism bertaraf internasional baik di level Asia Tenggara, Asia maupun dunia. “Jika banyak dibangun fasilitas dan sarana prasarana olahraga bertaraf internasional di Bali maka kita akan menjadi destinasi sport tourism dan tuan rumah event olahraga kelas dunia,” tambah Dewa Susila yang dikenal getol menyuarakan pengembangan sport tourism di Bali.
Ia kembali mencontohkan dalam Asian Games tahun 2018 ini Bali hanya jadi penonton, dan harus menunggu paling tidak 50 tahun hingga 60 tahun lagi Indonesia baru kembali berpeluang menjadi tuan rumah. Namun masih ada kesempatan di SEA Games. Kemungkinan pada tahun 2027 atau 2029 atau paling tidak tahun 2031 Indonesia akan kembali menjadi ruang rumah SEA Games setelah terakhir kali di tahun 2011 yang venue pertandingannya dipusatkan lagi-lagi hanya di Jakarta dan Palembang. “Jika 11 atau 13 tahun lagi Indonesia jadi tuan rumah SEA Game, Bali harus punya kesempatan unjuk gigi sebagai salah satu venue pertandingan. Jangan kita lagi-lagi hanya jadi penonton. Maka harus ada keseriusan Pemprov Bali menyiapkan fasilitas dan sarana prasarana olahraga. Dan target terdekat tentu harus bisa jadi tuan rumah PON lebih dulu pada 2028,” pungkas Dewa Susila yang juga caleg DPRD Bali dapil Tabanan nokor urut 2 dari Partai NasDem itu.
Baca juga :
Maka melalui momentum peringatan HUT ke-80 KONI diharapkan menjadi landasan dan komitmen kuat seluruh stakeholder dan insan olahraga di Bali untuk menyiapkan langkah strategis pembinaan olahraga berkesinambungan menuju prestasi yang berkelanjutan. “Perkembangan olahraga di Bali belum bisa maksimal. Sebab tidak didukung dengan infrastruktur, fasilitas dan sarana prasarana olahraga yang memadai,” papar Ketua Umum KONI Bali I Ketut Suwandi. Untuk itu KONI Bali menagih political will atau komitmen yang kuat dari pemerintah untuk membangun infrastruktur dan fasilitas keolahragaan di Bali. “Kita sangat minim insfrastruktur dan fasilitas olahraga berstandar internasional. Kalau pemerintah mau dan punya political will yang kuat pasti bisa membangun itu,” tegas Suwandi. ana/ama
You must be logged in to post a comment Login