NEWS
Proyek Tukad Mati “Dibongkar”, Kepala Balai Diminta Diturunkan
Badung, JARRAKPOS.com – Warga Kelurahan Legian mempertanyakan kualitas Proyek Pembangunan Prasarana Pengendali abanjir Tukad (sungai) Mati Tengah yang ada di wilayahnya. Mereka mempertanyakan kualitas pengerjaan proyek yang ditaget tuntas dibangun tahun 2019, mengemuka setelah beberapa kali Ketua LPM Kelurahan Kuta, I Wayan Puspa Negara, SP.MSi., bersama seluruh elemen masyarakat setempat melaksanakan kegiatan rutin pembersihan wilayah. Disinyalir proyek dikerjakan tidak sesuai harapan, sehingga pihaknya meminta proses proyek segera “dibongkar” dievaluasi apakah sudah sesuai perencanaan. “Bongkar permasalahannya!. Gambar yang disosialisasikan adalah X tapi hasilnya Y, tentu kita ingin melihat secara rijit (menyeluruh, red) kenapa hasilnya menyimpang dari sosialisaai,” ujar Puspa Negara, saat ditemui di Legian, Kuta, Badung, Kamis (21/5/2020).
Dijelaskan Puspa Negara, Pembangunan Prasarana Pengendalian Banjir Tukad Mati dilakukan Kementerian PUPR melalui Balai Wilayah Sungai Bali Penida Ditjen Sumber Daya Air (SDA) dibagi dalam dua segmen, yakni Tukad Mati Hilir dan Tengah. Pelaksanaan proyeknya dikerjakan secara bertahap melalui kontrak tahun jamak (multi years) yang ditargetkan selesai tahun 2019. Untuk pegerjaan di wilayahnya dilakukan kurang lebih sepanjang 800 meter. Sesuai rencana proyek, Tukad Mati akan disulap menjadi salah stau destinasi yang telah diawali tahap sosialisasi di masyarakat lanjut dikerjakan dan tuntas di tahun 2019.
Karena proyek terlihat tidak dikerjakan tuntas, Puspa Negara meminta pemerintah dalam hal ini Kepala Balai Wilayah Sungai Bali Penida segera diturunkan ke lokasi untuk melakukan pengecekan. “Kepala Balai harus bertanggung jawab terhadap Tukad Mati. Bila perlu Kepala Balai turun ke lokasi melihat gambar dan kenyataan biar jangan dikantor saja diamnya. Coba pastikan di lokasi apa pengerjaannya sudah benar,” sentil mantan Anggota Komisi B DPRD Badung dua periode ini. General Manager Discovery Mall, Kuta ini mengaku baru menjabat Ketua LPM Kelurahan Legian sejak 4 Mei 2020, sehingga belum sempat mengunjungi Direksi Keet untuk proyek tersebut. Namun cukup disayangkan informasi di lapangan hanya ada spanduk pengerjaan proyek saja, tanpa mencantumkan waktu dan lama pengerjaan termasuk anggaran yang akan direalisasikan. Namun jelas pada gambar perencanaan menunjukkan hal berbeda dengan kondisi sebenarnya Tukad Mati saat ini.
“Yang pasti proyek ini nilainya puluhan miliar, kemudian yang disosialisasikan di Legian adalah sepanjang 800 meter itu merubah Tukad Mati menjadi destinasi. Seperti gambar-gambar yang sudah dibuat tapi kenyataannya yang terjadi Tukad Mati itu hanya diberikan tanggul yang seharusnya ada patung, tanaman hias ini kan tidak ada. Harusnya ada senderan yang sesuai dengan gambar, ini kan senderan yang lama di gambar kan senderan baru. Sama sekali tidak sesuai dengan spek gambar yang disampaikan. Kondisi yang sekarang panas, karena semua pohon ditebang yang dulunya berisi pohon butterfly,” terangnya.
Dilokasi juga terlihat tidak ada upaya normalisaai sedimentasi sungai hingga bibir sungai banyak ditumbuhi semak belukar dan rumput liar. Pohon yang banyak ditebang saat pengerjaan proyek juga belum diganti yang rencananya akan ditanami pohon bunga tabebuya untuk menjadikan kawasan tersebut sebagai destinasi atau kawasan rekreasi yang diharapkan menjadi icon baru di Kelurahan Legian. “Gambarnya bagus, tapi kenyataannya jauh panggang dari api. Kita menyayangkan proyek disosialisasikan kepada masyarakat dan masyarakat diberikan harapan oleh pihak balai bahwa ini akan menjadi destinasi, justru ini menjadi tempat yang kumuh dan kurang bagus dipandang mata dan panas karena tidak ada pohon perindang,” kritik mantan Sekretaris DPD Partai Golkar Badung itu.
Tanpa mengatakan proyek ada penyimpangan atau tindakan korupsi, Puspa Negara memastikan ada yang salah dari tahap perencanaan, pengerjaan hingga hasil dilapangan yang tidak sesuai harapan. Pihak LPM Kelurahan Legian sebelumnya juga dikatakan telah memanggil pihak pengawas proyek dan mendapatkan penjelasan pengerjaan akan rampung di bulan Februari 2020. Guna mewujudkan Sparkling Legian untuk menata estetika kawasan, Puspa Negara mendesak Kepala Balai Wilayah Sungai Bali Penida turun kelapangan untuk membuktikan apakah benar telah terjadi penyimpangan dalam pengerjaan proyek. Saat dikonfirmasi, pihak Balai Wilayah Sungai Bali Penida Ditjen Sumber Daya Air (SDA) belum bisa diminta tanggapan. Ketika hingga Rabu (27/5/2020) dihubungi belum bisa merespon sampai berita ini diturunkan. eja/ama